Food Supplement Vitamin PENELAAHAN PUSTAKA

B. Food Supplement

Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.00.05.23.3644 pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan yang mempunyai nilai gizi dan efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi Anonim, 2004 b . Food Supplement atau Suplemen kesehatan atau disebut juga dietary supplement adalah produk kesehatan yang mengandung satu atau lebih zat yang bersifat nutrisi atau obat. Suplemen dikelompokkan menjadi vitamin, mineral, enzim, efek mirip hormon, antioksidan, dan herba Olivia,Alam,Hadibroto, 2006. Kode pendaftaran suplemen makanan ditandai dengan SD berarti suplemen dalam negeri, SL berarti Suplemen Lisensi dan SI yang berarti suplemen impor. Suplemen makanan dapat berbentuk tablet, kapsul, pil, garanul, serbuk, jeli, dan larutan oral. Vitamin sebenarnya dapat digunakan sebagai obat tidak hanya sebagai suplemen untuk pencegahan, perbaikan atau pemeliharaan Huckleberry dan Rollins, 2004. Fungsi vitamin terutama sebagai koenzim, mengaktifkan bagian protein dari enzim yang diperlukan untuk pertumbuhan normal dan metabolisme Sartono, 1993.

C. Vitamin

Vitamin adalah zat esensial yang diperlukan untuk membantu kelancaran penyerapan zat gizi dan proses metabolisme tubuh Olivia dkk, 2006. Vitamin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI umumnya tidak dapat disentesis dalam tubuh manusia, sehingga harus disediakan dari sumber lain. Tetapi ada beberapa vitamin yang dapat dibuat didalam tubuh, dengan mengubahnya dari provitamin atau prekusor vitamin seperti vitamin A dengan provitamin karotin Sediaoetama, 2004. Tjay dan Rahardja 2002 menjelaskan penggunaan vitamin tambahan dilihat dari sudut pandang medis yaitu penggunaan vitamin tambahan hanya dibenarkan pada keadaan kekurangan, bila kebutuhan meningkat atau selama minum obat– obatan tertentu. Terdapat lima keadaan yang memerlukan vitamin yaitu sebagai berikut ini. 1. Keadaan defisiensi akibat kelainan metabolisme bawaan yang sangat jarang terjadi, keadaan malabsorpsi pada pecandu alkohol, anoreksia, diet ketat untuk melangsingkan tubuh, dan bisa terjadi pada penyakit usus kronis seperti gastritis, penyakit hati dan pankreas, serta diare. 2. Lansia orang-orang di atas usia 60 tahun semua proses faali dalam tubuh mulai mundur dan berlangsung lebih lambat. Sel-sel imun bekerja kurang efisien dan kurang mampu lagi mereparasi kerusakan. Akibat adanya perubahan dalam mukosa dan jonjot usus maka resorpsi vitamin dan elemen dari makanan ke dalam darah sering kali berkurang dan tidak optimal lagi, hal ini dapat menyebabkan terjadinya defisiensi mikronutrien penting tersebut. Sehingga lansia dianjurkan untuk menggunakan multivitamin yang juga berisi mineral. 3. Kebutuhan tubuh akan vitamin meningkat seperti selama masa kehamilan dan menyusui, masa pertumbuhan pada anak-anak dan bayi sampai 3 bulan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vegetarian, perokok dan olahragawan berat. 4. Pasien dengan penyakit kronis seperti Parkinson dan COPD Chronic Obstructive Pulmonary Disease . Obat-obat tertentu yang digunakan secara menahun dapat mengganggu resorpsi, sintesis, dan eksresi vitamin tertentu, seperti INH dan tetrasiklin menghambat flora usus sehingga sintesa vtamin B2, B5, biotin, dan vitamin K terhenti. Di samping itu banyak obat mengurangi nafsu makan atau menimbulkan mual, sakit lambung, diare atau obstipasi, yang dapat menimbulkan berkurangnya pemasukan vitamin dengan makanan. 