KAJIAN EMPIRIS KAJIAN PUSTAKA

teks dengan teknik baca-layap yaitu membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagiannya. Sedangkan membaca dengan teknik baca- tatap yaitu membaca dengan cepat dan memusatkan perhatian untuk menemukan bagian bacaan yang berisi informasi fokus yang telah ditentukan. Selanjutnya membaca total juga menerapkan mendalaman cerita melalui gaya SAVI Somatis, Auditori, Visual, Intelektual. Setelah langkah pemahaman dilakukan, selanjutnya siswa dilatih untuk membuat kesimpulan dari cerita yang dibaca hal itu sangat efektif digunakan dalam mengikat makna terhadap pemahaman yang sebelumnya telah dipahami, sehingga pemahaman siswa lebih bermakna dan bertahan lama. Hal itu didukung juga dengan tahap terakhir pada model membaca total yang melatih siswa untuk membuat ringkasan dari cerita yang dibaca. Ringkasan yang dibuat siswa menggunakan bahasa dan pemahaman mereka sendiri. Siswa dituntut untuk menuangkan pemahaman mereka lewat tulisan, sehingga siswa semakin mendapatkan kebermakaan dalam pembelajaran melalui pemahaman cerita yang total bukan hanya menghafal. Selain itu keterampilan-keterampilan berbahasa lain juga ikut meningkat.

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Terdapat beberapa penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Lutfi 2015 dari STAIN Kudus yang berjudul “Pengaruh Model Membaca Total terhadap Pemahaman Peserta Didik pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTS Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun 20142015”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 pelaksanaan model membaca total terhadap peningkatan pemahaman peserta didik kelas VIII pada mata pelajaran SKI di MTs Nurul Islami Kalinyamatan Jepara dalam kategori cukup baik sebesar 80.47. 2 Pemahaman peserta didik kelas VIII pada mata pelajaran SKI di MTs Nurul Islami Kalinyamatan Jepara dalam kategori cukup baik sebesar 30.03. 3 terdapat pengaruh yang signifikan antara model membaca total terhadap peningkatan pemahaman peserta didik di MTs Nurul Islami Kalinyamatan Jepara A = 28.851+0.089 X. Kemudian variabel model membaca total mempunyai hubungan yang positif dengan pemahaman peserta didik yang cukup signifikan sebesar 0.345. Kemudian pada koefisien determinasi diperoleh hasil sebesar 11.8, artinya model membaca total memberikan kontribusi sebesar 11.8 terhadap peningkatan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran SKI di MTs Nurul Islami Kalinyamatan Jepara. Selanjutnya penelitian yang lakukan oleh Emy Purwanitaningrum dkk. 2013 dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Membaca Cepat untuk Menyimpulkan Isi Bacaan Menggunakan Teknik Tayang Kilas dengan Media Film Terjemahan”. Hasil penelitian adanya peningkatan pada pada proses pembelajaran menjadi lebih kondusif dan hasil tes sebesar 19 dari nilai rata-rata pada siklus I 66 menjadi 85 pada siklus II. Peningkatan ini diikuti perubahan perilaku siswa kea rah yang lebih positif, mencakup lima karakter yaitu perhatian siswa, respon, tanggungjawab, cara siswa menanggapi, dan aktivitas membuat catatan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rikke Kurniawati 2012 dari program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya yang berjudul “Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XII SMA di surabaya ”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemampuan pemahaman peserta didik 51 dalam pemahaman isi bacaan dengan kecepatan membaca 234,8 kpm. Tingkat pemahaman bacaan sebesar 51 dapat diketahui bahwa untuk pemahaman bacaan peserta didik memperoleh tingkat kemampuan membaca pemahaman 117,85 kpm. Kemampuan yang diperoleh pada tingkat membaca pemahaman 117,85 kpm merupakan waktu yang diperlukan untuk memahami isi bacaan. Dengan demikian, tingkat kemampuan membaca pemahaman peserta didik pada kelas XII SMA di Surabaya mencapai 117,85 kpm dan pemahaman bacaan sebesar 51 kemampuan tersebut termasuk dalam kroteria kurang baik, karena kurang dari 70 pemahaman dengan minimum kelulusan SMS 250 kpm. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Elvionita dan Sunarti 2013 dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas PGRI Yogjakarta yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa SD Negeri Se- Kecamatan Tanjung Sari Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 20132014” menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa SD Negeri Se-Kecamatan Tanjung Sari Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 20132014. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi pada uji regresi yang lebih kecil dari taraf signifikansi, yaitu 0,000 0,05 dan nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel yaitu 19,377 3,906. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini terbukti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa SD Negeri Se-Kecamatan Tanjung Sari Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 20132014. Semakin baik kemampuan membaca pemahaman anak maka kemampuan menyelesaikan soal cerita khususnya mata pelajaran matematika semakin baik pula. Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Sukamong Boliti 2014 dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Lumbi- Lumbia Melalui Metode Latihan Terbimbing”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan membaca, dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan hasil analisis penilaian kemampuan membaca pemahaman siswa yang diperoleh pada siklus I, yakni siswa yang tuntas 10 dari 20 siswa atau presentase ketuntasan klasikal sebesar 50 dan rata-rata yang diperoleh adalah 73, serta aktivita siswa dalam kategori cukup. Pada siklus II siswa yang tuntas 18 dari 20 siswa atau ketuntasan klasikal 90 dan rata-rata yang diperoleh 92, serta aktivitas siswa berada dalam kategori baik. Berikutnya Penelitian yang dilakukan oleh Pezhman Zare dan Moomala Othman 2013, Department of Language and Humanities Education, Faculty of Educational Studies, Universitas Putra Malaysia yang berjudul “The Relationship between Reading Comprehension and Reading Strategy Use among Malaysian ESL Learners ”. Penelitian ini menunjukkan “Emonstrates, a strong positive correlation r = .89 exists between reading strategy use and reading comprehension achievement The correlation is significant at the level of 0.01. In other words, as the frequency of strategy use increases, the reading comprehension scores increase as well. Based on the results, those language learners who have employed reading strategies more frequently got better results in reading comprehension test ”. Hal ini menunjukkan, korelasi positif yang kuat r = 0,89 antara penggunaan strategi membaca dan membaca pemahaman Korelasi signifikan pada tingkat 0,01. Dengan kata lain, apabila frekuensi penggunaan strategi meningkat, skor pemahaman bacaan meningkat juga. Berdasarkan hasil, bahasa peserta didik yang telah menggunakan strategi membaca lebih sering mendapat hasil yang lebih baik pada tes membaca pemahaman. Terakhir ada penelitian yang dilakukan oleh Harnoi Asrin Lumban Gaol dkk. 2014 yang berjudul “The Effect of Applying Somatic Auditory Visual Intellectual SAVI Method on Students Achievement in Writing Report Text ”. Hasil penelitian menunjuk kan bahwa “Based on the data calculation showed that the coefficient of reability of the test was 0.96. It showed that the test was reliable and the reliability was high. There were two data used in this study. They were pretes and posttest. The data were analysed by applying t=test formula. After analyzing the data, the result of the study showed that t-observed 5.091 was higher than t-table 1.990 t-observed t-table at the level of significance of ɑ = 0.05 and the degree og freedom df = 82, it can be concluded that applying SAVI method dignificantly affect on the students achievement in writing report text or in other words the hypothesis is accepted.

2.3 KERANGKA BERPIKIR