23
b.Guru PAK sebagai Pewarta Iman
Sebagai pendidik iman para peserta didik, guru PAK di sekolah memiliki tanggung jawab membina iman peserta didik di sekolah. Seorang pembina iman
harus memiliki kualifikasi atau kemampuan dengan beberapa syarat mutlak yaitu: pengetahuan, pemahaman, pengalaman iman yang memadai serta kemampuan
untuk mengkomunikasikan iman tersebut kepada para peserta didik atau orang- orang yang dijumpainya Setyakarjana, 1997:69. Selain sebagai pendidik iman,
aspek lain yang lebih mendasar ialah guru PAK di sekolah adalah orang beriman yang dipanggil secara khusus dan diutus Allah serta mendapat penugasan dari
Gereja untuk mewartakan Injil. Karena itu, guru PAK sendiri mesti memiliki disposisi batin atau komitmen tetap sebagai seorang pewarta Injil atau saksi
Kristus. Ada empat pilar penting yang menentukan efektivitas pewartaan Injil guru PAK di sekolah, yakni spiritualitas, kepribadian, pengetahuan, dan
kemampuan berkomunikasi.
1 Spiritualitas Guru PAK
Spiritualitas seorang katekis bersumber pada katekis ulung yakni Yesus Kristus. Dialah Guru sejati, sang gembala agung yang mengajar dengan
sempurna baik perkataan dan perbuatan serta hidup-Nya. Sesuai dengan arti dasarnya, spirit yang berarti roh, spiritualitas menunjuk pada kehidupan yang
berpusat pada dan digerakkan oleh Roh Kudus. Karena itu, spiritualitas memberikan identitas religius kepada seorang guru PAK. Seorang guru PAK di
sekolah haruslah seorang beriman, menyadari dirinya dipanggil Tuhan menjadi
24
pewarta Injil-Nya. Panggilan ini dihayati dengan penuh kegembiraan bahkan menjadi sumber kegembiraan itu sendiri. Ia juga seorang yang rela berkorban,
mencintai tugas, mau berkontemplasi dan bersaksi, memiliki daya pikat dan daya tahan, bersemangat dalam mencari dan terus mencari pengetahuan enrichment
melalui proses pembelajaran tanpa henti agar menjadi pribadi yang berwawasan luas Komkat KWI, 2005:152. Di satu pihak hal ini merupakan konsekuensi logis
dari orientasi PAK sebagai proses pendidikan dan pembinaan sikap kristiani. Di lain pihak pendidikan iman kristiani mengisyaratkan pentingnya sikap-sikap dasar
yang perlu dimiliki oleh guru PAK, yakni: setia kepada Allah dan setia kepada manusia.
Dengan setia kepada Allah, guru PAK dalam tugasnya senantiasa perlu meneladani Kristus, sang Guru Sejati dalam mengemban tugas perutusan-Nya
Yoh 5:36; 4:34; 9:4. Di samping setia kepada Allah, guru PAK harus setia juga pada panggilan, yakni ikut serta dalam karya Allah sebab sekarang pun Allah
masih bekerja Yoh 5:17. Penghayatan ini akan menumbuhkan pengharapan bahwa, daya kerja rahmat Allah akan bekerja dalam diri anak didik yang akan
mempengaruhi semua aspek kehidupannya. Komisi Kateketik KWI 2005:134-135 dengan jelas menyebut beberapa
aspek spiritualitas, terutama menyangkut spiritualitas kenabian: a. Memiliki relasi erat dengan Allah Tritunggal dan mampu menafsirkan
kehendak-Nya bagi Gereja dan dunia. b. Memiliki relasi dengan umat beriman dan umat lain serta masyarakat.
25
c. Mencintai tugasnya sebagai panggilan khusus, memiliki kegembiraan dalam menjalankan panggilan dan perutusan.
d. Memiliki daya pikat, keteladanan dan daya juang. e. Mau belajar terus-menerus dan terbuka terhadap perkembangan zaman yang
cepat berubah. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa spiritualitas guru
agama Katolik adalah meneladani Yesus Kristus Sang Guru Sejati. Berkat sakramen baptis, kita diangkat menjadi anak-anak Allah dan dirahmati sekaligus
diundang untuk mengambil bagian di dalam tugas pengutusan Yesus Kristus membangun Kerajaan Allah. Berkat sakramen Krisma kita dimampukan dengan
bantuan Roh Kudus untuk melaksanakan tugas perutusan-Nya di dunia. Panggilan-Nya dapat ditanggapi dengan berbagai macam bentuk pelayanan. Bagi
kita, panggilan itu kita tanggapi antara lain dengan melaksanakan proses pembelajaran sebagai seorang guru PAK di sekolah dan sebagai katekis di
lingkungan jemaat serta pelayanan kelompok profesi di lingkup atau lingkungan lainnya. Profesi kehidupan itu kita hayati sebagai panggilan Allah. Di samping
profesi guru PAK di sekolah kita memahami bahwa profesi guru PAK adalah suatu jalan hidup untuk menjadi muridNya. Dengan mengaktualisasikan semua
potensi diri sehingga berdasar rahmatNya hidup para peserta didik dan jemaat yang kita layani serta hidup kita sendiri dapat berkembang mencapai
kepenuhannya di dalam Allah.
