Hasil pengelasan pada las resistansi tumpang ini terlihat penampang cairan yang terjadi merupakan gabungan dari titik-
titik yang menjadi satu. Pengelasan tumpang ini mempunyai kelebihan yakni dapat mengelas sepanjang garis yang
dikehendaki. Untuk penekan roda elektroda sewaktu proses pengelasan berlangsung, tekanan roda memerlukan 1,5-2,0
lebih tinggi jika dibandingkan dengan resistansi titik.
7.5.3. Teknik dan prosedur pengelasan
Teknik dan prosedur pengelasan reistansi titik dan tumpang ini pada dasarnya sama, hanya perbedaan terletak pada
pengelasan sambungan yang terjadi antara titik dan bentuk garis. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
pengelasan ini diantaranya : a. Pelat benda kerja yang akan dilas harus bersih dari oli,
karat, cat dan sebagainya. b. Pada daerah pelat yang akan disambung sebaiknya diberi
tanda titik atau garis. c. Sesuaikanlah aru pengelasan dengan ketebalan pelat yang
akan disambung. d. Apabila kepala elektrtoda titk atau roda telah kotor, maka
perlu dibersihkan dengan kikir atau amplas. Sebab apabila kepala elektroda ini kotor kemungkinan hasil
penyambungan akan kurang melekatjelek dan mudah lepas.
Gambar 7.34 Proses Las Resistansi
7.6. Metode Penyambungan Las Busur Listrik
Proses pengelasan merupakan ikatan metalurgi antara bahan dasar yang dilas dengan elektroda las yang digunakan, melalui energi
panas. Energi masukan panas ini bersumber dari beberapa alternatif diantaranya energi dari panas pembakaran gas, atau energi listrik.
Panas yang ditimbulkan dari hasil proses pengelasan ini melebihi dari titik lebur bahan dasar dan elektroda yang di las. Kisaran temperatur
yang dapat dicapai pada proses pengelasan ini mencapai 2000 sampai 3000 ºC. Pada temperatur ini daerah yang mengalami
pengelasan melebur secara bersamaan menjadi suatu ikatan metalurgi logam lasan.
7.6.1. Skema Pengelasan
Gambar 7.35. Skema Pengelasan Davies, 1977
Skema pengelasan ini terdiri dari :
x Inti elektroda electrode wire x Fluks
electrode coating x Percikan logam lasan metal droplets
x Busur nyala arcus x Gas pelindung protective gas from electrode coating
x Logam Lasan mixten weld metal x Slag
terak x Jalur las yang terbentuk soldered weld metal
Mengelas adalah salah satu bidang keterampilan teknik penyambungan logam yang sangat banyak dibutuhkan di industri.
Kebutuhan di industri ini dapat dilihat pada berbagai macam keperluan seperti pada pembuatan : Konstruksi rangka baja,
konstruksi bangunan kapal, konstruksi kereta api dan sebagainya. Contoh sederhana dapat dilihat pada proses pembuatan kapal
dengan bobot mati 20.000 DWT diperkirakan panjang jalur pengelasan mencapai 40 Km. Kebutuhan akan juru las di masa
mendatang juga akan mengalami peningkatan yang signifikan.
Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur mulai dari grade dasar sampai mencapai grade yang lebih
tinggi. Beberapa pendekatan penelitian juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat terampil melakukan proses
pengelasan dengan melakukan latihan yang terprogram, di samping itu faktor bakat dari dalam diri juru las juga sangat berpengaruh
terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan seorang juru las dapat dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada
dalam pikiran dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses pengelasan berlangsung.
Pada prinsipnya beberapa teknik yang harus diketahui dan dilakukan seorang juru las dalam melakukan proses pengelasan adalah:
1. Teknik Menghidupkan Busur Nyala 2. Teknik Ayunan Elektroda
3. Posisi-posisi
Pengelasan 4. Teknik dan Prosedur Pengelasan pada berbagai Konstruksi
sambungan. Polaritas arus pada proses pengelasan las busur listrik dapat pada
gambar 7.36 berikut ini.
7.6.2. Bagian-bagian Utama Mesin Las
Mesin las terdiri dari: o
Trafo Las
o Pengatur arus pengelasan
o Handel On – Off supply arus
o Kabel elektroda dan Tang masa
Gambar 7.36. Polaritas arus pengelasan
o Meja
Las Gambar 7.37. Trafo Las dan Kelengkapannya
Gambar 7.38. Meja Las