yang diambil adalah Ho=distribusi nilai tindakan berbentuk normal, H
1
= distribusi nilai tindakan berbentuk tidak normal. Dari analisis, hasilnya adalah p value p
alpha Ho ditolak, maka distribusi nilai tindakan berbentuk tidak normal.
Tabel XXXIV. Uji Normalitas Variabel Tindakan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df
Sig. Statistic
df Sig.
Tindakan .186
122 .000
.936 122
.000
Distribusi tindakan responden tidak normal maka pengkategorian tindakan menggunakan nilai tengah yaitu 32. Kategori nilai tindakan seperti tabel XXXV.
Tabel XXXV. Kategori Nilai Tindakan Responden
Nilai Tindakan Kategori
Nilai 32 Tindakan negatif
Nilai 32 Tindakan positif
2. Hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan swamedikasi penggunaan produk vitamin Analisis Bivariat
a. Hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan responden
Model struktur sosial social structure model menyatakan bahwa individu- individu yang berbeda tingkat pendidikan mempunyai kecenderungan yang tidak
sama dalam mengerti dan bereaksi terhadap kesehatannya Notoadmodjo,1993. Ibu yang memiliki latar belakang pendidikan lebih tinggi diharapkan dapat lebih mudah
menerima suatu pengetahuan kesehatan, termasuk pengetahuan tentang penggunaan produk vitamin secara tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XXXVI. Distribusi Proporsi Pengetahuan Responden Berdasarkan
Kategori Tingkat Pendidkan
Kategori Tingkat Pendidikan
Pengetahuan rendah
Pengetahuan tinggi
Total
Pendidikan rendah 27 77,1
8 22,9 35 100
Pendidikan tinggi 47 54,0
40 46,0 87 100
Total 74 60,7
48 39,3 122 100
Hasil penelitian seperti terlihat pada tabel XXXVI diperoleh dari 35 responden yang berpendidikan rendah, sebanyak 77,1 responden memiliki
pengetahuan rendah dan 22,9 responden memiliki pengetahuan tinggi, sedangkan dari 87 responden berpendidikan tinggi 54,0 responden memiliki pengetahuan
rendah dan 46,0 responden memiliki pengetahuan tinggi. Dari hasil tersebut, secara proporsi lebih banyak responden yang berpendidikan tinggi memiliki pengetahuan
tinggi dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin dibandingkan responden yang berpendidikan rendah.
Tabel XXXVII. Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Swamedikasi Penggunaan Produk
Vitamin
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2-sided
Exact Sig. 1-sided
Pearson Chi-Square 5.590b
1 .018
Continuity Correctiona
4.664 1
.031
Likelihood Ratio 5.872
1 .015
Fishers Exact Test .024
.014 Linear-by-Linear
Association 5.545
1 .019
N of Valid Cases 122
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.77.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karena pada tabel 2x2 tidak ada nilai E5 maka uji Chi-Square Test yang digunakan adalah continuity correction Hastono, 2001. Hasil perhitungan dengan
statistic Chi-Square Test menghasilkan nilai continuity correction untuk p value adalah 0,031. Berarti p value lebih kecil dari
α 5, sehingga Ho ditolak. Dengan
demikian ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin. Semakin tinggi tingkat
pendidikan, maka semakin mudah responden menerima informasi sehingga pengetahuan responden tentang kesehatanpun semakin meningkat. Hasil ini hampir
sama dengan penelitian Sudiyanto,dkk 2002 bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu dalam memberikan
suplemen multivitamin-mineral kepada anak balitanya.
b. Hubungan tingkat pendidikan dengan sikap responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin