Shot Types Semiotik Kepemimpinan Dalam Adegan Utama

113 jelas seluruh kopmponen yang ada di dalamnya dan menghapus seluruh bayangan yang ada pada objek. Sumber cahaya pada adegan ini menggunakan key light. Di mana sumber cahaya utama dan paling kuat menghasilkan cahaya. Adapun cahaya utama pada adegan ini adalah sinar matahari yang muncul dari atap bangunan yang keluar dari lunag lunang atap gereja.

7. Dieges

and Sound Suara yang digunakan di dalam adegan ini adalah tipe suara yang dieges sound. Tipe ini memberi pemahaman bahwa sumber suara adalah dari objeknya langsung. Namun, di sisi lain ada suara non dieges sound yang terdengar sangat pelan, yaitu suara musik yang mengilustrasikan suatu kondisi kekhawatiran atau offscreen sound.

8. Visual Effect

SFX Ada beberapa bagian visual efek di dalam film ini. hal ini menandakan bahwa film ini merupakan jenis film yang yang diintervensi unsur teknologi komputer.

9. Narrative

secara singkat, narasi yang dibangun dalam film ini merupakan jenis narasi dengan pola linier. Walaupun pada sebagian adegan sebelumnya narasi ada narasi Flash Bck dalam film ini

10. Genre Genre film ini adalah Epic Movie, di mana sutradara ingin

memvisualisasikan mengenai perjalanan seorang tokoh-tokoh tertentu yang sudah melakukan sebuah peristiwa besar atau sudah cukup dikenal oleh masyarakat banyak.

11. Iconoghraphy Ikonografi merupakan sebuah sistem yang mendukung genre.

Ikonografi dalam film ini adalah Gereja Hagia Sophia, panji-panji perang, kuda perang, Benteng kota, jubah dan mahkota Sultan mendukung narasi sebagai tokoh Sultan dan gesture yang penuh pengambaran Sultan pada saat itu.

12. The Star

System Pemilihan bintang film dalam film ini persiapannya dengan cara melakukan audisi. Faruk Aksoy sebagai sutradara terjun langsung untuk melakuakan audisi yang dilaksanakan untuk mendapatkan orang yang cocok berperan sebagai Sultan Mehemed II. Selain peran manusia, sutradara juga menghadirkan peranan penting dalam peperangan sejarah yaitu kuda-kuda perang pada adegan film.

13. Realism Bangunan realitas dalam adegan ini cukup mendukung aspek

realism. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa shot yang seolah-olah membuatnya benar-benar terjadi. Aspek realism biasanya dipelajari dari sistem budaya masyarakat, aspek-aspek demografis dan kisah-kisah penting yang berhubungan dengan film, sehingga penonton juga dapat merasakan sebuah atmosfer yang juga dirasakan oleh tokoh di dalam film tersebut. Dalam adegan ini, aspek realisme dibangun berdasarkan kisah Sultan di gereja. Pemilihan setting yang tepat, pengemasan unsur mise en scene yang tepat, dan membangun sebuah cerita yang hidup dan dapat diterima oleh penonton. 114

5. Fokus permasalahan Konvensi Kpemimpinan

Penjelasan mengenai konvensi, sebetulnya sudah tertera dalam elemen di bagian akhir, namun, untuk mempermudah penelitian, berikut ini adalah unsur konvensi yang lebih detail. Tanda-tanda Simbolik Pemain Konvensi Tutur Kata Santun dan tegas Sultan Mehmed II Masyarakat Turki Utsmani memiliki dua sub kebudayaan yang disatukan yaitu kebudayaan Eropa dan Asia. Perbedaan karakter dan sifat kedua budaya tersebut cukup kuat. Sultan merepresentasikan budaya timur dalam tanda ini. kemudian menjadi gabungan antara timur Asia dan eropa, sikap sultan yang tegas santun dan memilik jiwa otoritas tinggi menjadi suatu kewajiban dalam memimpin suatu pasukan. Cara Berbusana Said, Wazir, Syaikh Samsuddin dan pasukan Ada tiga kebudayaan yang mempengaruhi Turki Utsmani dan membuat sebuah pemahaman berbeda di beberapa kalangan. Dalam berbusana misalnya, pada bagian ini Sultan merepresentasikan antara tiga kebudayaan yang mewakili Eropa Asia, dan Timur. Namun wazir mewaliki kebudayaan dari asia dan Syaikh mewakili kebudayaan timur dengan sorban cirri khas Ketimuran. Namun yang dapat dilihat dari semua itu adalah pakaian pasukan Yennisseri yang menjadi pasukan andalan sultan sekaligus mewakili tiga kebudayaan yang bebeda dan menjadi cirri khas tersendiri bagi Turki Usmani Dari hal ini memperlihatkan juga realitas asli dengan objek film. Cara Memberikan kebijakan Sultan Ketenangan dalam berucap dan berpikir adalah langkah awal bagi sultan untuk memulai setiap kebijakan.