3. Usaha Guru Membangkitkan Motivasi Belajar
Usaha mengandung pengertian kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan
perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya untuk mencapai sesuatu . Dalam pembelajaran, seorang guru menggunakan usaha-usaha atau cara-cara
tertentu untuk menyampaikan materi yang akan disampaikan guna menciptakan situasi kegiatan belajar mengajar yang kondusif dimana
siswa dapat mempersepsi materi dengan baik. Guru sebagai motivator mempunyai peranan untuk memberikan
motivasi didalam proses pembelajaran. Peran guru sebagai motivator sangat penting dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan
kegiatan belajar siswa. Guru harus mampu memberikan rangsangan, dorongan serta reinforcement untuk mengembangkan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya aktivitas dan daya cipta kreativitas, sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar.
Peran dan tugas guru amat sangat penting, terutama peran guru dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dan hasil belajar
siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Dalam proses pembelajaran di kelas, ketika ada siswa yang kurang berminat
dalam belajar itulah sebagai pertanda bahwa siswa tersebut tidak mempunyai motivasi belajar. Kekurangan motivasi intrinsik tersebut
merupakan masalah yang memerlukan bantuan yang tidak dapat ditunda- tunda. Maka guru perlu memberikan suntikan dalam bentuk motivasi
ekstrinsik, sehingga dengan bantuan itu siswa dapat keluar dari kesulitan belajar. Menurut De Decce dan Grawford dalam Djamarah, 2008: 169,
ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar siswa, yaitu:
a. Guru harus menggairahkan peserta didik, artinya guru harus menghindari
hal-hal yang monoton dan membosankan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan perlu bervariasi misalnya kerja kelompok,
diskusi. b.
Memberikan harapan realistis, artinya guru harus memelihara harapan- harapan siswa yang realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang
kurang atau tidak realistis. Harapan yang diberikan tentu saja yang dapat dijangkau.
c. Memberikan insentif, artinya guru diharapkan memberikan hadiah kepada
siswa dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya atas keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih
lanjut guna mencapai tujuan pembelajaran. d.
Mengarahkan perilaku siswa, artinya guru harus memberikan respon terhadap siswa yang tidak terlibat secara langsung dalam pembelajaran
agar berpartisipasi aktif. Anak didik yang diam, yang membuat keributan, dan yang berbicara semaunya harus diberi teguran secara arif dan
bijaksana. Cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang
mendidik, menegur dengan sikap yang lemah lembut dan dengan perkataan yang baik dan ramah.
Berkaitan dengan usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, Djamarah 2008:158 menjelaskan ada beberapa bentuk motivasi
yang dapat dimanfaatkan dalam mengarahkan belajar siswa di kelas, diantaranya yaitu:
a. Memberi nilaiangka Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas
belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau
meningkatkan prestasi belajar di masa mendatang. b. Memberi hadiah pada siswa yang berprestasi
Memberikan hadiah untuk siswa yang berprestasi, akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum
berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. c. Kompetisisaingan
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi
yang telah dicapai sebelumnya. 1
Pemberian tugas yang dapat melatih siswa bertanggung jawab Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI