rata sampai membentuk benda kerja menjadi pipih. Pada gambar di bawah diperlihatkan parang panjang yang mendekati penyelesaian
akhir. Terlihat pekerjaan pembuatan ini sederhana tetapi jika hal ini dilakukan penempa pada tingkat awal maka akan muncul kesalahan-
kesalahan dalam proses penempaan. Seperti ketebalan parang yang tidak merata, tingkat kelurusannya yang rendah, lebar yang
tidak teratur dan sebagainya.
Gambar 10.18 Penempaan Parang Panjang
10.4.10. Proses Pembentukan Tempa dengan Mesin Hammer
Gambar 10.19 Proses Tempa dengan Mesin Hammer
Proses penempaan dengan menggunakan mesin hammer pada dasarnya sama dengan proses pembentukan secara manual. Pada
proses penempaan dengan tangan ini pemukulan yang dilakukan lebih fleksibel, tetapi pembentukan dengan hammer ini pukulan
hammer berggerak secara teratur dengan kecepatan pemukulan dapat diatur. Kapasitas pemukulan yang dihasilkan relatif besar
dibandingkan pemukulan secara manual. Pada gambar di bawah terlihat mesin hammer konvensional dengan penggerak motor
listrik.
Gambar 10.20 Mesin Hammer Konvensional
10.4.11. Tempa Menggunakan Die Cetakkan
Pengerjaan tempa dapat juga dilakukan dengan menggunakan cetakkan atau die . Penggunaan cetakan ini dilakukan pada mesin
hammer untuk pembuatan berbagai macam produk tempa. Pada dasarnya pengerjaan tempa dengan menggunakan die dapat
diketahui dengan meletakkan benda kerja dalam keadaan panas diantara kedua die atas dan bawah gambar 10.21, selanjutnya die
ditekan dengan hammer. Sampai kedua die atas dan bawah merapat. Pembentukan dengan teknik ini sangat menguntungkan
apabila profil produk yang dihasilkan mempunyai bentuk kombinasi dan dapat di produksi dalam jumlah besar.
Gambar 10.21 Tempa dengan menggunakan Die www.forging-hydraulic-press.com
Untuk menghasilkan suatu produksi yang baik dan memenuhi standar pada proses tempa ini dilakukan dengan menghitung
volume awal pada saat benda belum terbentuk dan volume benda pada saat benda sesudah dibentuk. Secara matematis antara
volume benda sebelum dibentuk dan sesudah dibentuk harus sama. Kesulitan yang mungkin dapat terjadi apabila bentuk benda
yang diinginkan tidak beraturan sehingga menyulitkan untuk menganalisis volume bentuk benda yang diinginkan.
Gambar 10.22 Beberapa Model Penempaan