Konservasi Sumber Daya pada Tingkat Internasional Tanah atau Lahan Air

217 Pelestarian Lingkungan Hidup pengelolaan lingkungan hidup adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup PROPER yang didasari Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 127 Tahun 2002. Pemerintah Singapura telah membuat kebijakan bidang lingkungan yang disebut ”Singapore Green Plan”. Kebijakan ini bertujuan menjaga dan melindungi kebersihan lingkungan, serta menciptakan kesadaran masyarakat tentang lingkungan hidup. Sasaran kebijakan ini adalah semua kelompok, meliputi pemerintah, industri, sekolah, organisasi konservasi, dan individu. Di Malaysia, kebijakan tentang gerakan nasional di bidang kehutanan National Forestry Act 1984 telah disusun untuk menjamin pemerintah melaksanakan program konservasi hutan. Pemerintah Malaysia terus mendorong pelaksanaan program penghijauan serta membangun taman nasional. Departemen Lingkungan Malaysia juga menjamin semua proyek pemerintah mengikuti aturan mengenai perlindungan lingkungan hidup.

c. Konservasi Sumber Daya pada Tingkat Regional

Kegiatan pembangunan suatu negara juga dapat menimbulkan dampak lingkungan di negara tetangga. Masalah lingkungan seperti pencemaran dampaknya tidak dapat dibatasi pada satu wilayah negara saja. Negara-negara di wilayah regional sering melakukan kerja sama di bidang perlindungan lingkungan regional. Sebagai contoh, kerja sama regional negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura dalam mengendalikan pencemaran Selat Malaka. Volume lalu lintas dan kecepatan kapal perlu diatur untuk mencegah kecelakaan yang dapat menyebabkan tumpahan minyak. Anggota negara-negara Asia Tenggara ASEAN telah bekerja sama dalam usaha pelestarian lingkungan hidup. Ketika kebakaran hutan terjadi di Sumatera dan Kalimantan pada tahun 1997, asapnya menutupi sebagian wilayah ASEAN. Pemerintah negara-negara anggota ASEAN kemudian mengadakan pertemuan untuk membahasnya. Negara- negara anggota ASEAN juga menyepakati perlindungan dan pengelolaan sumber daya laut dan pantai.

d. Konservasi Sumber Daya pada Tingkat Internasional

Pada tingkat dunia atau internasional, banyak organisasi dibentuk dengan tujuan melindungi lingkungan hidup. Organisasi lingkungan hidup di antaranya adalah World Wide Fund for Nature WWF, United Nations Environment Programme UNEP, dan World Conservation Union IUCN. WWF memberi perhatian pada perlindungan hewan dan tumbuhan di dunia yang terancam kepunahan oleh kegiatan manusia. Organisasi ini juga bekerja sama dengan pemerintah negara-negara di dunia untuk mencegah perdagangan dan ekspor impor hewan liar. UNEP Sumber: www.unep.ch Gambar 8.14 Logo UNEP Di unduh dari : Bukupaket.com GEOGRAFI Kelas XI 218 Sumber: www.kimpraswil.go.id Gambar 8.16 Sumur resapan memberi nasihat kepada pemerintah bagaimana melindungi lingkungan melalui pembentukan komite yang bekerja secara khusus. IUCN bersama 74 pemerintah negara-negara di dunia dan 700 lembaga swadaya masyarakat LSM membangun komitmen dalam bidang konservasi. Kegiatan IUCN meliputi perlindungan spesies hewan dan tumbuhan serta membangun taman-taman nasional di negara anggota. 3. Pelestarian Sumber Daya Alam Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan usaha perlindungan untuk melestarikan lingkungan hidup. Beberapa usaha pelestarian lingkungan hidup yang meliputi sumber daya lahan, air, udara, hutan, pesisir dan laut, serta flora dan fauna dapat dilakukan sebagai berikut.

a. Tanah atau Lahan

Lahan dimanfaatkan manusia untuk berbagai ke- butuhan seperti pertanian, permukiman, dan industri. Usaha bercocok tanam dilakukan pada lahan pertanian. Kesuburan tanah dan luas lahan pertanian sangat memengaruhi jumlah panen pangan yang dihasilkan. Usaha perlindungan untuk kelestarian tanah atau lahan sebagai berikut. 1 Penghutanan kembali reboisasi dan penghijauan pada lahan gundul. 2 Terasering pada lahan miring. 3 Pemupukan dengan pupuk organik kotoran hewan dan kompos. 4 Bercocok tanam dengan pola berjalur dan bergilir.

