99
BAB V SUMBER PENGETAHUAN DAN KEPERCAYAAN SERTA
KENDALA DALAM PERTANIAN PADI SAWAH DI PANGARIBUAN
Sumber pengetahuan serta pemanfaatannya yang diperoleh petani dan kepercayaan dalam pengelolaan sawah di Pangaribuan mempunyai nilai-nilai
yang berfungsi membimbing petani dalam kehidupan berkekerabatan dan bermasyarakat. Fungsi dari nilai-nilai yang terkandung dalam sumber
pengetahuan dan kepercayaan melibatkan seluruh petani sehingga membentuk kearifan lokal dalam pengelolaan sawah di Pangaribuan.
5.1. Sumber Pengetahuan Petani
Pengetahuan merupakan suatu keadaan yang hadir di karenakan persekutuan kita dengan suatu perkara. Keluasan dan kondisi ini dalam pikiran
dan jiwa kita sangat bergantung pada sejauh mana reaksi. Menurut Mohammad Dalaniy, 2010 dalam pdf, asal-usul pengetahuan oleh Mohammad Taufik
pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan dan hubungan dengan
lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi alat dan pikiran-pikiran.
Demikian juga pertanian di Pangaribuan tetap berlangsung karena pengetahuan-pengetahuan yang mendampingi para petani Pangaribuan dalam
mengelola lahan pertanian mereka, khususnya pengelolaan sawah. Pengetahuan diperoleh petani baik dari nenek moyang, hasil percobaan petani sendiri, dan
Universitas Sumatera Utara
100
pengalaman sendiri yang kemudian diinformasikan kepada petani lainnya, pengetahuan ada juga di peroleh dari petani lainnya yang tinggal di desa lainnya
yang bukan Pangaribuan. Sumber pengetahuan yang berasal dari nenek moyang sangatlah dihargai
oleh masyarakat di Pangaribuan. Leluhur petani banyak memberikan pengetahuan bagi para petani, hingga saat ini. Sekalipun ajaran-ajaran yang di turunkan oleh
nenek moyang sudah banyak ditinggalkan petani sendiri dan ada juga yang di lanjutkan petani di Pangaribuan.
Menurut petani Pangaribuan zaman adalah semakin berkembang dan jika kita tetap mempertahankan pengetahuan kita yang diwariskan oleh nenek moyang
adalah kurang baik untuk sekarang ini karena kita harus bisa mempertahankan hidup.
Pengetahuan dari nenek moyang adalah kurang baik jika dilakukan dan diterapkan untuk sekarang ini karena menghabiskan waktu dan tenaga yang sangat
banyak, yang membuat kita para petani menjadi tertinggal, dan kebutuhan kita menjadi tidak terpenuhi dengan artian tidak mampu bertahan hidup. Menurut Pak
Pada Harianja, berupa: Molo hami akka pangula on mapertahatton songon na binahen ni
oppung nami najolo dang boi ra hasil nahami dapot songon si saonnari alana godang waktu naniallang parkarejo najoloi mabahen
karejo naasing naipe godang tartinggal. Molo saonnari hami nungga be marsikkola be boasa asa boi lamtudengganna jala dang
ketinggalan jaman. Jika kami para petani mengikuti cara bertani seperti cara nenek moyang kami dulu mungkin pertanian kami
sekarang ini tidak sebaik yang kami peroleh seperti saat ini, dimana zaman nenek moyang pekerjaan adalah memakan waktu yang cukup
lama dan tenaga yang cukup banyak sehingga pekerjaan-pekerjaan lainnya akan banyak tertinggal. Kami petani sekarang ini mengikuti
Universitas Sumatera Utara
101
zaman karena zaman selalu berkembang sehingga kami juga harus belajar dari apa yang kami lakukan dan nenek moyang supaya lebih
baik dan kami pun mampu bersaing di zaman yang modern sekarang ini.
5.2. Pemanfaatan Pengetahuan Yang Bersumber dari Nenek Moyang, Pengalaman, dan Pengamatan Petani