Limbah Detergen, Detergen merupakan produk kimia yang dimanfaatkan sebagai

61

2.4.3. Limbah Detergen, Detergen merupakan produk kimia yang dimanfaatkan sebagai

pembersih. Sifat detergen adalah larut dalam air dan mampu menyusup ke dalam serat pakaian atau serat-serat lain. Proses yang terjadi dalam serat tersebut selama digunakan adalah mengurangi tegangan permukaan antara kotoran dengan kain. Detergen yang menyusup ke dalam kain akan mengangkat kotoran dari permukaan kain sehingga kemampuan lekat kotoran dalam pakaian berkurang. Proses pengangkatan ini bergantung pada konsentrasi detergen dalam air. Dengan cara membilas melalui air secara berulang maka kotoran dapat hilang dan kain menjadi bersih. Dalam hubungan ini pewarna kain secara fisis merupakan zat yang menempel pada kain, sehingga dapat dianalogikan sebagai pengotor, sehingga bila dicelupkan ke dalam detergen, seringkali pewarna kain juga ada sebagaian yang dapat larut luntur dan berkurang kecerahannya. Jadi dengan demikian penggunanan detergen perlu diatur agar kain tidak segera pudar warnanya atau kain menjadi luntur warnanya. Berdasarkan jenisnya detergen ini dibedakan menjadi detergen jenis kationik aktif, anionik aktif dan amphoter. Jenis detergen kationik aktif adalah suatu jenis detergen yang aktif adalah katioannya. Anionik aktif adalah jenis detergen yang aktif adalah anion. Detergen jenis amphoter adalah jenis detergen netral terhadap air. Sampai saat ini yang banyak beredar di pasaran adalah jenis anionik aktif, sedang jenis kationik aktif ini karena pemakaiannya terbatas hanya dimanfaatkan sebagai bahan pencuci hama disinfectan dan dimanfaatkan di rumah sakit. Secara khusus jenis anionik aktif ini banyak digunakan untuk sarana mencuci di berbagai keperluan rumah tangga di Indonesia. Jenis ini dijual dalam banyak merk dagang dan mudah didapatkan di berbagai toko. Detergen jenis kationik aktif banyak dimanfaatkan di kamar bedah atau ruang lain yang membutuhkannya. Detergen jenis amphoter jarang ditemuai di pasaran saat ini karena dianggap kurang aktif, sehingga tak disukai sebagian konsumen. Dampak negatif pemanfaatan detergen antara lain detergen termasuk zat kimia yang disukai air, sehingga tanaman enceng gondok sangat subur tumbuh di rawa atau danau. Gambar 2.10. di samping ini adalah seorang pekerja sedang membersihkan enceng gondok yang tumbuh subur di rawa pada aliran sungai yang tercemar detergen. Detergen merupakan media yang baik bagi tumbuhnya enceng gondok di danau. Aliran air sungai yang telah tercemar limbah detergen menuju danau lalu berhenti dan mengumpul di danau akan menjadi tempat tumbuhnya enceng gondok tersebut. Pertumbuhan enceng gondok yang subur dan meluas akan menutupi Gambar 2.10 : Limbah enceng Gondok Mengganggu Lingkungan Di unduh dari : Bukupaket.com 62 permukaan air. Oleh sebab itu agar tak menyumbat pintu air saat banjir maka daerah ini harus dibersihkan. Dengan demikian aliran air dapat lebih lancar. Detergen yang larut dalam air berakibat tumbuhan enceng gondok dapat tumbuh subur. Enceng gondok yang tumbuh subur dan tidak dibersihkan akan menjadi polutan yang dapat mengakibatkan terjadinya pendangkalan air rawa, atau air sungai. Akibat yang lebih parah adalah rawa tak mampu menampung luapan air sungai, sehingga musibah banjir dapat terjadi. Gambar 2.11. berikut ini akibat banjir yang terjadi di lingkungan pedesaan karena daya serap lingkungan rendah.

2.4.4. Limbah Pestisida