b. Air

Manusia membutuhkan air untuk minum, mencuci, memasak, mandi, dan keperluan lain. Hewan dan tumbuhan juga membutuh- kan air agar tetap hidup. Air yang tercemar memengaruhi kehidupan makhluk hidup. Agar air cukup tersedia dan tidak tercemar maka perlu usaha-usaha sebagai berikut. 1 Menetapkan daerah resapan air di hulu daerah aliran sungai DAS. 2 Reboisasi dan penghijauan di hulu DAS. 3 Pengolahan limbah cair industri. 4 Mempertahankan kawasan hutan lindung. 5 Membuat sumur resapan. 6 Tidak membuang sampah dan limbah rumah tangga langsung ke sungai. Sumber: Dokumen Penulis Gambar 8.15 Terasering pada lahan miring. Di unduh dari : Bukupaket.com 219 Pelestarian Lingkungan Hidup Pengelolaan Air Hujan Di masa mendatang, dunia termasuk Indonesia dihadapkan pada ancaman krisis air bersih. Masalah krisis air bersih sangat penting untuk diperhatikan dan dicari cara untuk mengatasinya. Berkaitan dengan masalah air di Indonesia maka kita dapat mengajukan pertanyaan. Mengapa wilayah Indonesia yang memiliki curah hujan begitu tinggi, yaitu 2.000–4.000 mm tahun sering mengalami kekeringan? Mengapa terjadi peningkatan bencana banjir pada musim hujan? Bencana kekeringan dan banjir terjadi karena kesalahan dalam pengelolaan daerah aliran sungai dan kerusakan lingkungan hidup. Kekeringan dan banjir dapat diatasi dengan mengelola air hujan sebaik- baiknya dengan menerapkan konsep memanen air hujan rain water har- vesting. Beberapa metode memanen hujan sebagai berikut. a. Metode Kolam Tandon Metode ini dilakukan dengan membuat bak atau kolam penampungan tandon air hujan di setiap rumah tangga. Kolam dapat dibuat di bawah rumah, di bawah teras, atau di halaman rumah. Pembuatan kolam tandon air hujan dan pemanfaatannya untuk mencukupi kebutuhan air bersih telah dipraktikkan penduduk Gunung Kidul, Yogyakarta. Pembuatan kolam di tanah pekarangan jogangan juga telah lama dipraktikkan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Selain menampung air hujan, kolam di pekarangan dimanfaatkan untuk memelihara ikan dan merendam kayu. Metode kolam dalam ukuran besar dapat diterapkan pada galian-galian bekas tambang golongan C. Galian bekas tambang digunakan untuk menampung dan meresapkan air hujan sekaligus dapat dikembangkan untuk rekreasi air. Limpasan air hujan suatu kawasan permukiman dapat ditampung di kolam untuk diolah menjadi air minum dan kebutuhan rumah tangga. Cara ini telah dipraktikkan di kompleks-kompleks perumahan perusahaan tambang di Sumatra dan Kalimantan. b. Metode Sumur Resapan Metode ini sudah dikenal dan banyak diterapkan di setiap rumah dan perkantoran. Sumur resapan dibuat dengan membuat galian tanah berbentuk sumur. Pada bagian dasar tidak sampai menyentuh air tanah dan pada dindingnya dibuat berlubang-lubang untuk memberi kesempatan air hujan meresap ke dalam tanah. Pembuatan sumur resapan juga telah diterapkan di ruas-ruas jalan sepanjang saluran drainase, tempat rekreasi, lapangan olahraga, dan lapangan terbang. c. Metode Tanggul Pekarangan Metode ini dilakukan dengan menyusun batu kali atau batu bata yang membentuk tanggul setinggi 20–30 cm di sekeliling pekarangan rumah. Metode ini banyak dipraktikkan di beberapa daerah seperti Magelang dan Temanggung Jawa Tengah, serta Sleman Yogyakarta. Tanggul pekarangan ini berfungsi menahan air hujan, meresapkannya ke dalam tanah, dan mencegah erosi. d. Metode Modifikasi Lanskap Modifikasi lanskap dilakukan dengan berbagai usaha. Misalnya, membuat parit-parit kecil dan cekungan-cekungan dangkal di pekarangan rumah; mengganti jaringan drainase kawasan dengan cekungan-cekungan di beberapa tempat; dan menentukan suatu kawasan khusus untuk peresapan air hujan dengan diversifikasi vegetasi dan larangan mendirikan bangunan di kawasan itu. Sumber: Kompas dengan penyuntingan Di unduh dari : Bukupaket.com GEOGRAFI Kelas XI 220

c. Udara