4.1.5 Uji Homogenitas Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui terdapat kesamaan varian atau tidak pada suatu populasi. Uji homogenitas data menggunakan SPSS Statistic
21. Hasil uji homogenitas data akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5
Uji Homogenitas Data Akhir Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Gugus Erlangga Bandar Kabupaten Batang.
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Nilai Based on Mean
,210 1
73 ,648
Based on Median
,102 1
73 ,750
Based on trimmed mean
,203 1
73 ,654
Sumber : Data Primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yaitu 0,648 atau lebih besar dari 0.05. Perolehan nilai signifikansi data lebih besar
dari taraf signifikansi 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ho diterima artinya data bersifat homogen, sehingga dapat disimpulkan bahwa varian skor
keterampilan membaca pemahaman data akhir antar siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol adalah homogen.
4.1.6 Uji Perbedaan Rata-Rata Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diperoleh bahwa hasil postes berditribusi normal dan homogen. Kemudian peneliti melakukan uji
perbedaan rata-rata data akhir uji hipotesis untuk mengetahui keefektian model membaca total terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD
Gugus Erlangga Bandar Kabupaten Batang. Keefektifan model membaca total dapat diketahui dari perbedaan rata-rata yang signifikan antara skor keterampilan
membaca pemahaman yang didapatkan kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas eksperimen mendapat skor lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Uji
perbedaan rata-rata akhir kedua kelas meng-gunakan independent samples t-test dengan bantuan program SPSS Statistic 21 disajikan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6
Uji Perbedaan Rata-Rata Data Akhir Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Gugus Erlangga Bandar Kabupaten Batang.
Kelas Std.
Error Mean
t-hitung t-tabel Df
Sig. 2-tailed Eksperimen
1,205 6,071
1,993 73
0,000
Kontrol
1,090
Sumber : Data Primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel di 4.6, diketahui bahwa harga t-hitung 6,071 lebih besar dibandingkan dengan harga t-tabel yaitu 1,993 2,818 1,993 dan
signifikansi 0,000 0,05. Perolehan signifikasni data lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ha diterima artinya ada
perbedaan rata-rata skor keterampilan membaca pemahaman antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai t-hitung positif menunjukan bahwa rata-rata kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata kelas kontrol dengan perbedaan rata- rata. Perbedaan rata-rata yang cukup besar menunjukan bahwa model membaca
total efektif digunakan pada pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Gugus Erlangga Bandar Kabupaten Batang.
4.1.7 Uji Gain Score Keterampilan Membaca Pemahaman
Peningkatan skor keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Gugus Erlangga Bandar Kabupaten Batang. Sebelum dan setelah dapat
diketahui melalui analisis data indeks gain. Gain yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gain ternormalisasi. Analisis data indeks gain digunakan untuk
mengetahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman setelah diberikan perlakuan selama pembelajaran berlangsung. Deskripsi gain ternormalisasi di
kelas kontrol maupun kelas eksperimen disajikan dalam tabel 4.7 sebagai berikut.
Tabel 4.7
Gain Ternormalisasi Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Gugus Erlangga Bandar Kabupaten Batang.
No Jenis Kelas Mean
g Kategori
Gain
Pretes Postes
1 Eksperimen 70,5
81,25 0,364
Sedang 2 Kontrol
66,81 70,97
0,125 Rendah
Sumber: Data Primer diolah, 2016
Rata-rata peningkatan gain ternormalisasi pada kelas eksperimen yaitu 0,364 atau termasuk dalam peningkatan kategori sedang. Sedangkan rata-rata
peningkatan gain ternormalisasi pada kelas kontrol yaitu 0,125 atau termasuk dalam peningkatan kategori rendah. Rata-rata gain ternormalisasi pada kelas
eksperimen yang lebih tinggi menunjukan bahwa peningkatan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD merupakan pengaruh penggunaan
model membaca total. Kelas yang menggunakan model membaca total memper- oleh peningkatan skor keterampilan membaca pemahaman yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode penugasan.
Data skor peningkatan keterampilan membaca pemahaman saat pretes dan postes pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol juga disajikan dalam
bentuk diagram garis. Selengkapnya dapat dilihat dalam gambar 4.1 sebagai berikut.
Grafik 4.1
Grafik Peningkatan Skor Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Gugus Erlangga Bandar Kabupaten Batang
Berdasarkan diagram garis pada gambar 4.1, dapat diketahui bahwa terdapat interaksi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum
dilaksanakan perlakuan, kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan dasar yang sama yang ditunjukan dengan uji data awal berupa uji normalitas,
homo-genitas, dan uji perbedaan rata-rata. Setelah diberikan perlakuan berupa model membaca pemahaman, kelas eksperimen mengalami peningkatan yang
lebih signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan model membaca total pada keterampilan
membaca pemahaman lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan metode penugasan pada keterampilan membaca pemahaman.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Pretest Posttest
S ko
r Pe
r o
le h
an
Eksperimen Kontrol
4.2 DESKRIPSI PROSES PEMBELAJARAN