Malaysia http: www.bi.go.id id publikasi seri ekonomi keuangan syariah Documents Buku wakaf.

191 WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif - Naional Land Code 1965 NLC, - Administraion of Islamic Law Federal Territories Act 505 of 1993, - Selangor Wakaf Enactment No. 7 of 1999, - Trustee Act 1949 Act 208, - Malacca Wakaf Enactment 2005, - Negeri Sembilan Wakaf Enactment 2005, - Dan peraturan hukum Islam lainnya yang dikeluarkan seiap negara bagian. - Speciic Relief Act 1950, - Contracts Act 1950. Sistem perwakafan di Malaysia sendiri berpusat pada pemerintah pada seiap negara bagian. Hal ini dikarenakan 9 dari 13 negara bagian di Malaysia adalah negara berbentuk kesultanan dengan sultan atau dengan gelar lain yang seingkat sebagai kepala pemerintahan lokal merupakan kepala agama Islam di daerah yang dipimpinnya. Adapun pada negara-negara bagian yang idak memiliki sultan seperi Sabah, Serawak dan Malaka, serta teritori federal seperi Kuala Lumpur dan Putrajaya, maka pengaturan wakafnya sebagaimana aturan agama Islam lainnya berada di bawah pemerintah federal. Seiap negara bagian memiliki sebuah Majlis Ugama Islam MUI sebagai pelaksana seiap aturan agama Islam di negara bagian bersangkutan. Kemudian, seiap MUI memiliki wewenang untuk mengesahkan, mengatur, mengawasi dan mengelola wakaf konsumif yang berada di dalam negara bagian. Majlis tersebut memiliki Dewan Penasihat dan Komite Manajemen Aset Wakaf. Dewan Penasihat terdiri atas individu-individu berpengalaman di bidang hukum syariah yang ditunjuk oleh Majlis dengan Muti negara bagian, sekretaris MUI, Direktur Agraria negara bagian serta pejabat negara bagian di bidang konsultan hukum menjadi anggota tetap. Adapun anggota lainnya terdiri atas pejabat keuangan negara bagian, para akademisi dan prakisi pada profesi terkait hukum syariah, manajemen properi dan manajemen keuangan Tahir, nd. Berdasarkan pemaparan di atas, secara implisit dapat disimpulkan bahwa kerangka hukum yang berlaku di Malaysia cenderung idak seragam antarnegara bagian. Menurut Khalil et al 2014, kerangka hukum dan prakik pengelolaan wakaf yang idak seragam berpengaruh pada eisiensi perencanaan dan distribusi antarnegara bagian. Hassan nd telah mengindeniikasi adanya 192 WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif celah pada kerangka hukum administrasi wakaf di Malaysia yang diatur dengan beragam hukum yang dikeluarkan masing-masing negara bagian. Keiadaan aturan wakaf yang bersifat tunggal menyebabkan permasalahan atas pemahaman dan interpretasi wakaf, karena adanya perbedaan fatwa di iap negara bagian Ibrahim, 2012. Kondisi tersebut menyebabkan implementasi wakaf menjadi inkoheren Alawiah, 2012. Selain itu, pengelolaan wakaf di Malaysia yang secara umum berada pada wewenang MUI dianggap belum secara signiikan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, baik secara ekonomi dan sosial. Hal tersebut disebabkan oleh pengabaian otoritas terhadap manajemen keuangan wakaf Alawiah Kharbhari, 2007. Permasalahan tersebut mendorong masyarakat Malaysia agar pemerintah membentuk insitusi wakaf yang mengelola wakaf secara terpusat dengan manajemen yang eisien sehingga dapat mendorong pertumbuhan aset wakaf di Malaysia. Oleh sebab itu, Perdana Menteri Tun Abdullah Ahmad Badawi mengumumkan pembentukan Department of Waqf, Zakat and Haj JAWHAR pada tahun 2008. JAWHAR merupakan pelaksana kewenangan pemerintah federal dalam urusan pengelolaan wakaf. Pembentukan JAWHAR diharapkan memberikan perkembangan pada pengelolaan wakaf secara lebih terorganisir, sistemais dan efekif. Namun, pada dasarnya, Majlis Ugama Islam atau Majelis Agama Islam seiap negara bagianlah yang diberi kewenangan penuh untuk mengatur dan mengelola aset wakaf yang berada di daerahnya, karena MUI seiap negara bagianlah yang merupakan pengelola utama aset wakaf di negara bagian masing-masing Ibrahim et al, 2013. Karenanya, JAWHAR dalam menjalankan tugasnya sebagai pelaksana kekuasaan federal di bidang perwakafan hanya berindak sebagai koordinator MUI-MUI yang terdapat di negara bagian. Isu lainnya terkait aspek hukum dari sistem wakaf di Malaysia ialah terkait kekuasaan kehakiman dalam penanganan sengketa wakaf. Meskipun sistem perwakafan di Malaysia berpusat pada MUI seiap negara bagian, banyak sengketa wakaf yang justru berujung pada pengadilan umum, bukan pengadilan syariah. Dalam sistem yudikaif di Malaysia, pengadilan umum berada lebih inggi dari pengadilan syariah. Hal ini menyebabkan banyak perbedaan dalam perkara syariat yang seharusnya hanya dapat diselesaikan di pengadilan syariah. Hal ini disebabkan oleh kompetensi hakim di pengadilan umum yang menguasai hukum sipil dan hanya sedikit sekali penguasaan syariat Islam. 193 WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif

6.3. Sudan

Prakik wakaf memiliki sejarah panjang di negeri Sudan. Wakaf yang pertama kali tercatat dalam sejarah ialah sebuah masjid di daerah Dongala Al-Aguz yang dibangun pada abad kesembilan masehi Abdel Hadi, 1997: 5. Seiring waktu, jumlah aset wakaf di Sudan kian bertambah bahkan melewai batas negeri Sudan. Hal ini terjadi pada periode Az Zarqa di bawah pemerintahan Sultan Sinnar yang mewakakan sejumlah tanah yang dibelinya di Makkah dan Madinah dalam rangka melayani kepeningan para jamaah haji dari Sudan. Wakaf sang Sultan kemudian terkenal dengan isilah As-Sinnariah. Menurut Cizakca 2000, kondisi perwakafan di Sudan secara umum tergolong lemah. Hal ini disebabkan karena prakik wakaf di Sudan sejak masa klasik hingga pra kemerdekaan sangat bergantung pada bantuan dari wakaf di Mesir. Kondisi tersebut diperparah dengan instabilitas poliik yang melanda negeri tersebut akibat pertentangan antara kaum sekuler dan kaum Islamis. Pada awal masa kemerdekaannya pada tahun 1956, Sudan yang dikuasai kaum sekuler mengalami kemunduran dari sisi pengelolaan wakaf karena keiadaan perhaian dari pemerintah disertai kerugian keuangan akibat kondisi perekonomian yang jatuh akibat inlasi. Meskipun demikian, rezim sekuler masih memiliki kontribusi dalam perwakafan dengan penerbitan Awqaf and Religious Law yang berlaku pada 1980 yang diikui dengan pendirian Ministry of Awqaf and Religious Afairs sebagai kementerian yang bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan wakaf di Sudan. Meskipun demikian, kementerian tersebut dinilai idak memberikan perubahan signiikan bagi pengelolaan wakaf di Sudan, sehingga pada akhir 1989 tercatat turun hanya menjadi satu juta pound Sudan pada seluruh aset wakaf di Sudan. Kondisi wakaf di Sudan secara radikal berubah dengan adanya Revolusi Penyelamatan Islam pada 1989. Seluruh atribut syariat Islam, termasuk wakaf mengalami perkembangan signiikan dengan terbitnya Islamic Awqaf Organisaion Law pada 1989 dan Sharia Courts Law pada 1992. Regulator sekaligus operator utama perwakafan di Sudan adalah Ministry of Awqaf and Religious Afairs yang memiliki kewenangan mengelola aset wakaf ataupun menunjuk nazhir untuk mengelola aset wakaf yang ada. Arah pengelolaan wakaf pada masa kekuasaan Naional Islamic Front di Sudan dilakukan dengan dua metode: 1 Ekstensiikasi aset wakaf. Aset-aset wakaf baru terus digalakkan oleh 194 WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif negara, baik berupa wakaf tanah maupun wakaf uang. 2 Intensiikasi aset wakaf. Aset-aset wakaf yang telah ada tetap dikelola dengan terus melakukan perbaikan manajemen secara berkelanjutan. Pada tahun 1995, pemerintah Sudan mendirikan Great Awqaf Company yang