112
Pernyataan Ibu Daud di atas menjelaskan bahwa keong selain dapat merugikan petani juga dapat menguntungkan petani, sampai saat ini hama keong
bukan sesuatu yang sangat sulit dikendalikan oleh petani di Pangaribuan. Selain dapat diracuni dan dikeringkannya sawah dengan mengambili keong-keong yang
masih hidup kemudian dibuang ke darat tempat kering serta dibuatnya anak- anak air kecil di seeliling petak sawah supaya keong-keong tersebut tetap berada
di dalamnya dan tidak mengganggu tanaman padi. Karena keong tidak mampu bertahan hidup di tempat yang kering.
Petani di Pangaribuan selain memiliki pengetahuan dalam mengatasi hama-hama perusak tanaman atau alam sendiri seperti, hujan kencang dan batu es,
para petani juga memiliki kebijakan seperti;
5.3. Menanam Serentak
Menanam serentak menurut petani di Pangaribuan adalah kegiatan menanam padi dalam satu kurun waktu yang sama oleh sekelompok petani pada
suatu kawasan pertanian. Dalam pertanian padi sawah di Pangaribuan terdapat kebijakan dalam menentukan waktu untuk memulai pembibitan menanam padi
yang disebut sarappak marsuan. Menanam serentak merupakan suatu kebijakan yang disepakati oleh petani supaya tidak terjadi berbagai konflik sesama petani
ketika melalukan pengelolaan sawah juga mengurangi hama-hama yang menyerang tanaman padi. Fungsi dari sarappak marsuan sangat berguna untuk
beberapa pengelolaan sawah yaitu, pengelolaan air dan pencegahan hama serta penggunanggulangan hama padi sawah. Selain itu kebijakan sarappak marsuan
dapat mempererat hubungan sosial sesama petani. Para petani dapat berkumpul
Universitas Sumatera Utara
113
bersama-sama dengan petani lainnya pada lahan sawah mereka sehingga bisa saling bertukar pikiran yang bertujuan meningkatkan hasil pertanian. Petani juga
saling bahu membahu dalam melakukan pengelolaan padi sawah, istilah tersebut pada masyarakat di Pangaribuan yaitu marsiruppa.
Penentuan waktu dalam melakukan sarappak marsuan para petani tidak melakukan adanya suatu pertemuan yang di khususkan, kecuali pada saat petani
mau melakukan pembibitan biasanya pada bulan November yang dilangsungkan di gereja untuk di doakan supaya tanaman padi diberikan Tuhan perlindungan
mulai dari pembibitan hingga pemanenan. Selanjutnya petani sendirilah yang menentukan kapan mulai pembibitan hingga penanaman melalui tukar pikiran dan
pendapat dengan melihat acuan sarappak marsuan melalui pertemuan secara tidak langsung misalnya, pada saat adanya perkumpulan PKK, pesta atau kapan dan
dimana saja petani bertemu. Saat itulah mereka mengobrol kapan waktu yang tepat untuk melakukan pembibitan dan melakukan penanaman padi.
Melalui hasil pembicaraan tersebut segera petani melihat keadaan sawah untuk segera merendam bibit padi dan mulai melakukan pengelolaan padi sawah
berupa memperbaiki dan membersihkan batang-batang padi saat panen sebelumnya.
Kebijakan sarappak marsuan diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang petani di Pangaribuan. Bertahannya kebijakan dalam mengelola padi
sawah di sebabkan fungsinya yang sangat membantu petani dalam mengelola padi sawah tanpa mengganggu padi sawah petani lainnya. Selain itu sarappak marsuan
dapat memperoleh hubungan antar sesama petani, untuk dapat mengembangkan
Universitas Sumatera Utara
114
pengetahuan karena adanya keterbukaan untuk saling berbagi pendapat dan informasi pengelolaan pertanian demi keberhasilan bersama antar sesama petani.
5.4. Fungsi Menanam Serentak Terhadap Pengelolaan Air