185
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Tabel 7.5 Produksi Listrik dan Gas Tahun 1994–2003
Tahun Listrik ribu mwh
Gas ribu m
3
1994 43,0
902,1 1995
49,6 1.186,0
1996 57,0
1.444,8 1997
64,3 1.692,5
1998 65,4
1.600,0 1999
71,7 1.642,0
2000 79,2
1.968,0 2001
84,5 2.116,5
2002 88,4
2.458,0 2003
90,4 2.849,0
Sumber: BPS
d. Tenaga Kerja di Sektor Industri
Pembangunan ekonomi juga dicerminkan dari persentase pekerja yang bekerja di berbagai sektor industri. Peningkatan
pembangunan dapat dilihat dari jumlah penduduk yang bekerja di sektor industri primer turun dan yang bekerja di sektor industri
sekunder dan tersier meningkat.
Di negara berkembang seperti Indonesia banyak pekerja yang bekerja di industri primer. Sedang di Singapura dan Jepang,
banyak penduduk bekerja di sektor industri sekunder dan tersier. Apakah pekerja Indonesia yang bekerja di sektor industri
mengalami kenaikan? Coba kamu amati tabel berikut ini.
Tabel 7.6 Pekerja Industri Indonesia Tahun 2001–2005
No. Jenis Industri
Jumlah Pekerja Juta 2001
2002 2003
2004 2005 1.
Pertanian, kehutanan, dan perikanan 39,7
40,6 43,0
40,6 41,8
2. Tambang
- 0,6
0,7 1,0
0,8 3.
Pengolahan 12,1
12,1 11,5
11,1 11,6
4. Listrik, gas, dan air
- 0,2
0,1 0,2
0,2 5.
Konstruksi 3,8
4,3 4,0
4,5 4,4
6. Perdagangan
17,5 17,8
17,2 19,1
18,9 7.
Transportasi dan komunikasi 4,4
4,7 4,9
5,5 5,5
8. Keuangan, pengembangan, dan jasa bisnis
1,1 1,0
1,3 1,1
1,0 9.
Sosial kemasyarakatan 11,0
10,4 10,0
10,5 10,6
Sumber: BPS
2. Indikator Kualitas Hidup
Peningkatan kualitas hidup oleh kegiatan pembangunan dapat diketahui melalui beberapa indikator, misalnya angka
melek huruf serta tingkat kesehatan dan kesejahteraan.
a. Melek Huruf
Keadaan melek huruf penduduk sangat berkaitan dengan tingkat pendidikannya. Secara umum, apabila
angka melek huruf semakin besar berarti terjadi peningkatan pembangunan. Salah satu cara untuk
mengetahui angka melek huruf adalah dengan menghitung angka buta huruf penduduk dewasa, yaitu
jumlah penduduk 50 tahun yang tidak dapat membaca, menulis pendek, atau menulis pernyataan
sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Proporsi penduduk Indonesia yang melek huruf tahun 1995–
2004 ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Sebutkan jenis-jenis industri yang termasuk dalam industri
primer, sekunder, dan tersier
Sumber: img.photobucket.com
Gambar 7.24 Panen padi
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 7.25 Belajar meningkatkan angka melek huruf.
Di unduh dari : Bukupaket.com
GEOGRAFI Kelas XI
186
Tabel 7.7 Proporsi Penduduk Melek Huruf Umur
t t
t t
t 10 Tahun Tahun 1995–2004
Tahun Proporsi Penduduk Melek Huruf Umur
t t
t t
t
10 Tahun
1995 86,3
1996 87,4
1997 89,0
1998 89,4
1999 89,8
2000 89,9
2001 89,2
2002 90,7
2003 90,9
2004 91,5
Sumber: BPS
b. Kesehatan dan Kesejahteraan
Tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang semakin baik merupakan indikator keberhasilan pembangunan.
Indikator kesehatan tercermin dari angka harapan hidup dan angka kematian bayi. Sedang indikator
kesejahteraan tercermin dari angka kekurangan gizi, kasus kelaparan, dan kondisi kehidupan penduduk.
Angka harapan hidup dan kematian bayi dipengaruhi oleh kelengkapan atau ketersediaan
fasilitas kesehatan. Secara umum, fasilitas kesehatan yang baik dan lengkap meningkatkan angka harapan
hidup dan menurunkan angka kematian bayi. Di antara negara berkembang di dunia, Indonesia cukup berhasil
menurunkan angka kematian bayi dan anak di bawah lima tahun balita. Kedua indikator ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 7.8 Angka Kematian Bayi dan Anak di Bawah Lima Tahun di Indonesia Tahun 1971–1999
Tahun Indikator
Angka Kematian Angka Kematian Anak
Bayi di Bawah Lima Tahun
1971 145
218 1980
109 158
1990 71
99 1994
66 93
1997 52
71 1998
49 -
1999 46
60
Sumber: BPS
Selain menurunkan angka kematian bayi dan anak di bawah lima tahun, Indonesia juga mampu meningkatkan angka harapan
hidup. Perhatikan tabel estimasi angka harapan hidup Indonesia berikut ini.
Sumber: www.nasw.org
Gambar 7.26 Puskesmas
Pada tahun 1999, angka kematian bayi di Indonesia
adalah 46 dan angka kematian anak di bawah lima tahun
adalah 60. Apa maksud angka 46 dan 60 ini?
Di unduh dari : Bukupaket.com
187
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Tabel 7.9 Estimasi Angka Harapan Hidup di Indonesia Tahun 1967–2005
Tahun Estimasi Angka Harapan Hidup Tahun
1967 45,7
1976 52,2
1986 59,8
1990 61,5
1992 62,3
1993 62,7
1995 63,5
1996 63,9
1997 64,2
2000–2005 68,2
Sumber: bankdata.depkes.go.id
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa angka harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari 45,7 tahun
1967 menjadi 68,2 tahun 2005. Indikator lain yang menunjukkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan penduduk adalah persentase penduduk yang mendapatkan air bersih dan sanitasi yang baik. Ketersediaan air
bersih penting untuk memenuhi kebutuhan penduduk seperti minum, mandi, memasak, dan mencuci. Apabila air bersih tidak
tersedia dan sistem sanitasi atau pembuangan jelek maka masalah lingkungan seperti penyakit diare atau malaria mudah muncul.
Pada umumnya, di negara-negara sedang berkembang, persentase penduduk yang mendapat air bersih masih kecil. Di
Indonesia penyediaan air bersih oleh pemerintah meningkat dari tahun ke tahun. Selama sepuluh tahun 1994–2003, penyediaan
air bersih jumlahnya berlipat lebih dari dua kali seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 7.10 Penyediaan Air Bersih di Indonesia Tahun 1994–2003
Tahun Jumlah Air Bersih Juta m
3
1994 1.067
1995 1.158
1996 1.460
1997 1.510
1998 1.684
1999 1.466
2000 1.512
2001 1.658
2002 2.095
2003 2.286
Sumber: BPS
3. Indikator Gabungan
Beberapa indikator yang mencerminkan kemajuan pembangunan nasional telah dipaparkan. Sebenarnya, masih banyak indikator lain
yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui dampak positif pembangunan, misalnya tingkat urbanisasi dan persentase
penduduk yang tidak memiliki rumah. Di negara-negara maju, sebagian besar penduduk hidup di perkotaan dan sudah memiliki rumah.
Setiap indikator yang telah dipaparkan hanya menunjukkan satu aspek pembangunan. Sedang pembangunan nasional meliputi banyak
Di unduh dari : Bukupaket.com
GEOGRAFI Kelas XI
188
aspek. Dari banyak aspek ini, dapat diketahui apakah pembangunan nasional telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkat-
kan kualitas hidup penduduk. Jadi, keberhasilan pembangunan tidak hanya ditunjukkan oleh indikator tunggal, tetapi oleh gabungan
beberapa indikator. Sebagai contoh, pendapatan angka harapan hidup, angka kematian bayi, dan tingkat melek huruf penduduk. Gabungan
ketiga indikator ini oleh United Nations Development Programs UNDP disebut Human Development Index HDI. Nilai HDI adalah
0–1. Berapa nilai HDI kelas menengah medium? Lihat pada tabel di bawah ini
Tabel 7.11 Klasifikasi Human Development Indek HDI
Indeks Pembangunan Manusia HDI
Rendah 0,–0,4
Menengah 0,5–0,7
Tinggi 0,8–1,0
Sumber: Understanding Geography 4, halaman 236
D. Dampak Negatif Pembangunan
Dalam proses pembangunan sering kali kegiatan manusia menimbulkan dampak negatif yang merugikan lingkungan hidup. Jadi,
selain menyejahterakan penduduk, pembangunan dapat menyebabkan degradasi kualitas lingkungan. Kegiatan pembangunan dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan dan membuat sejumlah sumber daya alam semakin menipis.
Faktor yang Memengaruhi Pembangunan
Pembangunan nasional dilaksanakan setiap negara di dunia di berbagai bidang. Bidang pembangunan antara lain pertanian, industri, perumahan,
pendidikan, kesehatan, transportasi, komunikasi, dan sosial budaya. Pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang menghasilkan tingkat
perkembangan yang berbeda-beda. Peningkatan pembangunan nasional dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut.
•
Penduduk •
Infrastruktur -
Transportasi -
Komunikasi -
Fasilitas pendidikan -
Fasilitas kesehatan •
Teknologi •
Keadaan alam -
Sumber daya alam -
Faktor fisik iklim, tanah, dan topografi •
Pemerintah
Penggundulan hutan deforestation, penggersangan lahan desertification, pencemaran pollution, pemanasan global global
warming, dan penipisan lapisan ozon depletion of ozone layer adalah bentuk dari degradasi atau penurunan kualitas lingkungan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
189
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Dampak degradasi kualitas lingkungan dapat dirasakan penduduk pada tingkat lokal, regional, maupun global. Apakah yang
menyebabkan degradasi kualitas lingkungan? Untuk mengetahuinya, simak paparan berikut ini.
1. Penggundulan Hutan Deforestation
Perusakan dan penebangan hutan secara permanen merupakan tindakan yang menyebabkan hutan gundul.
Penebangan hutan sudah dilakukan penduduk selama berabad-abad. Hanya saja, dalam 50 tahun terakhir ini
kerusakannya mulai dirasakan. Diperkirakan, hutan yang hilang setiap hari seluas 400.000 hektare. Sedang di
Indonesia, setiap tahun luas hutan berkurang sebanyak 1,6 juta hektare. Seandainya 1 hektare = 1 lapangan sepak bola,
dapat dibayangkan betapa cepat hutan hilang dari wilayah Indonesia. Yang lebih memprihatinkan, kebanyakan
kerusakan hutan terjadi di wilayah hutan hujan tropis, termasuk hutan Papua, Sumatra, dan Kalimantan. Banyak
faktor yang mendorong masyarakat melakukan peng- gundulan hutan. Dorongan ekonomi cukup berperan dalam
hal ini.
a. Pembangunan Permukiman