Prakik Wakaf di Zaman Rasulullah dan Sahabat
101
WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif
jihad di jalan Allah. Ketentuan pembagian harta rampasan tersebut bukan dari perintah Rasulullah, melainkan irman Allah SWT dalam surat al-Hasyr
[59]: 6 al-Sayyid, 1968: 365.
Lainnya, harta rampasan perang dari Khaibar dan Fadak yang dibagikan Rasulullah untuk keluarga dan sahabat-sahabatnya. Namun, Sa’ad al-
Hujaili 1999: 136 menyebutkan, bahwa harta dari Fadak diwakakan untuk keperluan ibnu sabīl, sementara Khaibar dibagi menjadi iga, dua
bagian untuk kaum muslimin, satu bagian untuk keluarga Rasulullah, di mana sisanya diberikan Rasulullah kepada fakir miskin dari kaum
Muhajirin. Barang-barang lainnya, seperi rumah, peralatan perang, perlengkapan pakaian, binatang tunggangan dan ternak, juga diwakakan
setelah wafatnya Rasulullah. Namun, sebagian besar sudah sulit ditemukan keberadaannya saat ini, kecuali beberapa saja yang tersimpan dalam
peninggalan sejarah.
Kemudian juga terdapat beberapa masjid yang dibangun di beberapa tempat dakwah Rasulullah saw, masjid-masjid ini disebut dengan “al-
Masājid al-Atsariyyah”, yaitu masjid-masjid yang dibangun pada masa perjalanan dakwah Rasulullah menyebarkan Islam. Di antaranya, yaitu:
masjid Nabawi, Kuba,al-Ijābah, Bani Anīf, Bani Harām, Bani Dinār, Bani Dhafar, Jum’ah, dan masih banyak masjid lainnya al-Ghani, 1999.
Pada saat Rasulullah hidup, pengelolaan wakaf dipercayakan kepada Abu Rāi’ yang memiliki nama asli Ibrahim. Setelah wafat, pengelolaan wakaf
diserahkan kepada Ali bin Abi Thalib, dilanjutkan Hasan bin Ali, kemudian Husain bin Ali, diserahkan kepada Ali bin Husain, seterusnya Hasan bin
Hasan, Zaid bin Hasan, dan Abdullah bin Hasan, sampai kepada masa Abbasiyahal-Asqalāni, 1960: 197.
2 Wakaf para Sahabat Rasulullah
Telah disebutkan dalam berbagai riwayat Hadis tentang wakaf para sahabat berupa tanah yang berharga dan berbagai harta yang bermanfaat.
Di antaranya adalah: a. Hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari, tentang tanah di Khaibar yang
bernama Samagh telah diwakakan oleh Umar bin Khatab ra al- Asqalāni, 1960: 392, serta rumah yang diwakakan kepada anaknya
102
WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif
di Madinah al-Hujaili, 1999: 165. Hingga saat ini wakaf Khaibar dimanfaatkan untuk kebun kurma.
b. Ustman bin ‘Afān mewakakan sumur Raumah yang diriwayatkan dalam Hadis Nasai, Tirmidzi, dan Bukhāri Ghuddah, 1986: 235; al-
Bāqi, 1978: 290; al-Asqalāni, 1960: 407. Manfaat dari wakaf sumur ini juga masih terjaga dengan baik hingga saat ini.
c. Ali bin Abi Thalib juga mewakakan hartanya di Yanbu’ dan Khaibar, Mu’az bin Jabal, Asma bini Abi Bakar, serta istri-istri Rasulullah, seperi
Ummu Salamah, Shaiyah bini Hayi, dan Ummu Habibah juga ikut mewakakan rumah-rumahnya di Madinah al-Hujaili, 1999: 165.
d. Zubair bin Awwam mewakakan rumah untuk keturunannya yang tersebar di Madinah, Mesir dan Makkah al-Dārimi, 1987: 427.e.
Khālid bin Wālid juga mewakakan harta dan senjata perangnya Qal’aji, 1990: 336.
e. Khālid bin Wālid juga mewakakan harta dan senjata perangnya Qal’aji, 1990: 336.
f. Anas bin Mālik juga mewakakan rumah di Madinah al-Bandari dan Kasrawi, 1991: 161.
g. Diriwayatkan juga oleh al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Sughrā, bahwa Faimah, putri Rasulullah, juga mewakakan hartanya untuk Bani
Hasyim dan Bani al-Muthalib Qal’aji, 1990: 336. h. Lainnya, Sa’ad bin Abi Waqāsh, Abu Arwa al-Dausi, Jābir bin Abdullah,
Sa’ad bin ‘Ubādah, ‘Uqbah bin ‘Āmir, Abdullah bin Zubair, Hakīm bin Hazam, ‘Amru bin ‘dan Āsh, Sa’īd bin Zaid juga mewakakan harta
mereka di jalan Allah al-Hujaili, 1999: 166.
Wakaf yang diberikan oleh para sahabat secara keseluruhan dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan jumlahnya secara berurut,
dimulai dari wakaf rumah, tanah, peralatan perang, dan yang terakhir adalah sumber air. Al-Hujaili 1999: 184 juga menceritakan bahwa hasil
wakaf yang dikelola oleh Hafsah, istri Rasulullah yang ditunjuk sebagai nazhir
oleh Umar bin Khatab, diperuntukkan kepada Mujāhid i Sabīlillah orang yang berperang di jalan Allah, membebaskan hamba sahaya, bekal
untuk musair, bantuan kepada orang-orang miskin dan lemah lemah isik, juga diberikan kepada kerabat para pe-wakif, serta orang-orang
103
WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif
lanjut usia, beserta penduduk yang mengemis karena idak berkecukupan pangan. Menurut Abu Bakar al-Hamīdi, wakaf sahabat-sahabat Rasulullah
tersebut masih terjaga hingga saat ini al-Khilāl, 1989: 219-223.