Bencana Gunung Berapi Bencana badai atau Angin Topan

79 lebih kecil kekuatan dibandingkan dengan gempa vulkanik dan tektonik disebut gempa robohan. Gempa ini terjadi di daerah pegunungkan kapur akibat pergerakan dan pergeseran lapisan batu kapur. Gerakan dan pergeseran ini menghasilkan robohan permukaan batu kapur. Gejala ini disebut gempa robohan.

3.4.3. Bencana Gunung Berapi

Gunung berapi jika meletus, dapat mengeluarkan magma yang di dalamnya banyak terlarut gas-gas. Magma yang keluar dari gunung berapi tersebut melalui lubang vulkanik. Di samping itu jika kekuatan aliran cukup kuat dan melampaui puncak lubang vulkanik, maka magma dapat mengalir cukup jauh di permukaan tanah. Magma yang mengalir di atas permukaan tanah inilah yang disebut lava. Lava berisi bermacam-macam materi dan partikel yang disebut tephra. Di samping magma, gunung api yang meletus juga mengeluarkan debu dan panas. Kerusakan yang timbul akibat letusan gunung api dapat berasal dari lava yang mengalir, gelombang panas dan debu. Gelombang panas ini lah yang sering menghasilkan awan panas. Awan panas di lereng merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta disebut wedhus gembel bahasa jawa yang artinya domba, karena awan panas yang muncul mirip bentuknya dengan bulu domba. Dalam letusan gunung berapi, seperti gambar 3.7 dan 3.8 di samping lava yang mengalir ikut serta pula puing-puing kerusakan yang dilewati lava yang mengalir dari puncak gunung tersebut. Gambar 3.7 dan 3.8 tersebut ini adalah gambaran kerusakan akibat aliran lahar dingin. Di sini tampak lahan pertanian tertutup oleh material yang berupa pasir, koral dan berbagai ukuran kerikil dan batu-batuan yang dibawa oleh aliran lahar dingin tersebut. Gambar 3.7 : Gejala Letusan Gunung Berapi Gambar 3.8 : Bencana Alam Aliran Lahar Dingin Di unduh dari : Bukupaket.com 80

3.4.4. Bencana badai atau Angin Topan

Kondisi geografis wilayah pesisir pantai dan pulau kecil di Indonesia cukup rentan terhadap bencana badai atau angin topan. Angin topan dapat mencapai kecepatan 200 kmjam dengan tekanan sampai 200 kgm 2 mampu merobohkan bangunan rumah dan pepohonan. Beberapa kasus angin topan yang terjadi saat pergantian musim, atau angin puting beliung di Bengkulu, angin Bohorok di Sumatera Utara, angin Gending dan Cleret tahun di Jawa Timur dan Lesus di Jawa Tengah dan sebagainya merupakan beberapa contoh bencana badai atau angin topan. Gambar 3.9 menjelaskan salah satu akibat munculnya angin topan. Kerusakan yang sering menyertai munculnya bencana badai antara lain banyaknya bangunan perumahan yang roboh, pohon-pohon tumbang, debu berterbangan yang menganggu kesehatan mata, serta kerusakan lain yang menyertainya. Bencana semacam ini hampi terjadi setiap tahun saat pergantian musim.

3.4.5. Peristiwa di Bumi yang berkaitan dengan Gejala Erosi