GEOGRAFI Kelas XI
72
4 Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri, yaitu tunjangan yang diberikan hanya sampai anak ke 2.
5 Penundaan usia perkawinan.
2. Kematian atau Mortalitas
Kematian atau mortalitas adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Secara otomatis, kematian akan
menyebabkan jumlah penduduk berkurang. Seseorang tidak akan mengetahui kapan ia mati. Kadang kematian terjadi saat manusia masih
bayi, ketika umur dewasa, atau sudah tua. Tinggi rendahnya tingkat kematian ditunjukkan oleh jumlah kematian penduduk dalam setahun.
Tingkat kematian penduduk di suatu wilayah dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate CDR
Angka kematian kasar CDR menunjukkan jumlah orang yang mati dalam setiap 1.000 penduduk di suatu wilayah.
CDR dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
CDR = × 1.000
Keterangan: CDR
= Angka kematian kasar. D
= Jumlah kematian dalam setahun. P
= Jumlah penduduk.
Contoh soal: Desa Sekar Mulia pada tahun 2005 berpenduduk 5.600 jiwa.
Kematian di desa ini pada tahun yang sama adalah 112 jiwa. Berapakah angka kematian kasar di Desa Sekar Mulia?
Penyelesaian:
CDR =
P D
× 1.000 =
600 .
5 112
× 1.000 = 20 jiwa Angka kematian kasar di Desa Sekar Mulia pada tahun 2005
adalah 20 jiwa. Ini menunjukkan bahwa dari setiap 1.000 penduduk terjadi kematian sebanyak 20 orang selama tahun 2005.
Angka kematian setiap wilayah tentu berbeda-beda. Demikian juga untuk setiap negara. Angka kematian kasar negara maju lebih
sedikit dibanding dengan negara berkembang. Hal dibuktikan dengan hasil penelitian PBB yang ditunjukkan pada tabel berikut
ini.
Tabel 4.2 Klasifikasi Angka Kematian Kasar CDR
Kategori Negara Angka Kematian Kasar per 1.000 penduduk
Negara maju 10
Negara berkembang 11
Dunia 19
Sumber: demography.anu.edu.au
Mengapa di negara ber- kembang angka kematian
kasar masih tinggi?
Di unduh dari : Bukupaket.com
73
Dinamika Penduduk
b. Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate IMR
Angka kematian bayi menunjukkan jumlah kematian bayi dari setiap 1.000 kelahiran. Penentuan angka kematian bayi
menggunakan rumus sebagai berikut.
IMR = × 1.000
Keterangan: IMR = Angka kematian bayi.
D = Jumlah kematian bayi yang berumur 1 tahun.
B = Jumlah kelahiran per tahun.
Contoh soal: Di Desa Sekar Mulia pada tahun 2005 telah terjadi kelahiran 160
bayi. Dari jumlah kelahiran tersebut, 20 bayi meninggal. Berapakah angka kematian bayi di Desa Sekar Mulia?
Penyelesaian:
IMR =
B D
× 1.000 =
160 20
× 1.000 = 125 jiwa Angka kematian bayi IMR di Desa Sekar Mulia pada tahun
2005 adalah 125 jiwa. Ini berarti untuk setiap 1.000 kelahiran terdapat 125 bayi yang mati.
Apakah batasannya IMR di suatu wilayah dikatakan rendah, sedang, atau tinggi? Nah, berdasarkan jumlah kematian bayi, IMR
dapat dikelompokkan sebagai berikut. 1 IMR 35 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian
bayi rendah. 2 IMR 35–75 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian
bayi sedang. 3 IMR 75–125 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian
bayi tinggi. 4 IMR 125 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian
bayi sangat tinggi.
c. Angka Kematian Menurut Umur atau Age Specific Death Rate