Gambar 7.114. Jenis-jenis Mur Gambar 7.112. Jenis-jenis baut
Gambar 7.113. Macam-macam Skrup Mesin
7.11. Rangkuman
Pemilihan metoda penyambungan yang tepat dalam suatu konstruksi sambungan harus dipertimbangkan efisiensi sambungannya, dengan
mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya: faktor proses pengerjaan sambungan, kekuatan sambungan, kerapatan
sambungan, penggunaan konstruksi sambungan dan faktor ekonomis. Rancangan suatu konstruksi sambungan harus diperjelas menurut
kode atau simbol-simbol yang berlaku secara internasional, sehingga juru atau operator dapat melakukan proses penyambungan yang tepat
sesuai dengan gambar rancangan yang diinginkan. Metoda sambungan lipat mempunyai keuntungan jika digunakan
untuk sambungan plat-plat tipis. Sambungan lipat ini dilakukan dengan menekukmelipat sisi tepi plat antara kedua plat yang akan
disambung selanjutnya kedua plat dilipat menjadi satu lipatan. Gambar 7.115. Gambar Sekrup
Sambungan keling keunggulannya dapat menyambungbagian plat dimana salah satu sisinya tidak terlihat. Sambungan keeling atau rivet
ini dilakukan terlebih dahulu dengan mengebor kedua bagian plat yang akan disambung pengeboran ini disesuai dengan diameter paku
keling yang digunakan. Kedua plat diletakan menjadi satu, lalu paku dimasukan kelobang dan selajutnya dilakukan pembentukan kepala
paku dibagian sisi yang lain. Solder atau patri sangat baik digunakan untuk penyambungan dengan
logam yang berbeda seperti pada penyambungan untuk rangkaian elektronik. Proses penyambungan dengan solder ini dilakukan dengan
mencairkan bahan tambah diantara celah plat yang akan disambung, bahan dasar yang disambung tidak mencair tetapi cukup dilakukan
dengan pemanasan saja. Sambungan las titik banyak digunakan untuk sambungan plat tipis
dimana keunggulannya bekas lasan tidak jelas telihat. Proses penyambungan dengan las titik ini dilakukan dengan meltakkan kedua
plat yang akan disambung diantara kedua elektroda las, selanjutnya elektroda ditekan sampai kedua bagian plat yang dilas mencair dan
menjadi satu. Sambungan las digunakan untuk proses penyambungan logam-logam
yang relative lebih tebal. Proses pengelasan merupakan proses pencairan bahan tambah dan bahan dasar logam yang di las menjadi
suatu ikatan metalurgi yang berbentuk logam lasan. Energi panas yang dihasilkan untuk pencairan logam yang akan di las ini dapat
diperoleh melalui energi listrik atau energi panas hasil pembakaran gas.
Hasil penyambungan logam yang baik dan efisien dapat dihasilkan dengan teknik dan prosedur yang sesuai dengan metode sambungan
yang dipilih sebab setiap metode sambungan yang dipilih mempunyai spesifikasi khusus.
Performan hasil penyambungan yang baik menunjukan bentuk dan dimensi yang sesuai dengan kondisi dimana sambungan itu
digunakan. Untuk mendapatkan hasil sambungan logam yang baik sesuai dengan
standar yang berlaku maka kualifikasi juru atau operator yang melaksanakan proses tersebut harus disesuaikan dengan kompetensi
yang dimilikinya. Cacat atau kesalahan pada proses penyambungan dapat diperkecil
apabila proses penyambungannya dilakukan sesuai dengan teknik dan prosedur yang tepat.
7.12. Soal Latihan
1. Jelaskan prinsip-prinsip kerja dari beberapa metode sambungan logam seperti: sambungan lipat, keling, las, dan patri
2. Apa dasar-dasar yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode sambungan?
3. Apa kelebihan sambungan las jika dibandingkan dari metode penyambungan yang lain?
4. Jelaskan teknik dan prosedur sambungan dengan menggunakan special rivet
5. Jika anda melakukan penyambungan rivet dengan jumlah paku sambungan yang relative banyak maka langkah-langkah apa
yang dilakukan untuk mendapatkan hasil sambungan yang rapat? 6. Suatu tangki fluida bertekanan yang terbuat dari bahan plat baja
khusus, jelaskan alasan pemilihan metode penyambungan apa yang paling tepat digunakan untuk konstruksi tangki tersebut
7. Bagaimana cara menghindari cacad atau kesalahan pada proses penyambungan plat tipis dengan metode lipatan?
8. Gambarkan skema proses pengelasan las busur nyala listrik 9. Terangkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil
pengelasan 10.
