145
Pengelolaan Sumber Daya Alam
a. Persyaratan Penggunaan Lahan
Persyaratan penggunaan lahan ini digunakan sebagai pedoman untuk menerapkan suatu bentuk penggunaan lahan di suatu
kawasan. Persyaratan diterapkan dengan menilai karakteristik lahan.
1 Penggunaan Lahan untuk Kawasan Lindung
Lahan yang digunakan sebagai kawasan lindung mempunyai karakteristik kemiringan lereng sangat curam, yaitu 45,
tanah atau lahan sangat peka terhadap erosi, curah hujan harian sangat tinggi, dan kawasan lindung dapat berupa jalur
pengaman aliran sungai dan hutan lindung.
2 Penggunaan Lahan untuk Kawasan Penyangga
Kawasan dengan karakteristik lahan seperti berikut ini merupakan kawasan yang harus dijadikan kawasan
penyangga, yaitu kemiringan lahan antara 25–45 atau curam, lahan peka terhadap erosi, curah hujan harian sangat tinggi,
dan memungkinkan dimanfaatkan untuk bercocok tanam yang bernilai ekonomis dan mudah dikembangkan untuk kawasan
penyangga lingkungan alam.
3 Penggunaan Lahan untuk Kawasan Budi Daya Tanaman Tahunan
Lahan yang dapat digunakan sebagai kawasan budi daya tanaman tahunan mempunyai karakteristik kemiringan lahan
agak curam, yaitu 15–25, lahan agak peka terhadap erosi, curah hujan harian sedang, dan lahan untuk budi daya
tanaman tahunan dapat berupa perkebunan, hutan tanaman industri HTI dan tanaman kayu-kayuan serta memenuhi
kriteria untuk kawasan penyangga.
4 Penggunaan Lahan untuk Kawasan Budi Daya Tanaman Semusim
Lahan yang dapat digunakan sebagai kawasan budi daya tanaman semusim mempunyai karakteristik kemiringan lahan
landai, yaitu 8–15, lahan agak peka terhadap erosi, curah hujan rendah, dan memenuhi kriteria untuk kawasan budi
daya tahunan.
5 Penggunaan Lahan untuk Kawasan Permukiman
Lahan yang sesuai untuk kawasan permukiman mempunyai kriteria sesuai untuk kawasan budi daya tanaman semusim
atau tahunan dengan kemiringan lereng 0–8 atau datar.
b. Pemanfaatan Lahan Sesuai Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Lahan
Pemanfaatan lahan yang didasarkan pada kemampuan lahan dan kesesuaian dilakukan terlebih dahulu dengan melakukan
evaluasi lahan. Evaluasi lahan merupakan proses penilaian penampilan atau keragaan performance lahan untuk tujuan
tertentu, meliputi pelaksanaan interpretasi, survei, dan studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim, serta aspek lahan lainnya,
agar dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang mulai dikembangkan FAO, 1976.
Evaluasi lahan dilakukan dari berbagai aspek lahan dan kualitas fisik, biologi, serta teknologi penggunaan lahan dengan tujuan
Di unduh dari : Bukupaket.com
146
GEOGRAFI Kelas XI
sosial ekonomi. Oleh karena adanya kaitan dengan parameter sosial ekonomi, maka dapat diterapkan dua pendekatan evaluasi
lahan, yaitu evaluasi secara kualitatif dan evaluasi kuantitatif. Evaluasi kuantitatif diperlukan pada survei kelayakan setelah
dilakukan survei kualitatif terlebih dahulu. Sedangkan evaluasi kualitatif merupakan evaluasi yang dilakukan dengan cara
mengelompokkan lahan ke dalam beberapa kategori berdasarkan perbandingan relatif kualitas lahan tanpa melakukan perhitungan
secara terperinci dan tepat biaya. Kelompok atau klasifikasi yang digunakan dalam evaluasi lahan dapat berupa klasifikasi
berdasarkan kesesuaian lahan maupun kemampuan lahan. 1 Kesesuaian Lahan
Klasifikasi kesesuaian lahan adalah penilaian dan pengelom- pokan lahan dalam arti kesesuaian relatif lahan atau
kesesuaian absolut lahan bagi suatu penggunaan lahan tertentu. Klasifikasi kesesuaian lahan bersifat spesifik untuk
suatu tanaman atau penggunaan lahan tertentu, misalnya kesesuaian lahan untuk tanaman semusim, kesesuaian lahan
untuk tanaman teh, jati, cokelat, kesesuaian lahan untuk industri, irigasi, permukiman, dan sebagainya.
2 Kemampuan Lahan
Klasifikasi kemampuan lahan adalah penilaian lahan komponen-komponen lahan secara sistematik dan pengelom-
pokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaan-
nya secara lestari.
Nah, persyaratan penggunaan lahan, kesesuaian lahan, dan kemampuan lahan tersebut bisa dijadikan pedoman untuk
pengelolaan lahan yang arif dan menganut prinsip berkelanjutan.
5. Mengelola Sumber Daya Kehutanan
Kekayaan hutan di Indonesia kian hari kian menipis. Tuntutan kebutuhan mendorong manusia melakukan penebangan hutan.
Contohnya kita ambil kasus yang pada saat ini menjadi prioritas yang harus diselesaikan oleh pemerintah, yaitu illegal logging.
Penebangan hutan di Indonesia pada saat ini meningkat tajam. Sebenarnya penebangan hutan tetap bisa dilakukan asalkan memenuhi
prinsip ekoefisiensi. Ya, dengan langkah awal, yaitu tebang pilih, pembibitan, dan penanaman kembali.
