17
ada dua persoalan klasik yang dihadapi sektor pertanian. Pertama, konversi lahan pertanian yang setiap tahunnya mencapai 100.000 hektar. Kedua,
kecenderungan perilaku generasi muda di pedesaan yang tidak lagi tertarik ikut serta dalam kegiatan pertanian padi karena dianggap tidak menarik, kata
Bambang dalam siaran pers yang diterima JPNN
10
.
Persoalan itu sangat disayangkan karena faktanya hampir 90 persen rakyat Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok sehari-hari. Bahkan,
selama hampir tujuh dekade Indonesia merdeka, secara dramatis kebijakan pemerintah telah menjadikan beras sebagai pengganti keragaman bahan makanan
pokok rakyat Indonesia
11
.
Oleh karena itu peneliti ingin mengulas persoalan-persoalan yang di hadapi petani di Pangaribuan yang akhirnya dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
hasil pertanian, yang mengakibatkan merosotnya sektor pertanian Indonesia.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini “pengetahuan lokal petani dalam mengelola padi sawah di
desa Pangaribuan”. Rumusan masalah dapat diuraikan dalam pertanyaan penelitan berikut ini:
10
http:www.jpnn.comread20140406226639Pertanian-di-Indonesia-Masih-Hadapi-Masalah- Klasik-. 15 September 2014
11
ibid
Universitas Sumatera Utara
18
1. Bagaimana pengetahuan petani Pangaribuan dalam mengelola pertanian khususnya tanaman padi?
2. Bagaimana sumber-sumber pengetahuan tersebut diperoleh? 3. Kendala-kendala seperti apa yang dihadapi oleh para petani dalam
pengelolaan tanaman padi?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah untuk memberikan gambaran tentang tinjauan antropologi mengenai kearifan lokal dalam pengelolaan padi sawah oleh petani di
desa Pangaribuan. Bagaimana masyarakat memperoleh pengetahuan tersebut, mengetahui kendala-kendala yang dihadapi petani dalam pengelolaan tanaman
padi. Setiap penelitian diharapkan memberikan manfaat baik untuk masyarakat
luas, peneliti maupun warga masyarakat setempat. Tersedianya data-data penelitian mengenai pengetahuan lokal suatu masyarakat diharapkan mampu
memberikan gambaran dan masukan dalam pembangunan pertanian di daerah setempat dan di Indonesia pada umumnya.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah terbentuknya kesadaran yang lebih besar mengenai kehidupan petani yang tidak hanya di
jadikan objek namun sebagai subjek, untuk mencapai pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan penelitian-penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
19
1.5. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode penelitian kualitatif dalam mengumpulkan data-data penelitian, yang akan
diperoleh dari tetua adat, masyarakat setempat, yang dianggap dapat memberikan informasi kepada peneliti sesuai dengan yang dibutuhkan peneliti tersebut.
Menurut Lexy j. Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang terjadi dan dialami oleh
subjek penelitian diantaranya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Dalam memanfaatkan berbagai metode kualitatif berupa pengamatan, wawancara
dan studi kepustakaan. Metode kualitatif yang bersifat deskriptif untuk dapat menggambarkan keadaan masyarakat Pangaribuan. Penelitian ini juga bersifat
etnografi yang bertujuan memahami pengetahuan lokal yang dimiliki petani dalam mengelola padi sawah.
Dalam panelitian ini peneliti mengumpulkan data-data primer dan sekunder untuk memperoleh data primer yang dibutuhkan peneliti. Peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi
Pengamatan dilakukan peneliti dengan cara turun kelapangan, mengamati kegiatan masyarakat setempat, mengamati semua aktivitas petani dalam
mengelola sawah mulai dari proses pembajakan hingga pemanenan, juga pengetahuan-pengetahuan seperti apa yang petani terapkan dalam mengelola
sawah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
20
Teknik observasi dapat digolongkan menurut tehnik observasi yang berstruktur dan yang tidak berstruktur. Observasi yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran tentang masyarakat yang sebenar-benarnya baik tindakan, percakapan, tingkahlaku dan dilakukan dengan keterlibatan peneliti secara
langsung dalam kehidupan masyarakat yang diteliti seperti kegiatan, percakapan dan percakapan dan pekerjaan mereka. Bentuk observasi yang dilakukan oleh
peneliti adalah observasi partipasi. Yang dimaksud dengan observasi partisipasi adalah pengumpulan data dengan observasi terhadap objek yang diamati dengan
hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan.
2. Wawancara Wawancara yang dilakukan yaitu teknik wawancara mendalam. Wawancara
mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan terlibat
langsung dalam kehidupan sosial yang lebih lama. Model wawancara yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal.
Pertanyaan yang diajukan tidak disusun lebih dahulu, tetapi disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dengan informan. Pelaksanaan tanya jawab mengalir
seperti percakapan sehari-hari. Wawancara tidak terstruktur bersifat bebas dan santai, dengan memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada informan
untuk mengemukakan keterangan-keterangan yang sifatnya umum. Karena disini
Universitas Sumatera Utara
21
posisi penulis sebagai peneliti dan juga sebagai pekerja yang turut mengerjakan aktivitas pertanian penulis melakukan wawancara seperti percakapan biasa sehari-
hari sehingga tidak membuat informan yang penulis wawancarai merasa bosan takut dengan penulis.
Wawancara penulis mulai dengan petani-petani yang sedang bekerja di sawah juga masyarakat yang juga petani padi sawah yang sedang bersantai di halaman
rumah peneliti memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bercerita-cerita dengan mereka sekaligus untuk mendapatkan informasi tentang pengelolaan padi sawah.
Informan yang terdapat dalam skripsi ini berjumlah 28 duapuluh delapan orang yang berprofesi sebagai petani. Informasi-informasi yang diberikan semua
informan menurut penulis sangat relevan dan real sesuai dengan kondisi pertanian yang terjadi saat ini di Pangaribuan dan hal ini sangat mendukung skripsi ini.
Sementara studi kepustakaan diperoleh melalui studi kepustakaan, dokumentasi, bacaaan dari sumber onlineinternet, dan sumber lain yang di
anggap relevan dengan masalah dan topik penelitian.
Universitas Sumatera Utara
22
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN PANGARIBUAN