Pusat Data dan Informasi Wakaf Keuangan Mikro Syariah LKMS dan Lembaga Keuangan Syariah LKS

170 WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif 2 Bank Syariah Mandiri, 3 Bank BNI Syariah, 4 Bank Mega Syariah, 5 Bank DKI Syariah, 6 Bank BTN Syariah, 7 Bank Syariah Bukopin, 8 BPD Jogya Syariah, 9 BPD Kalbar Syariah, 10 BPD Jateng Syariah, 11 BPD Kepri Riau Syariah, 12 BPD Jaim Syariah, 13 BPD Sumut Syariah, 14 Bank CIMB Niaga Syariah, 15 Panin Bank Syariah. Pada prinsipnya, semakin banyak LKS-PWU yang terlibat sebagai penerima setoran wakaf, maka semakin mudah masyarakat menyalurkan wakaf uang. Karena itu, masih diperlukan lembaga-lembaga lainnya sebagai mitra LKS- PWU dalam menghimpun wakaf uang, seperi Koperasi Syariah, Bait al-Māl wa al-Tamwīl, atau Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS.

5.8. Forum Organisasi Wakaf FOKAF

Parisipasi publik dalam pengelolaan dan pengambangan wakaf memiliki tempat dan peranan pening dalam insitusi wakaf. Munculnya ide dan gagasan tentang berbagai hal akivitas wakaf biasanya imbul dari masyarakat sebagai pengguna wakaf. Terlebih dengan imbulnya berbagai organisasi atau insitusi pengelola wakaf yang tumbuh dan berkembang di luar dari lembaga yang telah ditentukan oleh pemerintah. Semakin banyak program-program dengan berbagai inovasi pola pengembangan produk wakaf sesuai dengan situasi dan perkembangan zaman. Beberapa di antaranya, seperi Tabung Wakaf Indonesia TWI, Baitul Māl Muamalat BMM, Dompet Peduli Ummat Dārut Tauhīd DPU-DT, dan beberapa lembaga lainnya yang juga melakukan kegiatan penghimpunan zakat dan infak. 171 WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif Melihat banyaknya lembaga wakaf independen yang terus bertambah dari tahun ke tahun, maka diperlukan sebuah wadah silaturahim antarpengelola wakaf untuk berbagi manfaat dan keuntungan bersama demi kepeningan tujuan wakaf. Oleh sebab itu, diperlukan asosiasi lembaga pengelola wakaf. Berbagai manfaat dapat dihasilkan melalui asosiasi dan forum organisasi wakaf, di antaranya, adalah sebagai berikut: 1 Berbagi ilmu dan wawasan seputar pemeliharaan, pengelolaan dan pengembangan wakaf. 2 Menambah jaringan kemitraan dengan saling bersinergi di antara organisasi dengan melihat kekurangan dan kelebihan masing-masing sesuai dengan visi dan misi organisasi. 3 Bersatu padu berjalan seiring dengan menyatukan seluruh potensi lembaga masing-masing, namun dikemas secara apik. Seperi halnya, menyusun cetak biru pengembangan wakaf, panduan pengelolaan wakaf, mengeluarkan standar-standar baku pengelolaan dan kinerja lembaga wakaf, Waqf Core Principle, pelaihan SDM dan kode eik serta standar profesi keamilan. 4 Selain itu, peran pening lainnya adalah memberikan masukan kepada pemerintahlembaga eksekuif dan yudikaif yang berkaitan dengan masalah regulasi wakaf dan tantangan di masa mendatang, serta mendorong pemerintah menerbitkan payung hukum wakaf dalam bentuk undang-undang serta perda-perda pengelolaan wakaf atau mengajukan berbagai permasalahan dan hambatan akibat terkait regulasi yang diterapkan. Dengan demikian, keberadaan asosiasi pengelola wakaf sebagai pendukung tercapainya cita-cita ideal wakaf sangat diperlukan. 5 Memberikan moivasi serta memperjelas pemetaan kekuatan wakaf pada masing-masing lembaga secara khusus, dan masing-masing daerah secara umum. Kebutuhan akan asosiasi dan forum lembaga wakaf tentunya idak terbatas hanya pada internal negara saja, namun lebih luas mencakup dunia internasional. Terlebih beberapa negara, seperi Saudi Arabia, Kuwait, Libanon, Malaysia, Turki, Yordania, Mesir, bahkan beberapa negara di Eropa telah berhasil mengembangkan sistem pengelolaan dan pengembangan wakaf yang baik. Karenanya, dibutuhkan asosiasi dan forum wakaf dalam level nasional dan internasional sekaligus.