Gambar 6.9 Prinsip ekoefisiensi dalam penebangan hutan. Tebang pilih
Sumber: www.economiest.com
Pembibitan
Sumber: www.watala.org.id
Penghijauan
Sumber: Dunia Kita dalam Bahaya, halaman 123
Di unduh dari : Bukupaket.com
147
Pengelolaan Sumber Daya Alam
Tebang pilih dilakukan dengan mempertimbangkan usia pohon, ukuran diameter, dan tinggi batang. Pembibitan baik dilakukan
sebelum penebangan, baru setelah penebangan dilakukan penanaman bibit atau reboisasi. Mengapa penyelamatan hutan amat penting bagi
kelangsungan hidup semua makhluk di muka Bumi ini? Hutan yang merupakan paru-paru dunia, mampu mengambil CO
2
karbon dioksida serta melepaskan kembali O
2
oksigen, yang membuat udara segar dan diperlukan manusia untuk bernapas. Dapatkah kamu
bayangkan jika udara terkotori dan kamu harus menghirupnya? Pasti saluran pernapasanmu akan terganggu. Selain itu, tumbuh-tumbuhan
dapat menyimpan air sehingga mampu mencegah banjir. Akar pohon bisa mengikat tanah, hingga erosi mampu dicegah. Daun-daun yang
gugur, lama-kelamaan akan membusuk dan menjadi lapisan humus. Bukan itu saja, adanya tumbuh-tumbuhan mampu mengurangi efek
rumah kaca. Efek rumah kaca ini mencegah panas keluar dari Bumi, mengakibatkan Bumi panas. Mengapa efek rumah kaca ini ada?
Pembakaran batu bara, minyak, gas, serta bahan bakar lainnya akan melepaskan karbon dioksida, metana, dan uap air ke atmosfer. Jika
gas-gas ini tidak dapat diserap oleh tumbuhan, karena tidak adanya tumbuhan, maka panas serta gas-gas ini akan menyelubungi Bumi
dan seperti rumah kaca yang menyelubungi Bumi.
Nah, agar kamu memahami benar bagaimana tumbuh-tumbuhan berperan dalam mengurangi efek rumah kaca, lakukan kegiatan berikut.
Tahukah kamu berapa usia pohon serta ukuran diameter
dan tinggi batang pohon yang layak tebang?
Rumah Kaca Mini
a. Tujuan: Memahami prinsip efek rumah kaca.
b. Alat dan Bahan:
1 lima papan kayu dengan ukuran lebar 20 cm dan panjang 1 m,
2 delapan balok beton berukuran 2,5 × 2,5 m,
3 gunting,
4 plastik transparan tebal, dengan ukuran lebar 3,9 cm dan panjang
3 m, 5
bilah kayu dengan ukuran panjang 1 m, 6
pines, serta 7
tanaman dalam pot-pot kecil. c.
Langkah Kerja: 1
Susunlah papan-papan dan balok- balok untuk membuat rak 4 susun
seperti di samping ini. 2
Potonglah lembaran plastik tebal untuk menutup bagian belakang
dan sisi rak. Lekatkan plastik ke rak dengan paku pines.
3 Potonglah lagi lembaran plastik
tebal untuk menutup bagian depan rak dan lekatkan juga
dengan paku pines pada bagian atas rak sehingga menggantung
serta bisa dibuka.
Sumber: Dokumen Penulis
Di unduh dari : Bukupaket.com
148
GEOGRAFI Kelas XI
Reboisasi dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Lalu, bagaimana dari segi efisiensinya? Efisiensi dapat dilakukan dengan
meningkatkan kekreatifan kita. Jika selama ini kita lebih banyak mengekspor kayu-kayu gelondongan, ada baiknya jika kita mengolah
kayu-kayu tersebut menjadi barang yang mempunyai nilai tambah, seperti kerajinan mebel atau industri berbahan baku kayu lainnya.
Satu hal lagi tentang hutan yang terkadang luput dari perhatian kita. Selain penebangan hutan, kebakaran juga menjadi penyebab
kerusakan hutan. Seperti kebakaran hutan yang sering melanda Indonesia dianggap merupakan bencana besar bagi lingkungan dan
ekonomi. Sekitar 10 juta hektar hutan, semak belukar dan padang rumput terbakar, sebagian besar dibakar dengan sengaja. Gumpalan
asap yang pedas meliputi wilayah Sumatra dan Kalimantan, juga Singapura dan sebagian dari Malaysia dan Thailand. Sekitar 75 juta
orang terkena gangguan kesehatan yang disebabkan oleh asap. Bahkan lalu lintas udara lumpuh karenanya. Sampai
saat ini kebakaran ini masih sering terjadi, bahkan kejadian ini membuat Indonesia dianggap menjadi salah satu
pencemar lingkungan terburuk di dunia. Mengapa hal ini terjadi? Apabila dilihat dari citra satelit dan data ‘hot-spot’
kebakaran menunjukkan lautan api dimulai di daerah perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit dan
pulp, yang biasa menggunakan api untuk membersihkan lahan. Namun demikian, selain karena faktor aktivitas
manusia, kebakaran ini bisa juga terjadi secara alami. Nah, cermati faktor-faktor penyebab berikut dan coba diskusikan
bagaimana upaya penanggulangannya. a.
Pembersihan Lahan Api sampai sekarang dianggap alat yang murah dan efektif untuk
membersihkan lahan dan diminati oleh kalangan pengusaha untuk dapat menanam tanaman industri seperti karet dan kelapa
sawit. Bukti nyata dapat kamu cermati dengan berkurangnya luas hutan menjadi areal perkebunan. Misalnya, perkebunan kelapa
sawit yang meningkat dari 120.000 hektare di tahun 1989 menjadi hampir 3 juta hektar di tahun 1999.
b. Kebakaran Tanpa Kesengajaan