72
mangula membajak sawah lebih mudah dilakukan dengan tanah yang sudah gembur.
4.6.1. Bajak cangkul
Foto 6. Cangkul Sumber: Dokumentasi Pribadi
Bajak cangkul berasal dari bahasa Indonesia yaitu bajak cangkul. Bajak cangkul merupakan alat yang digunakan petani untuk membajak sawah yang
menggunakan cangkul untuk membalikkan tanah. Bentuk bajak cangkul yang dipakai masyarakat, kira-kira dengan panjang 1 meter, pada umumnya cangkul
pada tangkainya terbuat dari besi dan kayu. Sudut tangkainya dibuat antara 50-70 derajat dengan mata cangkul yang tajam. Lubang pada daun cangkul ada yang
bulat dan kebanyakan persegi empat. Waktu yang dibutuhkan membajak sawah tergantung kepada luas lahan yang akan dibajak.
Membajak sawah dengan menggunakan cangkul adalah alat yang paling sederhana, selain di daerah lain menggunakan kerbau, traktor di Pangaribuan
kebanyakan masih menggunakan bajak cangkul. Dengan bajak cangkul ini
Universitas Sumatera Utara
73
sebagai pembalik dan pemecah tanah, keuntungan dari ini adalah dapat digunakan tempat yang sulit, lumpur yang dalam, dan juga sempit yang tidak bisa dilakukan
oleh alat berat traktor berbajak dan pada tempat yang bersudut miring. Oleh karena itu petani kebanyakan memilih bajak cangkul. Seperti ibu
Tina Marbun mengatakan, berupa: molo marpakkur iba mangula sai naudenggan do dang dua hali iba karejo, alana molo marjetor dang sude boi di giling gabe
dua hali iba karejo, jala muse tano dison mura do niula holan nibabo pe boi do alai pinggir nai ni ulama asa rapi. Dengan menggunakan cangkul akan lebih
rapi, saya tidak bekerja dua kali, karena dengan menggunakan traktor tidak semua bagian sawah bisa di olahnya sehingga membuat saya harus bekerja dua kali, juga
tanah sawah saya mudah dikelola dengan menggunakan tangan saja sudah cukup, tetapi pinggirnya sengaja saya cangkul supaya lebih bagus dan rapi.
Maksimalnya hasil peleburan tanah pada sawah tersebut. Semua pangkal tanaman padi yang tersisa dibalikkan supaya jadi pupuk yang membantu
kesuburan tanaman padi berikutnya. Dengan cangkul juga dapat mengangkat tanah lebih dalam yang kemudian didatarkan lagi pada waktu selanjutnya,
sehingga lumpur pada sawah terbentuk lebih bagus. Namun proses bajak menggunakan cangkul memakan waktu cukup lama dan memerlukan tenaga lebih
banyak bagi petani. Seperti diutarakan Pak Tina Harianja, berupa; Mangula dohot pakkur memang leleng do tenaga nadihaporluhon pe
godang asa hatop sae. Alana hauma nalao siulaon godang do, jala ikkon sae do tepat waktu asa unang hatinggalan sian dongan na
asing. Songoni muse dohot tenaga nga mulai moru ikkon mangalului dongan nama asa adong mangulahon. Alai molo mangula uddenggan
do alana urapi jala tano nadipabalik pe udengga. Mata nipakkur na balga boi panbalikkon tano nalaho manutupi akka duhut-duhut nage
takkal ni eme, diresres ma muse asa rata gabbo nai. Membajak
Universitas Sumatera Utara
74
menggunakan cangkul tergolong lama sehingga menggunakan tenaga dan waktu yang lebih lama juga. Soalnya lahan yang dikerjakan cukup
luas, dan juga harus mengejar waktu yang ditentukan supaya tidak terlambat dari yang lainnya. Begitu pula dengan tenaga, sekarang ini
yang cukup terkuras kita harus membawa orang lain membantu menyelesaikan sawah ini. Tetapi membajak menggunakan cangkul
lebih bagus dalam membalikkan tanah. Mata cangkul yang panjang dan tenaga yang kuat membalikkan tanah cukup dalam, sehingga
tanah yang terangkat cenderung lebih bagus. Tanah yang terangkat tadi akan menutupi semua rumput-rumput yang nantinya akan menjadi
pupuk. Tanah tersebut kemudian diaduk atau diratakan sehingga memiliki kesuburan yang merata.
Tidak semua petani di Pangaribuan memiliki tenaga yang cukup, sehingga mereka akan menyewa orang-orang membantu mengerjakan sawah mereka,
seperti mereka yang sudah tua dan memiliki sawah, orang yang baru berkeluarga yang memiliki anak tapi belum mampu membantu mengerjakan pekerjaan sawah.
Hal inilah yang membuat mereka membutuhkan tenaga kerja lainnya. Untuk upah yang diterima ada sedikit perbedaan antara laki-laki dan perempuan, dimana gaji
laki-laki yang lebih banyak dibandingkan perempuan yaitu Rp. 50.000 bagi perempuan dan Rp. 60.000 bagi laki-laki. Gaji tersebut telah ditentukan petani di
Pangaribuan sendiri, atau dengan upah beras sesuai kesepakatan antara pemberi upah dan yang di upah.
4.6.2. Bajak Traktor