Jelaskan akibatnya apabila arus pengelasan yang digunakan rendah dan arus pengelasan yang tinggi
11. Jelaskan proses pengelasan pada posisi down hand, horizontal, vertical dan overhead
12. Apa fungsi dari brander las pada proses pengelasan las oxy acetylene?
13. Gambarkan tiga bentuk nyala api pengelasan las oxy acetylene. 14.
Jelaskan akibatnya apabila tekanan gas oksigen atau asitilen tinggi dan jika tekanan rendah.
15. Apa yang menyebabkan terjadinya cacad pada hasil pengelasan ?
BAB. 8
8.1 Dasar-Dasar Proses Pemotongan
Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam
bentuk lembaran ini tidak dapat langsung dikerjakan, sebab terlebih dahulu harus dipotong menurut gambar bukan komponen yang akan
dibentuk pengerjaan. Pembentukan pelat dalam bentuk lembaran ini kurang efektif apabila dikerjakan secara langsung. Dalam dunia
industri istilah pemotongan pelat sebelum dikerjakan disebut pemotongan awal pre cutting. Pre cutting atau pemotongan awal
dilakukan untuk pemotongan pelat menurut bagian gambar dan ukurannya.
M ET ODE PEM OT ON GAN
Pisau tetap
Gambar 8.1. Prinsip Kerja Pemotongan Lyman, 1968
Pisau atas Gaya
Gaya Pelat
Proses pemotongan pelat-pelat ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik pemotongan sesuai kebutuhan masing-masing teknik
pemotongan sesuai kebutuhan masing-masing. Peralatan potong yang digunakan untuk pemotongan pelat
mempunyai jangkauan atau kemampuan pemotongan tersendiri. Biasanya untuk pemotongan pelat-pelat tipis, pemotongannya dapat
digunakan alat-alat potong manual seperti: gunting tangan, gunting luas, pahat dan sebagainya. Untuk ketebalan pelat di atas 1,2 mm
sangat sulit dipotong secara manual dan pemotongan digunakan mesin-mesin potong.
Teknik-teknik pemotongan pelat ini dapat dilakukan dengan berbagai macan teknik pemotongan pelat dengan peralatan tangan, mesin-
mesin potong manual, mesin gunting putar, mesin waktu dan sebagainya.
Gambar 8.2. Mesin Potong OtamatisMesin Gullotin Otomatis
8.2 Pemotongan Dengan Peralatan Tangan
8.2.1. Gunting Tangan
Sesuai dengan namanya yakni gunting tangan digunakan untuk pemotongan pelat-pelat dengan tangan secara manual.
Kemampuan potong gunting tangan ini hanya mampu memotong pelat di bawah ketebalan 0,8 mm .
Gambar 8.3. Proses Pemotongan Otomatis
Gambar 8.4. Proses pemotongan gunting tangan Amstead,1977
Gaya pemotongan yang ditimbulkan dalam proses pemotongan dengan gunting angan adalah gaya geser, akibat geseran antara
kedua mata pisau inilah yang menyebabkan terguntingnya pelat. Gunting tangan ini dapat dibagi dalam 3 tiga jenis, sesuai
dengan dan kengunaannya yakni: Gunting tangan lurus
Gunting tangan lurus ini digunakan untuk pemotongan- pemotongan pelat dalam bentuk lurus
Gambar 8.5. Gunting tangan lurus
Gambar 8.6. Proses pemotongan dengan gunting lurus
Gunting Tangan Lingkaran
Kegunaan gunting tangan lingkaran ini sangat baik digunakan untuk pemotongan-pemotongan pelat berbentuk lingkaran.
Gunting tangan kombinasi
Gunting tangan kombinasi ini dapat digunakan untuk pemotongan lurus maupun llingkaran.
