lebih dari Rp. 1.500.000,00. 7. Pengetahuan adalah pemahaman yang dimiliki responden tentang produk vitamin
yang digunakan, meliputi definisi vitamin, sumber vitamin, kondisi memerlukan vitamin, manfaat vitamin, defisiensi vitamin, alasan penggunaan produk vitamin
dan merek-merek produk vitamin, diukur dengan skala Likert. 8. Sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dari responden, yang
meliputi fungsi vitamin dari alam, kegunaan produk vitamin, keterulangan penggunaan produk vitamin, dan tempat membeli diukur dengan skala Likert.
9. Tindakan adalah perbuatan nyata dari responden meliputi tujuan penggunaan produk vitamin, kemauan untuk memilih produk vitamin, memeriksa keutuhan
kemasan, membaca informasi pada kemasan, dan kemauan memperhatikan label produk vitamin diukur menggunakan skala Likert
9. Produk vitamin adalah semua produk yang mengandung vitamin, yang
komposisinya berupa vitamin tunggal, multivitamin, maupun vitamin dan kombinasinya yang terdaftar sebagai obat obat bebas dan obat bebas terbatas
atau terdaftar sebagai suplemen makanan dan dijual secara bebas di wilayah Indonesia.
D. Populasi Penelitian
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah ibu–ibu dibawah umur 60 tahun yang bertempat tinggal di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan pernah
melakukan swamedikasi dengan menggunakan produk vitamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Besar Sampel dan Teknik Sampling
Perhitungan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus sampel klaster. Hal ini dikarenakan penelitian ini menggunakan teknik sampling klaster multi
tahap, dimana pemilihan sampel dilakukan secara random pada tingkat kabupaten kecamatan, tingkat kelurahandesa, tingkat RWRukun Wargadusun dan tingkat
sampel Ariawan, 1998. Besar sampel pada sampel klaster pada dasarnya menggunakan prinsip yang
sama dengan metode acak sederhana, hanya pada sampel klaster hasil besar sampel pada metode acak sederhana harus dikalikan lagi dengan efek desain design effect.
Efek desain merupakan perbandingan antara varians yang diperoleh pada pengambilan sampel klaster dengan varians yang diperoleh jika pengambilan sampel
dilakukan secara acak sederhana. Pada umumnya efek desain untuk sampel klaster berkisar antara 2–4. Ariawan dan Frerichs Ariawan, 1998 menggunakan efek
desain=2 pada rancangan sampel survei cepat untuk kejadian yang sering common event.
Pada penelitian ini perkiraan proporsi swamedikasi penggunaan produk vitamin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tidak diketahui. Untuk penelitian
yang tidak diketahui perkiraan proporsi pada populasi, peneliti disarankan menggunakan proporsi P=50. Dengan menggunakan nilai P=50 menunjukkan
jumlah sampel yang maksimum Ariawan, 1998.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada penelitian ini menggunakan kesalahan maksimum terhadap tindakan swamedikasi di populasi adalah 10, dan derajat kepercayaan 90. Apabila
perkiraan proporsi populasi penduduk sakit di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang melakukan swamedikasi menggunakan produk vitamin 50 maka diambil
besar sampel perkiraan proporsi populasi 50. Dari tabel besar sampel untuk estimasi proporsi P=50 dengan presisi mutlak d=11 dan derajat kepercayaan 90
lampiran 17 diperoleh besar sampel untuk perkiraan proporsi populasi 50 adalah 56. Dengan menetapkan desain efek sebesar 2, maka jumlah sampel pada penelitian
56 x 2 = 112 sampel. Untuk menjaga kemungkinan adanya informasidata-data yang tidak lengkap
outlier, maka sampel ditambah 40 dari jumlah sampel awal 112 sampel sehingga jumlah sampel menjadi 157 orang. Selanjutnya 157 sampel ini
didistribusikan secara proporsional sebagai berikut : 1. jumlah responden di Kota Yogyakarta adalah 521.499 dibagi 979.278,
kemudian dikali 157 didapatkan sejumlah 84 responden 2. jumlah responden di Kabupaten Kulon Progo adalah 457.779 dibagi 979.278,
kemudian dikali 157 didapatkan sejumlah 73 responden.
Tabel IV. Jumlah dan distribusi sampel di KabupatenKota
NO KabupatenKota
Jumlah Penduduk Jumlah Sampel
1 Kota Yogyakarta
521.499 84
2 Kulon Progo
457.779 73
Total
979.278 157
Keterangan : Jumlah penduduk tahun 2006, Sumber : Pemda DI Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan cara yang sama dilakukan distribusi sampel secara proporsional untuk tiap kecamatan, kelurahandesa, dan RWdusun, dapat dilihat pada lampiran 18. Dari
157 responden yang diperoleh dari perhitungan awal, ternyata hanya 122 responden yang masuk dalam kriteria inklusi, bersedia untuk diwawancarai dan bersedia
mengisi kuisioner. Penelitian dilakukan di 2 dua kabupatenkota di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Pembatasan lokasi penelitian yang hanya dilakukan di 2 kabupatenkota dari 5 kabupatenkota yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta disebabkan
oleh adanya keterbatasan dana dan waktu untuk melakukan studi ini. Pemilihan kedua kabupatenkota tersebut dilakukan secara sampling, dengan mengurutkan seluruh
kabupatenkota tersebut dalam suatu urutan seperti pada tabel V.
Tabel V. Kabupaten dan Kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
No KabupatenKota
Jumlah penduduk
1 Kota Yogyakarta
521.499 2
Kulon Progo 457.779
3 Sleman
907.904 4
Bantul 813.087
5 Gunung Kidul
760.128 Total
3.460.397
Keterangan : Jumlah penduduk tahun 2006, Sumber : Pemda DI Yogyakarta
Pemilihan tempat dilakukan secara random dengan cara undian. Hasil undian terpilih Kabupaten Kulon Progo dan Kota Yogyakarta sebagai kabupatenkota lokasi
penelitian. Mengingat luasnya wilayah kabupatenkota, maka dengan menggunakan
undian dilakukan pemilihan dua lokasi kecamatan di tiap kabupatenkota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil undian untuk Kabupaten Kota Yogyakarta terpilih Kecamatan Gondokusuman dan Kecamatan Wirobrajan, sedangkan di Kabupaten Kulon Progo
terpilih Kecamatan Wates dan Nanggulan. Berdasarkan hasil undian terpilih dua lokasi desakelurahan di setiap
kecamatan. Kecamatan Gondokusuman terpilih Kelurahan Demangan dan Kelurahan Baciro sedangkan untuk Kecamatan Wirobrajan terpilih Kelurahan Pakuncen dan
Kelurahan Wirobrajan. Pada Kecamatan Wates terpilih Desa Wates dan Desa Sogan sedangkan untuk Kecamatan Nanggulan terpilih Desa Banyuroto dan Desa
Donomulyo Menggunakan cara yang sama terpilih dua RW di setiap kelurahan atau dua
dusun di setiap desa. Dari hasil undian terpilih RW 2 dan RW 8, karena disetiap kelurahan mempunyai RW 2 dan RW 8 maka Kelurahan Demangan , Kelurahan
Baciro, Kelurahan Pakuncen, dan Kelurahan Wirobrajan terpilih RW 2 dan RW 8. Desa Wates terpilih dusun Durungan dan Beji sedangkan desa Sogan terpilih dusun
Sogan I dan Sogan II. Untuk Desa Banyuroto terpilih dusun Dlingo dan Ngangin- angin sedangkan dari desa Donomulyo terpilih dusun Penjalin dan Dukuh.
Penetapan dusunRW sebagai klaster paling ujung semata-mata dilakukan demi kepentingan kemudahan untuk melakukan pengawasan terhadap intervensi yang
akan dilakukan, mengingat studi ini juga merupakan studi data dasar baseline survey
sebagai bagian dari serangkaian studi payung yang bersifat one sample pre and post test intervension.
Dengan mengambil dusunRW sebagai klaster paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ujung diharapkan terjadi konsentrasi penduduk di klaster tersebut yang akan lebih memudahkan upaya pengawasan terhadap intervensi. Apabila desakelurahan yang
diambil sebagai klaster paling ujung dikhawatirkan distribusi penduduk akan tersebar di seluruh dusunRW yang otomatis juga akan mempersulit upaya intervensi.
Gambar 11. Profil Sampel yang Diperoleh dengan Teknik Klaster Multi Tahap
F. Lokasi Penelitian