Film sebagai Media Dakwah
23
Melalui berbagai produk komunikasi di era global ini, yang salah satunya adalah film, setidaknya da’i dapat melakukan beberapa
pendekatan dakwah melalui unsur-unsur komunikasi. Masing-masing unsur harus disinergikan dengan wacana keislaman, agar alur dakwah yang
datang dari komunikator kepada komunikan melalui media komunikasi berjalan sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Hal ini penting dilakukan mengingat dinamika budaya yang semakin tinggi dan semakin heterogen
dapat memungkinkan para da’i mengalami disorientasi terhadap nilai-nilai dan ajaran Islam yang ingin disampaikan.
Islamisasi melalui media film, juga merupakan wacana penting di era digital ini. Hal ini dikarenakan sifat dari penikmat film yang tergolong
gencar memakai budaya konsumsi kontemporer. Islam, dalam kasus ini, dapat ditampilkan dengan segar, menarik, hybrid dan modern dalam
rangka menjadikan Islam sebagai agama yang relevan dengan budaya yang saat ini sedang didominasi kaum kapitalis.
. Tinjauan Umum Semiotika 1. Konsep Semiotika
Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang
disebut dengan ‘tanda’. Dengan demikian, semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda.
24
Secara sederhana semiotika mempelajari sistem-sistem, aturan- aturan, konvensi-konvesi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut
mempunyai arti. Studi sestematis tentang tanda-tanda dikenal semiologi. Arti
harfiahmya adalah “kata-kata mengenai tanda-tanda”. Kata semi dalam semiologi berasal dari semeion bahasa latin, yang artiya ‘tanda’.
Semiologi telah dikembanagkan unuk menganalisis tanda-tanda. Menurut Ferdinand de Saussure didalam bukunya Coursein
General Linguistik. Bahasa adalah suatu sistem tanda yang mengekpresikan ide-ide gagasan-gagasan dan arena itu dapat
dibandingkan dengan sistem tulisan, huruf-huruf untuk orang bisu-tuli, simbol-simbol keagamaan, aturan-aturan sopan santun, tanda-tanda
kemiliteran, dan sebagainya. Semua itu merupakan hal yang sangat penting dari keseluruhan sistem tersebut. Suatu ilmu yang mempelajari
tanda-tanda kehidupan dalam masyarakat bersifat dapat dipahami. Hal itu merupakan bagian dari psikologi social atau berkaitan dengan psikologi
umum. Saussure menyebutkannya sebagai semiologi dari bahasa Latin semion: tanda. Semiologi akan menjelaskan unsure yang menyusun suatu
tanda dan bagaimana hukum-hukum itu mengaturnya. Untuk menyederhanakannya kemudian Umberto Eco dalam
bukunya A Theory of Semiotics Menjelaskan dan mempertimbangkan bahwa semiotika berkaitan degan segala hal yang dapat dimaknai tanda-
tanda. Suatu tanda adalah segala sesuatu yang dapatdimaknai sebagai penggantian yang signifikan untuk sesuatu lainnya. Segala sesuatu ini
25
tidak terlalu mengharuskan perihal adanya atau mengaktualisasikan perihal diaman dan kapan suatu tanda memaknainya. Jadi, semiotika ada dalam
semua kerangka prinsip, semua disiplin studi, termasuk dapat pula digunakan untuk menipu bila segala sesuatu tidak dapat dipakai untuk
menceritakan tanda tersebut sebagai “kebohongan”, dalam tanda itu sendiri. Menurut Saussure, persepsi dan pandangan kita tentang realitas,
dikonstruksikan oleh kata-kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam koteks social.