Gambar 8.7. Gunting tangan lingkaran
Gambar 8.9. Gunting tangan kombinasi Gambar 8.8. Proses pemotongan dengan
gunting Lingkaran
Gambar 8.10. Proses pemotongan dengan gunting kombinasi Meyer, 1975
Selain gunting tangan yang tersebut di atas, ada juga gunting lainnya yang sering digunakan dalam pekerjaan pemotongan
pelat. Bentuk gunting tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini .
Gambar 8.11. Gunting kombinasi dengan penahan
Gambar 8.14. Gunting tuas
8.2.2. Gunting tuas
Gunting tuas digunakan untuk pemotongan pelat yang mem- punyai ketebalan 1mm - 3 mm, tetapi penggunaan gunting tuas
ini lebih sering digunakan untuk pemotongan pelat-pelat strip. Prinsip pemotongan gunting tuas ini dapat dilihat pada gambar
dibawah. Gambar 8.13. Gunting lingkaran
Gambar 8.12. Gunting kanan
Gaya pemotongan yang ditimbulkan untuk memotong pelat ini digerakkan oleh tuas yang berhubungan langsung dengan pisau
atas. Posisi pelat yang dipotong terletak pada pisau bawah yang tetap.
Jenis gunting tuas bermacam-macam sesuai dengan tipe dan bentuknya masing-masing. Salah satu jenis gunting tuas
mempunyai ketebalan pemakanan sebesar tebal pisau yang digunakan. Pemotongan ini tedapat pada jenis gunting tuas
meja. Gunting tuas meja ini mempunyai sisa pemotongan sebesar 5 mm sesuai tebal mata pisau yang digunakan. Jadi
untuk mendapatkan ukuran yang tepat sewaktu pemotongan harus dilebihkan sebesar tebal mata pisau.
8.2.3. Pahat potong
Pahat potong tangan digunakan bagian dalam dari sisi pelat, sebab pemotongan bagian dalam pelat ini sulit dilakukan dengan
gunting. Prinsip kerjanya pemotongan pelat dengan pahat ini dilakukan di atas landasan paron atau pada ragum-ragum meja.
lihat gambar 8.16 Gambar 8.15. Bagian-bagian gunting tuas
Gambar 8.16. Pemotongan pelat dengan pahat
Teknik pemotongan ini dapat dilihat seperti pada gambar di bawah. Garis pemotongan diletakkan sejajar dengan catok
ragum dan pahat dimiringkan 30º terhadap arah pemotongan.
8.2.4. Gergaji Tangan
Gergaji ialah sejenis alat
yang digunakan untuk memotong sesuatu. Bilah gergaji biasanya bergerigi dan bentuk gigi gergaji
bergantung kepada bahan yang dipotong, contohnya kayu atau logam. Ada banyak jenis gergaji. Diantaranya merupakan
peralatan tangan yang bekerja dengan kekuatan otot
. Beberapa gergaji memiliki sumber tenaga lain seperti stim, air atau elektrik
dan lebih kuat dari gergaji tangan. Gergaji biasanya menimbulkan bunyi bising. Menggunakan
gergaji untuk memotong bahan agak berbahaya karena tepinya yang tajam. Bagian benda yang dipotong gergaji dapat terbang
tanpa disadari dan berbahaya buat
pernapasan ,
mata dan
kulit .
Gergajit tangan adalah alat potong yang banyak digunakan pada bengkel kerja bangku dan kerja mesin. Gergaji tangan adalah
peralatan utama dalam bengkel, karena fungsi alat ini adalah untuk menyiapkan bahan bakal yang akan dikerjakan atau dibuat
benda kerja. Prinsip kerja dari gegaji tangan adalah langkah pemotongan
kearah depan sedangkan langkah mundur mata gergaji tidak melakukan pemotongan. Prinsip kerja tersebut sama dengan
prinsip kerja mengikir. Pekerjaan pemotongan dilakukan oleh dua daun mata gergaji yang mempunyai gigi-gigi pemotong.
Dengan menggunakan gergaji tangan dapat dilakukan pekerjaan seperti memendekkan benda kerja, membuat alurcelah dan
Gambar 8.17. Posisi pahat untuk pemotongan pelat Purwantono, 1991