Fokus permasalahan Konvensi Kpemimpinan
                                                                                116 Seperti  yang  peneliti  ketahui  dalam  film  tenteng  kemampuan  berpikir  dan
kreativitasnya membawa sultan pada kemenangan yang telah menjadi bisyarah Rasullulah SAW.
Selain  itu  sikap  sultan  yang  pemberani,  tangguh,  adil,  mencintai keilmuan  dan  meyayangi  orang  yang  lemah,  serta  menghormati  gurunya
Syaikh  Syamsuddin  sangat  merepresentasikan  pada  satu  pemimpin  besar dalam  dunia  Islam.  Terlebih  jika  sifat  seperti  ini  dimiliki  oleh  pemimpin-
pemimpin  kita  pada  saat  ini  dengan  pesatnya  perkembangan  teknologi  dan informasi  yang  dapat  mendukung  segala  aktifitas  dalam  memimpin  suatau
lembagainstansi  yang  ada.  Seharusnya  dapat  dijadikan  lahan  untuk menanamkan  nilai-nilai  agama.  Film  ini,  secra  khusus  telah  membangun
sebuah  dimensi  yang  baik  pada  satu  kepemimpinan.  Dominasi  tokoh  dalam film  yang  bergenre  Sejarah  ini,  memberikan  sebuah  stimulus  agar  para
pemimpin  dapat  menjadi  seorang  yang  bijak,  cerdas  dan  memiliki  integritas serta capaian prestasi yang tinggi.
Sejarah  kepemimpinan  Sultan  Mehemed  II  yang  penuh  cobaan merupakan pelajaran penting baginya dalam merealisasikan visi dan misi yang
tertanam  semenjak  beliau  kecil.  Film  ini  juga  ingin  coba  menyampaikan sebuah  pemaknaan  bahwa  sejarah  adalah  salah  satu  cabang  ilmu  yang  sangat
penting bagi setiap pemimpin. Seperti dalam ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang  pentingnya  mengambil  pelajaran  dari  sejarah  umat-umat  terdahulu,
agar setiap manusia sebagai khalifah harus mengetahui tentang kisah apa yang membangkitkan  dan  apa  yang  menjadi  penyebab  kehancuran  pada  masalalu,
nilai-nilai ini terdapat dalam QS.Yusuf 12: 111:
117
ô‰ss9 šχx.
’Îû öΝÎηÅÁ|Ás
×οuö9Ïã ’ÍρT[{
É=≈t6ø9F{ 3
∩⊇⊇⊇∪
Yang artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
Islam  yang  ditampilkan  dalam  film  ini  adalah  nilai-nilai  sejarah kepemimpinan dalam islam yang dapat menolong umat manusia dan memiliki
keyakinan pada Bisyarah Rasulullah SAW. Sultan Muhammad Al-Fatih adalah salah  satu  bagian  dari  Islam,  yang  ditampilkan  dengan  karakter  yang  taat
beribadah  dan  konsisten  dengan  tujuanya.  Serta  segala  bentuk  sikap  dia terhadap  hukum  dan  cara  beliau  mengambil  setiap  kebijakan  yang
diberlakukan kepada pasukan dan penduduknya. Dengan  mendalami  peristiwa  sejarah  seseorang  dapat  menambil
pengalaman  dari  setiap  pemikiran  tokoh  yang  ada  pada  cerita,  tanpa  harus hidup  di  zamanya.  Dalam  film  ini  nilai-nilai  sejarah  tidak  hanya  dijadikan
masalalu  yang  sekedar  dijadikan  nostalgia,  tetapi  menjadi  perhitungan  dalam perancanaan untuk menentukan keputusan di masa yang akan dating.
Pada  adegan  utama  juga  terdapat  satu  fenomena  yang  tak  kalah pentingnya, dengan nilai-nilai perjuangan. Yaitu pada saat Sultan memberikan
kebijakan  dan  berjanji  kepada  penduduk  kota  yang  sudah  ditaklukan.  Sultan menanamkan
nilai-nilai sekularisme
kepada seluruh
penduduk Konstantinopel,  dimana  sultan  sangat  melindungi  kebebasan  beragama  dan
hidup  berdasarkan  keyakinan  kepada  penduduknya.  Dalam film  ini,  sutradara
mencoba  membangun  mood  yang  membawa  kita  pada  pandangan kepemimpinan Sultan Mehmed II yang banyak membawa inspirasi pada setiap
                                            
                