26
2 Kepribadian Guru PAK
Menjadi guru PAK di sekolah adalah suatu panggilan yang istimewa dan kudus. seorang guru PAK adalah perantara untuk menyampaikan firman Tuhan
kepada semua makhluk. Dengan kata lain ia harus mewartakan firman Tuhan kepada setiap peserta didik dan membimbing mereka untuk melaksanakan
kehendak Allah. Kepribadian guru PAK di sekolah merupakan pilar yang menentukan kredibilitas pewartaan tersebut. Allah sendiri, melalui pewahyuan-
Nya, telah menyatakan diri berpihak dan bersatu dengan manusia. Demikian juga, guru PAK dalam pewartaannya perlu juga berpihak pada manusia peserta didik.
Untuk itu, hidup dan kepribadian guru PAK di sekolah sendiri mesti konsisten dengan apa yang diwartakan. Dan sebelum, meminta peserta didik untuk
melaksanakan isi pewahyuan Allah, guru PAK haruslah terlebih dahulu memberikan teladan. Oleh karena itu guru PAK di sekolah harus memiliki
kepribadian yang matang dan peka sehingga peserta didik bisa dan lebih mudah menerima dan menjalankan isi pewartaannya.
Dokumen-dokumen magisterium Gereja yang memuat tentang pewartaan Injil oleh guru agama menuntut pembinaan dan pendidikan umum maupun
pembinaan dan pendidikan khusus untuk katekis termasuk guru PAK di sekolah. Dikatakan umum, karena didalamnya ada pengertian bahwa seluruh watak
kepribadian mereka perlu dikembangkan. Dikatakan khusus, karena tugas khusus yang dituntut dari mereka yaitu mewartakan sabda, baik kepada orang-orang
Kristen maupun bukan Kristen, memimpin umat, memimpin doa-doa liturgi. Dengan tuntuan tersebut, tampaklah bahwa aspek manusiawi dari guru PAK di
27
sekolah, terutama menyangkut kematangan pribadi amat diperlukan. Kepribadian yang baik dan matang akan membuat pewartaan Injil lebih dipercaya, dan dengan
demikian mempermudah misi Gereja yang lebih luas Komkat KWI, 1997:43. Selain itu guru PAK di sekolah sebagai tenaga profesional juga dituntut
untuk memiliki kriteria kepribadian sebagaimana yang dimiliki oleh tenaga guru profesional pada umumnya. Oleh karena itu, guru PAK perlu dipersiapkan melalui
proses pembinaan dan pendidikan secara formal. Terbentuknya kepribadian seorang guru PAK bagaimanapun akan dipengaruhi oleh seberapa intens
pembinaan dan pendidikan yang dialami, terutama yang berkaitan dengan kepribadian seorang guru.
3 Pengetahuan Guru PAK
Kepentingan pelayanan dalam Gereja oleh bantuan para katekisguru agama diketahui secara resmi semasa Konsili Vatikan II 1962-1965. Salah satu
dokumen Vatikan II yang menekankan pentingnya pelayanan katekis adalah dekrit tentang tugas pastoral para uskup dalam Gereja “Christus Dominus”.
Dokumen ini menegaskan bahwa hendaklah para uskup mengusahakan, supaya para katekisguru agama disiapkan dengan baik untuk tugas mereka, sehingga
mereka mengenal ajaran Gereja dengan jelas, baik secara teoritis maupun praktis mempelajari kaidah-kaidah psikologi dan pedagogi CD, art.14.
Selain memiliki spiritualitas yang mantap dan kepribadian yang matang, guru PAK di sekolah juga harus memiliki pengetahuan yang memadai.
Pengetahuan merupakan pilar penting dalam pendidikan iman. Dengan
28
pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang dapat mempertanggungjawabkan imannya. Guru PAK di sekolah bertugas membantu siswa agar memiliki
pengetahuan tentang iman yang cukup. Oleh karena itu guru PAK dituntut memiliki pengetahuan yang luas Komkat KWI, 2005:134-135. Lebih dari itu
guru PAK di sekolah selayaknya belajar terus-menerus untuk menambah pengetahuan baik pengetahuan umum maupun pengetahuan keagamaan, terutama
hal-hal yang aktual. Pengetahuan yang memadai dan sikap peka perkembangan zaman up to
date yang dimiliki akan menunjang tugas panggilannya sebagai guru PAK di
sekolah. Selain bidang agama, beberapa bidang pengetahuan lain yang relevan diantaranya, ilmu-ilmu gerejawi Kateketik, Pastoral, Teologi, Moral, Kitab Suci,
Hukum Gereja, Liturgi dan ilmu-ilmu manusiahuman sciences Sosiologi, Psikologi, Pedagogi.