5. Penggunaan preventif dikarenakan pada tahun-tahun terakhir ini semakin banyak ditemukan indikasi yang menyatakan bahwa berbagai vitamin dengan sifat anti oksidan. Asupan vitamin yang yang diperlukan tubuh disebut Dietary Reference Intakes DRIs. Dietary Reference Intakes ini disarankan oleh Food and Nutrition Board of the Institute of Medicine, National Academic Science . Dietary Reference Intakes meliputi Jumlah vitamin dan yang diperlukan tubuh setiap harinya atau Recommended Dietary Allowance RDA, Pemasukan vitamin yang cukup atau Adequate Intake AIs, Dosis maksimal vitamin dalam sehari atau Tolerable Upper Intake Level UL, serta Rata- rata vitamin yang diperlukan oleh tubuh atau Estimated Average Requirement EAR Huckleberry dan Rollins, 2004. Di Indonesia jumlah vitamin yang hendaknya dikonsumsi tiap hari terdapat dalam Angka Kecukupan Gizi AKG. Angka Kecukupan Gizi adalah suatu kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI umur dan jenis kelamin untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia tercantum pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1593MenkesSKXI2005 seperti pada tabel II dan III. Tabel II. Angka Kecukupan Gizi vitamin A, D, E, K dan C Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1593MenkesSKXI2005 Berdasarkan Umur Vit A Retinol Vit D ghari Vit E mghari Vit K ghari Vit C mghar Anak 0-6 bulan 375 5 4 5 40 7-11bulan 400 5 5 10 40 1-3 tahun 400 5 6 15 40 4-6 tahun 450 5 7 20 45 7-9 tahun 500 5 7 25 45 Pria 10-12 tahun 600 5 11 35 50 13-15 tahun 600 5 15 55 75 16-18 tahun 600 5 15 55 90 19-29 tahun 600 5 15 65 90 30-49 tahun 600 5 15 65 90 50-64 tahun 600 10 15 65 90 65 tahun 600 15 15 65 90 Wanita 10-12 tahun 600 5 11 35 50 13-15 tahun 600 5 15 55 65 16-18 tahun 600 5 15 55 75 19-29 tahun 500 5 15 55 75 30-49 tahun 500 5 15 55 75 50-64 tahun 500 10 15 55 75 65 tahun 500 15 15 90 75 Hamil tambahan Trimester I +300 +0 +0 +0 +10 Trimester II +300 +0 +0 +0 +10 Trimester III +300 +0 +0 +0 +10 Menyusu i 6 bulan pertama +350 +0 +0 +0 +45 6 bulan kedua +350 +0 +0 +0 +45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel III. Angka Kecukupan Gizi Vitamin B 1 , B 2 , B 3 , B 6 , B 9 dan B 12 Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1593MenkesSKXI2005 Berdasarkan Umur Vit B 1 mghari Vit B 2 mghari Vit B 3 mghari Vit B 6 mghari Vit B 9 g hari Vit B 12 ghari Anak 0-6 bulan 0,3 0,3 2 0,1 65 0,4 7-11bulan 0,4 0,4 4 0,3 80 0,5 1-3 tahun 0,5 0,5 6 0,5 150 0,9 4-6 tahun 0,6 0,6 8 0,6 200 1,2 7-9 tahun 0,9 0,9 10 0,9 200 1,5 Pria 10-12 tahun 1,0 1,0 12 13 300 1,8 13-15 tahun 1,2 1,2 14 1,3 400 2,4 16-18 tahun 1,3 1,3 16 1,3 400 2,4 19-29 tahun 1,2 1,3 16 1,3 400 2,4 30-49 tahun 1,2 1,3 16 1,3 400 2,4 50-64 tahun 1,2 1,3 16 1,7 400 2,4 65 tahun 1,0 1,3 16 1,7 400 2,4 Wanita 10-12 tahun 1,0 1,0 12 1,2 300 1,8 13-15 tahun 1,1 1,0 13 1,2 400 2,4 16-18 tahun 1,1 1,0 14 1,2 400 2,4 19-29 tahun 1,0 1,1 14 1,3 400 2,4 30-49 tahun 1,0 1,1 14 1,3 400 2,4 50-64 tahun 1,0 1,1 14 1,5 400 2,4 65 tahun 1,0 1,1 14 1,5 400 2,4 Hamil tambahan Trimester I +0,3 +0,3 +4 +0,4 +200 +0,2 Trimester II +0,3 +0,3 +4 +0,4 +200 +0,2 Trimester I-III +0,3 +0,3 +4 +0,4 +200 +0,2 Menyusui 6 bulan pertama +0,3 +04 +3 +0,5 +100 +0,4 6 bulan kedua +0,3 +04 +3 +0,5 +100 +0,4 Vitamin dibagi dalam dua golongan yaitu yang larut lemak dan larut air. Vitamin A, D, E, K adalah vitamin yang larut larut dalam lemak. Jika jumlahnya berlebih, vitamin ini disimpan dalam jaringan tubuh, sehingga kemungkinan dapat menyebabkan gejala keracunan di dalam tubuh. Sedangkan vitamin C dan B PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI thiamin, riboflavin, piridoksin, niacin, asam pantotenat, biotin dan asam folat larut dalam air. Secara umum vitamin ini sedikit sekali disimpan di dalam tubuh, jika vitamin ini dalam jumlah berlebih akan dikeluarkan bersama urine Huckleberry dan Rollins, 2004. a. Golongan Vitamin Larut Lemak 1 Vitamin A Vitamin A penting untuk pemeliharaan sel kornea dan epitel dari penglihatan., membantu pertumbuhan gigi dan reproduksi Sediaoetama, 2004. Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol bentuk alkohol, retinal aldehida, dan asam retinoat bentuk asam Almatsier, 2003. Vitamin A stabil terhadap cahaya, panas, dan proses memasak yang biasa. Tetapi akan rusak pada suhu tinggi, pengeringan, oksidasi, dan sinar ultra violet UV. Sumber vitamin A, antara lain susu, hati, kuning telur, minyak ikan, serta sayuran yang berwarna hijau dan kuning antara lain wortel, tomat, dan bayam Slamet, 1997. Defisiensi vitamin A jarang terjadi, gejala- gejalanya antara lain buta malam, kornea mata mengering dan mengeras xeroftalmia yang akhirnya timbul kebutaan, pembentukan selaput tanduk berlebihan hiperkeratosis, atrofia mukosa. dan terhambatnya pertumbuhan pada anak-anak. Efek samping dari megadosis di atas 100.000 UI sehari secara kronis berupa mual, muntah, sakit kepala, halusinasi, dan kulit bersisik Tjay dan Rahardja, 2002. 2 Vitamin D Kalsiferol Vitamin D membantu pembentukan, pemeliharaan tulang dan membantu pengerasan tulang Almatsier, 2003. Vitamin D berbentuk kristal putih, dan tahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terhadap panas dan oksidasi Sediaoetama, 2004. Sumber vitamin D, antara lain susu, hati, telur, ikan, dan minyak ikan Sartono, 1993. Defisiensi vitamin D menyebabkan berkurangnya resorpsi kalsium dan fosfat yang penting bagi kerangka. Pada anak-anak perkembangan rangkanya terhenti rakitis dan pada orang dewasa terjadi osteomalasia. Efek samping pada overdosis ringan menyebabkan mual, muntah, diare, sakit kepala, letargi rasa kantuk, haus, dan poliuria Tjay dan Rahardja, 2002. 3 Vitamin E Tokoferol Vitamin E berperan sebagai antioksidan yang melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif. Vitamin E tidak berbau, tidak berwarna, stabil terhadap suhu dan asam, larut dalam lemak dan sebagian besar pelarut organik Almatsier, 2003. Sumber vitamin E antara lain, minyak nabati, seperti minyak jagung, kedelaikacang-kacangan, kelapa, hati, kuning telur, dan sayuran Slamet, 1997. Defisiensi vitamin E dapat menyebabkan hemolisis sel-sel darah merah Sediaoetama, 2004. Efek samping pada penggunaan megadosis di atas 300 UI sehari berupa gangguan saluran cerna, sakit kepala, rasa lemah, dermatitis kontak pada penggunaan lokal dan meniadakan efek vitamin K Tjay dan Rahardja, 2002. 4 Vitamin K Quinone Vitamin K dalam tubuh akan mempengaruhi sistem enzim yang mensintesa faktor pembekuan darah. Vitamin K tahan terhadap asam, oksigen dan kelembaban, tetapi rusak oleh alkali dan sinar UV Slamet, 1997. Sumber vitamin K antara lain kuning telur, minyak hati ikan, brokoli, teh hijau, hati, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bayam, dan kembang kol Olivia dkk, 2006. Defisiensi vitamin K menyebakan darah sukar menggumpal. Efek sampingnya hanya terjadi pada dosis sangat tinggi dan berupa nyeri dada dan perubahan warna kulit Tjay dan Rahardja, 2002. b.Golongan Vitamin Larut Air 1 Vitamin B 1 Tiamin Vitamin B 1 berfungsi sebagai koenzim penting dalam sistem metabolisme karbohidrat, lemak dan protein Almatsier, 2003. Sumber vitamin B 1 antara lain beras dan gandum utuh terutama beras merah, kuning telur, ikan, kacang- kacangan dan polong-polongan Olivia dkk, 2006. Vitamin B 1 tidak stabil terhadap panas, alkali, dan oksigen, tetapi stabil dalam larutan asam. Defisiensi vitamin B 1 , menyebabkan penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada sistem saraf dan kardiovaskular Dewoto dan Wardhini, 2004. 