49
8 Melakukan Tindakan Reflektif
Tindakan reflektif sesungguhnya adalah kelanjutan dari proses evaluasi sebagai akhir proses pembelajaran. Reflektif dapat dipahami sebagai tindakan
introspeksi dan me-review proses belajar mengajar yang telah dilakukan dan berakhir dengan memunculkan perubahan-perubahan baik pada tataran paradigma
pendidikan, konsep pendidikan, strategi dan pendekatan yang lebih edukatif dilaksanakan di dunia pendidikan, perubahan paradigma kurikulum, dan lainnya.
Melalui tindakan reflektif, semua komponen harus menyadari bahwa perubahan dan peningkatan mutu pendidikan tidak dilakukan secara parsial.
Akhir dari tindakan reflektif adalah proses evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh dan berpegang pada prinsip kontinuitas. Dalam makna yang
sederhana tindakan reflektif merupakan proses perenungan kegiatan belajar mengajar. Tindakan ini sebagai akhir proses pembelajaran menjadi ciri proses
akhir belajar mengajar – selain eksplorasi, interaksi, dan komunikasi – yang
diarahkan pada proses membangun gagasan dan menciptakan suasana berpikir Janawi, 2012: 96.
b. Kompetensi Kepribadian
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Ini berarti kompetensi
kepribadian ini ditandai dengan memiliki kepribadian mantap dan stabil, dewasa,
50
arif, berwibawa, dan akhlak mulia sehingga dapat menjadi teladan. Kepribadian mantap dan stabil memiliki karakteristik menaati peraturan perundang-undangan
dan ketentuan lainnya, menunjukkan perilaku disiplin; bertindak sesuai dengan norma sosial dengan ciri bertutur kata secara santun, berpenampilan fisik secara
sopan, dan berperilaku santun; bangga sebagai pendidik, menunjukkan komitmen terhadap tugas sebagai pendidik, dan menjaga kode etik profesi pendidik; serta
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma dengan ciri mentaati tata tertib secara konsisten dan memiliki disiplin diri secara konsisten.
Kemampuan kepribadian adalah kemampuan yang stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan, dan berakhlak mulia. Guru sebagai teladan akan
mengubah perilaku siswa, guru adalah panutan. Guru yang baik akan dihormati dan disegani oleh siswa. Jadi guru harus bertekad mendidik dirinya sendiri lebih
dahulu sebelum mendidik orang lain. Pendidikan melalui keteladanan adalah pendidikan yang paling efektif. Guru yang disenangi, otomatis mata pelajaran
yang ia ajarkan akan disenangi oleh siswa, dan siswa akan bergairah dan termotivasi sendiri mendalami mata pelajaran tersebut. Sebaliknya guru yang
dibenci oleh murid, akan tidak senang dengan mata pelajaran yang dipegang oleh guru, dan membentuk sikap anti pati terhadap mata pelajaran yang dipelajari
tersebut Buchari Alma, 2008: 141. Kepribadian dewasa memiliki karakteristik menampilkan kemandirian
dalam bertindak sebagai pendidik dengan ciri melaksanakan tugas secara mandiri, mengambil keputusan secara mandiri, dan menilai diri sendiri refleksi diri; serta
memiliki etos kerja sebagai pendidik dengan ciri bekerja keras, melaksanakan
51
tugas secara bertanggung jawab, dan mengembangkan diri secara terus menerus sebagai pendidik.
Kepribadian yang arif memiliki karakteristik menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, bertindak atas dasar kemanfaatan
sekolah, dan bertindak atas dasar kemanfaatan masyarakat; serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak dengan ciri menerima kritik dan saran
untuk perbaikan dan menempatkan diri secara proporsional. Kepribadian yang berwibawa memiliki karakteristik perilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik ditandai dengan mengemukakan pendapat yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan menunjukkan
tindakan yang berpengaruh positif terhadap peserta didik; serta memiliki perilaku yang disegani dengan ciri berperilaku yang dihormati oleh peserta didik,
berperilaku yang dihormati oleh sejawat, dan berperilaku yang dihormati oleh masyarakat.
Kepribadian memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki karakteristik bertindak sesuai dengan norma religius imtaq, jujur, ikhlas, suka
menolong yang ditandai menghargai ajaran agama yang dianut maupun agama lain, menerapkan ajaran agama yang dianut, menerapkan norma kejujuran, dan
menunjukkan keikhlasan; serta memiliki perilaku yang dapat diteladani peserta didik dengan ciri bertutur kata sopan sehingga menjadi teladan bagi peserta didik
dan berperilaku terpuji sehingga menjadi teladan bagi peserta didik.
52
c. Kompetensi Profesional