191
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Metode penambangan terbuka menyebabkan lahan hutan yang ditebangi semakin meluas. Akibatnya,
hutan menjadi gundul dan permukaan lahan menjadi rusak. Kerusakan lahan hutan akibat kegiatan pe-
nambangan terbuka perlu perbaikan yang sungguh- sungguh, yaitu dengan reklamasi dan penghijauan
kembali. Jika tidak, banyak lubang raksasa dan bopeng- bopeng di permukaan lahan bekas tambang serta lahan
gundul menimbulkan degradasi lingkungan yang serius.
2. Penggersangan Lahan Desertification
Penggersangan lahan banyak terjadi di wilayah beriklim kering arid dan setengah kering semiarid. Degradasi lahan di wilayah ini
menyebabkan terbentuknya gurun. Ini berarti, telah terjadi kerusakan lahan secara meluas yang menyebabkan vegetasi tidak dapat tumbuh.
Seperti halnya penggundulan hutan, penggersangan lahan merupakan masalah lingkungan pada dekade
sekarang. Selama berabad-abad para penggembala ternak berpindah-pindah menjelajahi padang gembala bersama-
sama ternaknya. Cara hidup mereka memberi sedikit pengaruh terhadap kerusakan lahan. Akan tetapi, bila
kegiatan ini digabung dengan kerusakan lahan secara alami, maka akan berpengaruh besar terhadap pembentukan lahan
gersang pada suatu wilayah. Beberapa penyebab peng- gersangan lahan sebagai berikut.
a. Proses Alamiah
Musim kering secara berkala berlangsung di wilayah semiarid. Kekeringan pada musim kering memang tidak
menimbulkan lahan gersang. Tetapi, jika kekeringan diperburuk oleh kesalahan praktik-praktik pertanian dan jumlah penduduk
yang berlebihan maka dapat menimbulkan kerusakan lahan di wilayah semiarid.
b. Kegiatan Pertanian
Pertumbuhan penduduk di wilayah semiarid biasanya diikuti oleh kegiatan pertanian yang meningkat. Praktik-praktik pertanian
yang buruk dengan menanami lahan secara terus-menerus tanpa jeda memang mampu meningkatkan hasil panen. Hanya saja,
keadaan ini akan mempercepat penurunan kesuburan lahan. Lahan yang sudah tidak subur kemudian ditinggalkan. Vegetasi alami
tidak dapat tumbuh dan berkembang biak pada lahan gersang karena tanah kekurangan makanan unsur hara.
Jumlah dan ukuran hewan ternak memengaruhi kebutuhan pakan. Pertambahan jumlah hewan ternak telah meningkatkan
kebutuhan ladang penggembalaan untuk merumput. Hewan gembalaan juga menginjak-injak lahan dan memakan rumput yang
tinggal sedikit. Lahan yang habis rumputnya dapat kembali pulih setelah ditinggalkan dan diberi cukup kesempatan untuk tumbuh.
Sumber: Kompas, 31 Maret 2006
Gambar 7.31 Tambang terbuka
Sumber: Our World a Closer Look, halaman199
Gambar 7.32 Penggersangan lahan oleh pengembangan hewan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
GEOGRAFI Kelas XI
192
Akan tetapi, hal ini sulit terwujud karena hewan gembalaan yang telah meninggalkan ladang penggembalaan digantikan oleh hewan
gembalaan yang lain.
c. Penggunaan Teknologi
Penggersangan di wilayah semiarid dapat ditimbulkan oleh pemanfaatan teknologi irigasi modern. Di wilayah Afrika banyak
sumur bor yang disediakan bagi para penggembala dibuat untuk mendapatkan air tanah. Sumur-sumur ini telah menarik para
penggembala dan hewan gembalaannya untuk minum dan merumput. Kemudahan mendapatkan air menyebabkan para
penggembala tinggal di wilayah itu. Kaki-kaki hewan gembalaan yang menginjak-injak tanah turut menekan lahan dan memadatkan
tanah. Jadi, degradasi lahan telah diperburuk oleh hewan-hewan gembala yang menginjak-injak lahan subur di lingkungan sekitar.
Sebenarnya jika penggembalaan dilakukan dengan sistem rotasi seperti pada penanaman tanaman pertanian, risiko kerusakan
tanah bisa diperkecil. Kerusakan tanah bisa diperkecil. Lahan dibiarkan istirahat agar vegetasi alami bisa tumbuh kembali,
akhirnya pengembalian ketersediaan unsur hara dalam tanah berlangsung lebih cepat.
d. Vegetasi Berkurang