4 Kemampuan Berkomunikasi Guru PAK
Spiritualitas, kepribadian dan memiliki pengetahuan yang memadai merupakan kunci dalam tugas pewartaan guru PAK di sekolah. Ketiganya
menentukkan otentisitas dan kredibilitas guru PAK di sekolah. Persoalannya sekarang adalah bagaimana pewartaan disampaikan kepada peserta didik.
Disinilah guru PAK perlu memiliki keterampilan lain yakni, keterampilan berkomunikasi. Keterampilan ini sangat penting mengingat PAK di sekolah
merupakan salah satu bentuk komunikasi atau interaksi iman antara guru dengan peserta didik maupun sesama peserta didik. Kemampuan berkomunikasi yang
29
baik akan membawa dampak yang baik pula bagi perkembangan iman peserta didik. Karena itu guru PAK harus mampu mengumpulkan, menyatukan dan
mengarahkan peserta didik sehingga sampai pada suatu tindakan nyata. Guru PAK di sekolah sendiri harus mampu mengungkapkan diri, berbicara dan
mendengarkan. Kemampuan berkomunikasi berkaitan juga dengan kemampuan menciptakan suasana yang akan memudahkan peserta didik mengungkapkan diri
dan mendengarkan pengalaman iman orang lain. Selain keterampilan berkomunikasi, guru PAK di sekolah juga harus
memiliki keterampilan berefleksi. Keterampilan ini dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1 Mengkaji dan mencermati dinamika
pengalamannya untuk menemukan nilai-nilai manusiawi yang bermakna dari pengalamanperistiwa hidup sehari-hari, 2 mampu membandingkan serta
mengkonfrontasikan pengalaman hidup dengan Kitab Suci, ajaran gereja serta tradisi Kristiani serta Tradisi iman Kristiani, 3 menggumuli atau
menginternalisasi nilai-nilai Kristiani tersebut sebagai suatu mentalitassikap dasar dalam kehidupan konkrit Kristianto, 2004.
Keterampilan berkomunikasi juga ditekankan oleh Komisi Kateketik KWI 2005:134-135 yang menegaskan bahwa pentingnya katekis termasuk guru PAK
di sekolah memilikinya. Dengan keterampilan ini, maka diharapkan guru PAK disekolah dapat menyajikan pelajaran agama menjadi menarikmenyenangkan,
efektif dan membuat pelajaran agama bermakna bagi hidup siswa. Beberapa hal penting yang perlu dimiliki guru PAK di sekolah adalah sebagai berikut:
a Keterampilan berkomunikasi dan membangun dialog
30
b Keterampilan berefleksi c Keterampilan menganalisa
d Keterampilan menggeluti tanda-tanda zaman dalam terang Kitab Suci e Keterampilan menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program
katektik dan pastoral f Keterampilan dalam kepemimpinan dan menajemen.
Dari beberapa uraian tentang spiritualitas, kepribadian, pengetahuan, dan komunikasi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa guru PAK di sekolah
diharapkan: a Memiliki cinta berkobar untuk mewartakan Injil Yesus Kristus kepada semua
orang. b Memiliki cinta berkobar kepada umat beriman, khususunya jemaat yang
dilayaninya. c Memiliki wawasan tentang ajaran Gereja yang memadai secara sistematis, dan
setia kepada Kitab Suci, ajaran dan Tradisi Gereja. d Memiliki keterampilan dalam menyampaikan pewartaan iman dan
pendampingan jemaat. e Memiliki perikehidupan dan keteladanan iman yang mantap, terutama tampak
dalam kesaksian hidup rohani dan kehidupan pribadikeluarga dan sosialnya. f Memiliki kematangan pribadi sebagai seorang Kristen dewasa.
31
B. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik 1 Kompetensi Guru secara Umum
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan yang dimaksud dengan kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya. Konsep ini berarti dalam melaksanakan proses pembelajaran, diharapkan guru nantinya tidak hanya menghasilkan lulusan siswa yang memiliki
pengetahuan sebanyak-banyaknya, tetapi juga lulusan yang memiliki serangkaian keterampilan serta berbagai sikap dan nilai penting, yang tidak hanya berguna
untuk melanjutkan pendidikan tetapi juga terutama untuk hidup dan bekerja di masyarakat.
Lefrancois dalam Asmani, 2009:37 mengatakan bahwa kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses
belajar. Selama proses belajar, stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa kompetensi adalah sesuatu yang berlangsung lama yang menyebabkan individu mampu melakukan kinerja tertentu.
Sementara itu, Majid 2008:5 mengatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru