Alam Hujan, Angin Kencang dan Hujan Es Tenaga Kerja

120

5.8.2. Hama

Hama yang merusak tanaman padi merupakan kendala yang dihadapi petani di Pangaribuan, jika hama-hama ini tidak segera di atasi dapat menggagalkan hasil pertanian para petani, ham yang dianggap petani sebagai kendala dalam menjalankan pertanian padi sawah seperti, tikus, ulat daun, keong, burung pipit. Di antara jenis hama diatas tikus merupakanhama paling banyak merusak tanaman padi dan paling sulit ditanggulangi petani dibandingkan hama-hama lainny. Hama tikus ini biasanya menyerang tanaman padi pada saat mendekati pemanenan, di saat petani menyaksikan perkembangan tanaman padi mereka hingga mendekati hari pemanenan satu bulan mendekati pemanenan, padi-padi petani di rusak hama tikus. Hama-hama yang menyerang tanaman padi tersebutlah yang menjadi kendala petani dalam bertani.

5.8.3. Alam Hujan, Angin Kencang dan Hujan Es

Kendala yang dihadapi petani di Pangaribuan tidak hanya modal dan hama perusak tanaman padi air juga bisa jadi lawan. Kendala yang yang disebut berebihan tersebut menurut petani di Pangaribuan yaitu; hujan deras angin kencang dan hujan es. Hujan dan angin kencang ini biasanya merugikan petani saat biji-biji padi sudah mulai berisi. Hujan dan angin ini dapat menumbanggkan batang-batang padi, sehingga bulir-bulir padi tersebut mengenai air akibatnya membusuk dan dimakani hama tikus. Sekalipun petani Pangaribuan mendirikan batang-batang padi dengan mengikat pokok-pokok padi mengikat batang-batang padi tetap saja Universitas Sumatera Utara 121 mereka kwatir. Karena saat batang-batang padi tidak begitu kokoh angin biasa saja bisa menumbangkannya lagi ditambah hama tikus merusak tanaman padi para petani. Tidak hanya tikus kadalpun menjadi merusak tanaman padi pada saat batang-batang padi tidak kokoh lagi berdiri. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu penyebab kegagalan panen padi di Pangaribuan yang juga menjadi kendala bagi petani padi sawah. Sedangkan, hujan es sendiri dalam menggagalkan panen yaitu membuat buah padi akan berjatuhan jika terkena hujan es. Petani sangat kwatir jika hal ini terjadi pada tanaman padi mereka karena semua padi bisa berjatuhan dengan jumlah yang sangat banyak. Melihat hal tersebut petani membuat suatu cara bagaimana padi mereka bisa terhindar dari gangguan tersebut, yaitu dengan mempercepat penanaman. Dengan begitu hujan es akan terhindar. Menurut petani di Pangaribuan sekalipun bukan manusia yang menentukan kapan hujan es jatuh, setidaknya para petani tidak berhenti berharap dan berusaha dan sampai sekarang tidak pernah turun hujan es pada waktu tanaman padi telah berbuah. Namun sekalipun demikian hujan es tetap menjadi kendala bagi petani yang sewaktu-waktu bisa menggagalkan panen para petani.

5.8.4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja bisa juga menjadi salah satu yang menjadi kendala bagi para petani di Pangaribuan. Bagi sebagian petani yang masih muda mereka bantu- membantu marsiruppa dengan begitu pekerjaan akan terasa lebih ringan dan bagi sebagian petani kan dibantu anak-anaknya sepulang sekolah. Namun bagi mereka yang sudah berumur sekitar 50 tahun sangat susah mencari tenaga kerja, Universitas Sumatera Utara 122 di tengah tenaga yang terbatas. Anak-anak mereka kebanyakan merantau, sehingga tenaga kerja merupakan suatu kendala bagisebagian petani. Sehingga sawah mereka sering terlampat mengelolannya dimana mereka menunggu petani yang lebih mudah yang bersedia digaji untuk bekerja di sawah mereka. Biasanya petani menunggu mudah pekerjaannya sampai siap setengahnya. Upah yang biasanya di kasih adalah berbeda antara perempuan dan laki-laki jika perempuan bergaji Rp 50.000 maka laki-laki Rp 55.000, maka ditanggung bagi mereka yang menggaji. Demikian petani di Pangaribuan dalam melakukan pengelolaan lahan sawah banyak kendala yang harus dihadapi. Akan tetapi semua kendala tersebut harus mampu mereka hadapi untuk mencapai hasil pertanian yang maksimal. Menurut para petani kendala bisa saja menghalangi akan tetapi harus mampu menghadi kendala-kendala tersebut. Universitas Sumatera Utara 123

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan