197
WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif
konten sebagai berikut: 1 Deskripsi aset wakaf yang dikelola;
2 Laba kotor tahunan dari pengelolaan aset seidaknya lima tahun terakhir; 3 Nilai pendapatan pemerintah, pajak dan sewa tahunan terutang dari aset
tersebut; 4 Beban tahunan pengelolaan aset wakaf;
5 Besaran gaji tahunan dan tunjangan nazhir; 6 Hal lain yang dianggap perlu untuk disampaikan;
7 Pernyataan di atas disertai akta ikrar wakaf atau pernyataan asal usul aset wakaf.
Pada masa kemerdekaan, terbitlah Awqaf Ordinance tahun 1962 serta Provincial Waqf Property Ordinances
yang terbit pada 1979. Pelaksanaan prakik wakaf di negara Pakistan oleh Ministry of Religious Afairs and
Endowment dilakukan dengan menunjuk administrator wakaf di seiap
provinsi yang berwenang mengatur dan mengelola aset-aset wakaf di iap provinsi di Pakistan. Wakaf disalurkan untuk membangun gedung-gedung,
seperi masjid, madrasah, pani asuhan dan lembaga amal sosial.
6.7. Bangladesh
Prakik perwakafan di Bangladesh memiliki sejarah yang panjang seiring sejarah Islam di wilayah tersebut. Ahmed dan Saiullah nd menyatakan,
bahwa wakaf di Bangladesh dimulai sejak awal kekuasaan Islam di wilayah tersebut pada abad kedelapan Masehi. Pelaksanaan wakaf di Bangladesh
semakin masif pada masa kekuasaan dinasi Mughal dengan banyaknya Madrasah dan lembaga sosial kemasyarakatan yang dibangun berbasis wakaf.
Salah satu yang terkenal adalah wakaf dari Haji Muhammad Mohsin dari Hughli, India, yang didirikan pada 1806 yang menjadi pusat akivitas dakwah di
Bangladesh berbasis wakaf. Pada masa-masa kekuasaan dinasi Islam tersebut, pengelolaan wakaf didasarkan pada ikih Islam, khususnya mazhab Hanai.
Kondisi tersebut berubah seiring masuknya kekuasaan kolonial. Tradisi wakaf di Bangladesh idak lagi sebanyak pada masa sebelumnya. Salah
satu penyebabnya adalah pada masa awal pemerintahan Briish East India
198
WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif
Company BEIC, mereka idak ikut campur dalam pengelolaan wakaf. Hal ini
terjadi hingga pada tahun 1810 terbitlah Regulaion XIX pada 1810 yang isinya ialah bahwa aset-aset wakaf berada di bawah kontrol dari Board of Revenue
dari BEIC. Kondisi ini terus berlangsung hingga terbitnya Religious Endowment Act
tahun 1863 yang memberikan ketentuan bahwa seiap aset yang berkaitan dengan masjid, kuil dan tempat keagamaan lainnya diserahkan pengelolaannya
kepada pihak pengelola tertentu Trustee dengan pengawasan dilakukan oleh Komite Lokal yang bertanggung jawab kepada Board of Revenue. Sejak saat
itu, pengelolaan wakaf di Bangladesh, sebagaimana wakaf di India, idaklah menjadi urusan pemerintah. Bahkan, pada Trusts Act 1882 dinyatakan bahwa