82 menghindarkan terjadinya
erosi karena air maupun erosi angin. Gambar 3.11
di samping memperlihatkan upaya
konservasi mineral dengan tanaman penghijauan di
lahan kritis.
3.4.7. Bencana Kekeringan Musim kemarau yang panjang, yang dapat terjadi sepanjang tahun,
atau dalam waktu tak menentu akan mengakibatkan bencana alam kekeringan. Dalam hal demikian ketersediaan air bagi hidup dan kehidupan
sulit diperoleh. Di samping itu berbagai tingkah laku manusia yang mengekploitasi air secara berlebihan dapat menyebabkan bencana alam
kekeringan menjadi semakin parah. Jadi bencana alam kekeringan ini dapat didefinisikan sebagai ketersediaan air tidak mencukupi untuk kebutuhan
hidup dan kehidupan.
Kekeringan yang disebabkan oleh berkurangnya curah hujan disebut kekeringan meteorologis, sedangkan kekeringan yang disebabkan oleh
berkurangnya sumber daya air disiebut kekeringan hidrologis.
Gambar 3.12 : Aliran Udara di Alam
3.4.8. Erosi
Erosi banyak disebabkan oleh aliran air, aliran angin dan cara mengelola lahan yang kurang tepat. Di Indonesia, erosi banyak terjadi di
daerah pantai, di pegunungan dan daerah lain yang pada umumnya permukakan tanahnya memiliki kemiringan. Erosi karena air dan angin ada
hubungannya dengan kejadian bencana banjir, sehingga erosi merupakan fungsi dari iklim, tanah, topofrafi, vegetasi dan manusia. Erosi kaitannya
Gambar 3.11 :Konservasi Flora dan Fauna
Di unduh dari : Bukupaket.com
83 dengan iklim berkaitan erat dengan perubahan musim. Di Indonesia yang
mengeanl musim kemarau dan hujan, akan memberikan peluang perubahan cuaca yang berubah setiap setengah tahunan. Masalah banjir berkait erat
dengan musim. Banjir yang terjadi di berbagai daerah umumnya terjadi pada musim penghujan. Curah hujan yang banyak mengakibatkan air tak
dapat ditampung dan akan masuk ke sungai. Dengan ulah manusia membuang sampah sembarangan, mengakibatkan saluran tak dapat
berfungsi dengan baik sehingga airnya meluap ke berbagai tempat, muncullah banjir. Aliran air ini akan membawa partikel atau lapisan tanah
dari hulu ke hilir, dan pada hilir sungai muncullah lapis-lapisan material, tanah yang baru.
Erosi dalam hubungannya dengan tanah, dapat dijelaskan bahwa ikatan tanah di permukaan tidak terlalu kuat untuk bertahan, maka lapisan
tanah paling atas mudah dibawa oleh aliran air atau aliran angin. Akibatnya partikel penyusun tanah pada lapisan paling atas merupakan lapisan yang
terbawa oleh aliran angin maupun aliran air. Daerah terbuka mengakibatkan ikatan tanah kurang kuat akibatnya bila sewaktu-waktu terjadi aliran angin
atau aliran air maka lapisan tersebut terbawa ke hilir. Kejadian ini berlangsung secara berulang sehingga di bagian hilir akan terbentuk
lapisan tanah yang selalu tumbuh dari waktu ke waktu.
Kejadian inilah yang menimbulkan gejala vegetasi. Kemiringan tanah bergantung pada kondisi topografi di tempat itu. Dengan partikel di
permukaan tanah yang tak terikat dengan kuat, maka begitu ada aliran angin atau aliran air memungkinkan lapisan tersebut mengalami erosi.
Keadaan topografi yang miring memungkinkan mudahnya terjadi erosi. Hal lain yang menyebabkan erosi adalah ulah manusia. Kebiasaan membuang
sampah sembarangan, mengekploitasi sumber daya alam yang tak memperdulikan lingkungan akan banyak mengakibatkan terjadinya erosi.
Dalam upaya mengatasi erosi ini antara lain, dilakukan dengan melindungi daerah terbuka dengan menanam tanaman pada setiap jengkal
tanah yang kosong. Tujuannya agar tanah dapat diikat kuat oleh tanaman, sehingga sewaktu hujan tidak mengalami erosi yang berlebihan. Upaya
yang lain adalah mengurangi kemiringan tanah, agar laju aliran air dapat dihambat. Mengurangi kemiringan dapat dilakukan dengan membuat teras-
teras dengan tanaman sehingga ikatan tanah menjadi lebih kuat sehingga tak mudah tererosi oleh air maupun angin.
Pendidikan lingkungan bagi warga masyarakat perlu digalakkan. Lewat pendidikan lingkungan yang benar, maka ekosistem menjadi terjamin
kelestariannya, sehingga penghuni alam semesta menjadi tenang.
3.4.9. Bencana Banjir