Hasil Penelitian 1. Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi

2. Butir Item Terendah dari Instrumen Penelitian Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Hasil Penelitian menunjukkan siswa memiliki persepsi bahwa guru memiliki usaha yang baik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Namun, untuk keperluan implikatif perbaikan dan peningkatan usaha guru dalam memotivasi belajar siswa diperlukan analisis skor bukti pengukuran persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Skor butir item instrumen penelitian persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa digolongkan dalam lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah, sangat rendah. Dari keseluruhan 46 butir item instrumen penelitian persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, telah dilakukan pengujian dan telah didapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10 Kategori Butir Item Instrumen Penelitian Kriteria Penilaian Jumlah Item X 162,5 Sangat Tinggi 24 1,2,5,6,7,10,13,16,17,20,21, 24,25,26,29,30,31,34,37,38, 39,40,44,45 137,5  X  162,5 Tinggi 14 8,9,11,14,18,19,27,28,32,33, 36,41,42,43 112,5  X  137,5 Cukup Tinggi 8 3,4,12,15,22,23,35,46 87,5  X  112,5 Rendah X  87,5 Sangat Rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.2. Grafik Kategori Item Aspek Aspek Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, butir item dari instrumen penelitian persepsi siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar sebanyak 24 item berada pada kategori sangat tinggi. Sebanyak 14 item berada pada kategori tinggi, dan ada 8 item berada pada kategori cukup tinggi, dan tidak ada item yang berada pada kategori rendah maupun sangat rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa intensitas guru SMP Xaverius muara bungo dalam meningkatkan motivasi belajar siswa menurut persepsi siswa pada item tersebut tinggi. 5 10 15 20 25 sangat tinggi tinggi cukup tinggi rendah sangat rendah X 162,5 , X ≤ 162,5 , X ≤ 137,5 87,5 X≤ , X ≤ , 24 14 8

B. Pembahasan 1.

Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Hasil penelitian persepsi siswa tentang usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 20152016 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki persepsi sangat positif sebanyak 46 orang, diikuti kategori positif 4 orang. Sedangkan pada kategori cukup positif, kurang positif, dan sangat kurang positif adalah 0. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar masuk pada kategori sangat positif. Sebagian kecil siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 20152016 yang memiliki persepsi positif. Namun demikian masih perlu ditingkatkan lagi usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar pada siswa. Guru sebagai seorang pendidik mempunyai peranan untuk memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kegiatan belajar siswa. Motivasi yang diberikan oleh guru di lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap penilaian atau persepsi siswa terhadap guru. Seperti yang dijelaskan Robbins 2003 persepsi merupakan suatu proses yang digunakan individu untuk mengelola dan menafsirkan pesan indera dari lingkungan dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan dengan cara mengorganisir dan menginterpretasi sehingga akan mempengaruhi perilaku individu. Persepsi siswa terhadap usaha guru muncul karena adanya rangsang yang diterima. Rangsang yang sangat berpengaruh adalah rangsang dari tindakan atau perilaku guru yang dapat dilihat bahkan diperhatikan oleh siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang yang dapat menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksanakan kegiatan. Kemauan baik yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri motivasi intrinsik maupun dari luar individu motivasi ekstrinsik. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Karena dengan guru kreatif menjadikan siswa tergugah dalam pembelajaran yang akan dialami siswa atau siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran. Usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar pada siswa sudah sebagian dilakukan, seperti mengajar dengan alat peraga memudahkan guru untuk menyampaikan materi pelajaran. Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi dapat dijadikan alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar Syaiful Bahri dalam Djamarah, 2002: 83. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Selain itu, penguatan dapat merangsang dan meningkatkan motivasi belajar Mulyasa, 2006: 78. Pemberian penguatan dilakukan guru pada saat siswa berhasil melaksanakan aktivitas atau kegiatan. Penguatan berbentuk verbal yang dilakukan guru seperti pujian yaitu “ bagus”, “bagus sekali”, “ betul”bagi siswa yang menjawab pertanyaan maupun mengerjakan soal dengan benar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang Oemar Hamalik, 2005: 167. Bentuk lain sebagai penguatan juga dapat diberikan melalui penilaian dan komentar. Penilaian secara kontinu akan mendorong siswa dalam belajar.Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya yakni angka yang diberikan oleh guru. siswa yang mendapat angka baik, akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar. Sebaliknya siswa yang mendapatkan angka kurang mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih giat. Sanksi dan teguran dilakukan guru dalam memberikan reaksi terhadap gangguan dalam proses belajar mengajar. Teguran diberikan kepada siswa yang melakukan kesalahan. Teguran guru merupakan tanda bahwa guru ada bersama peserta didik, dengan teguran akan mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku yang menjadikan gangguan terhadap proses belajar mengajar Syaiful Bahri dalam Djamarah, 2002: 211. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI