Teori Weber Teori adopsi inovasi Rogers

diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu perilaku pemeliharaan kesehatan Health Maintenance, perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan Health Seeking Behavior , dan perilaku kesehatan lingkungan Notoadmojo, 2007. Beberapa Teori yang sering digunakan untuk menganalisa perilaku kesehatan individu maupun suatiu kelompok masyarakat yaitu teori Weber dan Teori adopsi inovasi Rogers.

1. Teori Weber

Max Weber berpendapat bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Talcott dan Parsons, yang menyatakan bahwa aksi merupakan proses mekanik terhadap suatu stimulus bukan perilaku, sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Menurut Parson bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh sistem sosial, budaya, dan sistem kepribadian dari masing-masing individu Sarwono,1997. a. b. Gambar 3. a Teori aksi Weber dan b Parsons Sarwono, 1997 Stimulus Pengalaamn Persepsi Pemahaman Penafsiran Tindakan Perilaku Individu Sistem Sosial Sistem Budaya Sistem Kepribadian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Teori adopsi inovasi Rogers

Menurut teori inovasi Rogers, secara implisit dalam proses perubahan perilaku adalah adanya suatu gagasan baru yang diperkenalkan kepada individu dan yang diharapkan untuk diterima oleh individu tersebut. Teori ini dikenal dengan innovation decision process . Proses ini terdiri dari lima tahap yaitu, mengetahui atau menyadari tentang adanya ide baru awarness, menaruh perhatian terhadap ide tersebut interest, memberi penilaian evaluation, mencoba memakainya trial, dan bila menyukainya maka setuju untuk menerima ide baru atau hal baru adoption Sarwono,1997. Proses adopsi tidak berhenti setelah suatu inovasi diterima atau ditolak, tetapi dapat berubah lagi sebagai akibat pengaruh lingkungannya. Oleh karena itu, Rogers mengubah teori itu dan membagi proses pembuatan keputusan menjadi empat tahap yaitu: a. Tahap knowledge Mula-mula individu menerima informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan suatu ide baru, ini menimbulkan minat untuk mengenal lebih jauh tentang obyek atau topik tersebut b. Tahap Persuasion Tahap knowledge digunakan oleh petugas kesehatan untuk membujuk atau meningkatkan motivasi individu guna bersedia menerima obyek atau topik yang dianjurkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Tahap Decision Tergantung pada hasil persuasi petugaspendidik kesehatan dan pertimbangan pribadi individu maka dalam tahap decision dibuatlah keputusan untuk menerima atau justru menolak ide tersebut. d. Tahap Confirmation Pada tahap penguatan ini, individu akan meminta dukungan dari lingkungan atas keputusan yang telah diambil tersebut. Bila lingkungan memberikan dukungan positif maka perilaku yang baru tersebut tetap dipertahankan, sedangkan bila lingkungan keberatan dari lingkungan terutama kelompok acuannya maka adopsi itu tidak jadi dipertahankan. Sebaliknya penolakan dapat berubah menjadi adopsi apabila lingkungannya justru memberikan dukungan agar individu menerima ide baru tersebut Sarwono,1997

3. Ranah Perilaku

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DAN TINGKAT PENDAPATAN IBU DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMBERIAN MP-ASI Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dan Tingkat Pendapatan Ibu Dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Pemberian Mp-Asi Dalam Buku Kia Di Desa Bulusulur Ka

0 3 16

Hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan dengan perilaku swamedikasi sakit kepala oleh ibu-ibu di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juli-September 2007.

0 0 2

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

9 48 194

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 7 204

Identifikasi Problem swamedikasi Common Cold di kalangan ibu-ibu di Propinsi di Yogyakarta.

0 0 26

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 202

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penggunaan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 197

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit oleh ibu--ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 216

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 192

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi diare oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 200