Keadaan Musim di Pangaribuan

39

BAB III PENGETAHUAN LOKAL PETANI MENGENAI MUSIM DAN

SUMBER DAYA ALAM

3.1. Keadaan Musim di Pangaribuan

Petani Pangaribuan memiliki pengetahuan lokal yang berkaitan erat dengan aktifitas mereka dalam bercocok tanam, yaitu pengenalan musim. Terdapat beberapa musim yang dikenal petani Pangaribuan, yaitu musim udan, musim logo niari dan musim peralihan. Pada musim peralihan, para petani sering menyebutnya musim abar penyakit. Perubahan iklim yang terjadi sekarang berpengaruh pula terhadap musim di Pangaribuan. Perubahan yang terjadi berupa waktu terjadinya musim, dimana petani tidak mampu lagi memprediksi dengan pasti kapan masuknya suatu musim. Seperti musim udan yang tidak bisa dipastikan lagi terjadi pada bulan September hingga Desember. Petani tidak mengetahui dengan pasti semenjak kapan perubahan tersebut mereka sadari. Pak Tina turut mengemukakan pendapat beliau mengenai perubahan yang terjadi terhadap musim yang dikenal oleh petani Pangaribuan berupa: Saonnari musim dangboi be dikira-kira songon najolo i. Haroroni musim najolo holan sahali sataon do, molo saonnari boi sappe dua manag tolu hali. Tarsongon udan, najolo ro topet di bulan September sahattu Desember, alai molo saonnari nga ro di bulan-bulan na asing dibagasan sataon, olo do sampe sabulan sahattu dua bulan ro torus udan, manang logo niari. Sekarang ini musim tidak bisa lagi diprediksi, seperti waktu-waktu sebelumnya. Musim-musim yang Universitas Sumatera Utara 40 dahulunya hanya terjadi sekali setahun, untuk saat ini bisa terjadi 2 atau sampai 3 kali. Seperti musim hujan, dulu terjadi sekitar bulan September hingga Desember, tetapi saat ini musim hujan bisa saja terjadi pada bulan-bulan lainnya dalam satu tahun, terkadang musim tersebut berlangsung selama 1satu hingga 2 dua bulan. Keterangan tersebut menegaskan bahwa pada dasarnya tidak ada perubahan terhadap musim yang mereka kenal. Mereka masih mengenal musim udan, musim panas logo ari, dan musim peralihan. Hanya saja perubahan yang mereka rasakan berupa waktu terjadinya musim di Pangaribuan tidak sesuai dengan masa dahulunya dan cenderung tidak beraturan. Perubahan terhadap waktu terjadinya sebuah musim, tidak mempengaruhi cara bertani dalam melihat tanda-tanda masuknya sebuah musim, karena musim yang akan mereka hadapi masih sama seperti musim-musim yang mereka kenal semenjak dahulu. Para petani mengungkapkan bahwa sampai sekarang ini mereka masih berpedoman kepada cara-cara yang diturunkan oleh nenek moyang dalam melihat tanda-tanda masuknya suatu musim. Hal ini di ungkapkan Op Mekar berupa: Naberubah sabutulna dang na musim, alai holan haroroni musim ido. Nahuboto molo naeng margatti musim disima alogo manggulus dohot kencang, asing sian naibiasa. Jadi au mamereng musim sian na diajarhon ni oppung najolo do. Alani i gabe boi huboto aha nadiporluhon lao mangula hauma. Bahwa yang berubah bukanlah musimnya, tetapi hanya waktu kapan musim tersebut terjadi. Pergantian musim yang saya ketahui dengan hembusan angin yang kencang, berbeda dari biasanya. Jadi saya menjalankan apa yang diajarkan oleh nenek moyang dalam melihat musim. Sehingga saya tau apa yang dibutuhkan dalam mengelola sawah. Universitas Sumatera Utara 41 3.2. Musim yang dikenal Oleh Petani Pangaribuan 3.2.1. Musim Penghujan musim udan