2 Vitamin B 2 Riboflavin Vitamin B 2 berfungsi sebagai komponen dalam koenzim Flavin Adenin Dinukleotida FAD dan Flavin Adenin Mononukleotida FMN yang terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi berbagai jalur metabolisme energi dan mempengaruhi sel Almatsier, 2003. Sumber vitamin B 2 adalah daging, susu telur, sayuran, ragi dan roti. Vitamin B 2 stabil terhadap panas, oksigen, dan asam, tetapi tidak stabil terhadap sinar UV dan alkali Slamet, 1997. Defisiensi vitamin B 2 biasanya timbul secara kronis dengan gejalanya antara lain lidah berwarna merah dadu, erupsi kulit di sekitar hidung, rasa panas di bibir dan kelopak mata Sediaoetama, 2004. Efek samping dari vitamin B 2 adalah warna urin menjadi orange kekuningan Huckleberry dan Rollins, 2004. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Vitamin B 3 Asam Nikotinat Vitamin B 3 berfungsi di dalam tubuh sebagai koenzim Nikotinamid Adenin Dinukleotida NAD dan Nikotinamid Adenin Dinukleotida Fosfat NADP yang diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada metabolismo protein, asam lemak pernapasan sel Almatsier, 2003. Sumber vitamin B 3 antara lain daging, ikan, gandum dan kopi. Vitamin B 3 stabil terhadap stabil terhadap panas, cahaya, oksidasi, asam, dan alkali. Defisiensi vitamin B 3 menyebabkan pelagra dan gejala-gejala tidak berfungsinya saluran pencernaan dan susunan saraf pusat, kulit menjadi kasar, gangguan mental, diare, dan gangguan di mulut Sartono, 1993. Efek samping penggunaan vitamin B3 dapat menyebabkan mual, muntah, diare, hepatotoksik, luka di kulit, dan hipertensi Huckleberry dan Rollins, 2004. 4 Vitamin B 5 Asam Pantotenat Vitamin B 5 adalah bagian koenzim A, yang diperlukan untuk metabolisme karbohidrat dan lemak, dan protein Almatsier, 2003. Sumber vitamin B 5 antara lain telur dan hati . Vitamin B 5 tidak stabil terhadap asam, alkali, panas, dan beberapa senyawa garam Sartono, 1993 . Defisiensi vitamin B 5 menyebabkan gejala nyeri otot, depresi, kelelahan, kerontokan rambut, dan insomnia Olivia dkk, 2006. Efek samping penggunaan diatas 20 g dapat menyebabkan diare dan dehidrasi Huckleberry dan Rollins, 2004. 5 Vitamin B 6 Piridoksin Vitamin B 6 merupakan bagian dari koenzim Piridoksal Fosfat PLP dan Piridoksamin Fosfat PMP yang membantu metabolisme protein, membantu perubahan triptofan menjadi niasin dan membantu pembentukan sel darah merah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Almatsier, 2003. Sumber vitamin B 6 antara lain hati, susu, telur, ikan, kentang, kacang-kacangan, pisang, dan kubis Olivia dkk, 2006. Vitamin B 6 stabil terhadap panas, cahaya, dan oksidasi. Defisiensi vitamin B 6 menyebabkan gejala kejang- kejang pada bayi, kekurangan darah, dan gangguan kulit Slamet, 1997. Efek sampingnya jarang terjadi, gejalanya yang timbul berupa reaksi alergi, penggunaan lama menyebabkan ataksia dan neuropati serius Tjay dan Rahardja, 2002. 6 Vitamin B 8 Vitamin H Biotin Vitamin B 8 berfungsi sebagai koenzim dari berbagai penggunaan lemak dan asam amino. Sumber vitamin B 8 antara lain keju, hati, kembang kol, daging, susu, pisang, tomat, telur bagian kuningnya, dan kacang-kacangan. Defisiensi vitamin B 8 dapat menimbulkan gangguan jantung, kurang nafsu makan, anorexia, mual, depresi, sakit otot, lemah, kulit kering bersisik, dermatitis dan rambut rontok Olivia dkk, 2006. Efek sampingnya jarang terjadi biasanya berupa reaksi alergi, juga gangguan lambung-usus, dan sukar tidur Tjay dan Rahardja, 2002. 7 Vitamin B 9 Asam Folat Vitamin B 9 berfungsi sebagai bahan pembentuk senyawa tetrahidrofolat, koenzim yang diperlukan dalam sintesa DNA, dan pematangan sel darah merah Sediaoetama, 2004. Sumber Vitamin B 9 antara lain hati, daging, sayuran hijau, telur, ikan, jeruk, dan kacang-kacangan Olivia dkk, 2006. Vitamin B 9 stabil terhadap panas dan asam. Defisiensi Vitamin B 9 terutama menyebabkan terjadinya anemia Sartono, 1993. Efek sampingnya jarang terjadi karena vitamin B 9 larut dalam air dan cepat untuk diekskresi Huckleberry dan Rollins, 2004. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 Vitamin B 12 Sianokobalamin Vitamin B 12 berperan dalam fungsi normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran pencernaan, sistem saraf, dan sumsum tulang. Vitamin B 12 juga bekerja sama dengan asam folat untuk proses-proses tubuh termasuk sintesa DNA Almatsier, 2003. Sumber vitamin B 12 antara lain hati, daging, susu, telur, ikan, sayur, kedelai, dan rumput laut Olivia dkk, 2006. Vitamin B 12 mudah rusak oleh alkali, asam, cahaya dan oksidasi. Defisiensi vitamin B 12 menyebabkan anemia, gangguan pencernaan, kerusakan saraf Slamet, 1997. 9 Vitamin C Asam Askorbat Vitamin C berfungsi dalam pembentukan kolagen protein bahan penunjang tulang rawan dan jaringan ikat, membantu absorpsi besi, sebagai antioksidan, dan penghasil senyawa transmitter saraf dan hormon tertentu Almatsier, 2003. Sumber vitamin C antara lain jambu biji, jeruk, nanas, tomat, mangga, sirsak, bayam, brokoli, dan cabai Olivia dkk, 2006. Vitamin C tidak stabil terhadap panas, alkali, dan oksidasi. Defisiensi vitamin C dapat menimbulkan scurvy dan gejala pendarahan, gigi tanggal, dan radang gusi Sartono, 1993. Efek samping akibat penggunaan lama dari megadosis menyebabkan diare dan dapat menyebabkan batu ginjal Tjay dan Rahardja, 2002.

D. Perilaku Kesehatan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DAN TINGKAT PENDAPATAN IBU DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMBERIAN MP-ASI Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dan Tingkat Pendapatan Ibu Dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Pemberian Mp-Asi Dalam Buku Kia Di Desa Bulusulur Ka

0 3 16

Hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan dengan perilaku swamedikasi sakit kepala oleh ibu-ibu di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juli-September 2007.

0 0 2

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

9 48 194

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 7 204

Identifikasi Problem swamedikasi Common Cold di kalangan ibu-ibu di Propinsi di Yogyakarta.

0 0 26

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 202

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penggunaan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 197

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit oleh ibu--ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 216

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 192

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi diare oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 200