Solder Lunak Teknik Pembentukan Pelat Jilid 3 Kelas 12 Ambiyar 2008

Tabel 7.3. Fluks dan penggunaannya No Bahan Fluks 1 Brass Zinc Chloride atau Amonium Chloride 2 Copper Zinc Chloride atau Amonium Chloride 3 Gun Metal Zinc Chloride atau Amonium Chloride 4 Steel Zinc Chloride atau Amonium Chloride 5 Britania Metal T Allow atau Olive Oli 6 Pewter T Allow atau Olive Oli 7 Lead T Allow atau Resin 8 Tin Plate Zinc Chlorric 9 Galvanised Iron Dilute Hydrochloride Acid 10 Zinc 11 Elektrical Join Resin atau Fluxite Kalfakjian,1984 Panas pembakaran Panas yang dibutuhkan untuk penyolderan dengan temperatur rendah ini dapat diperoleh dari beberapa sistem pemanasan diantaranya : 1. Sistem pemanasan menggunakan arus listrik sebagai sumber panas penyolderan. Gambar 7.18. Solder Listrik Gambar 7.19. Solder Pemanas LPG 2. Sistem pemanas gas LPG 3. Sistem pemanas arang kayu Kepala solder yang digunakan pada sistem pemanas LPG dan arang kayu ini adalah sama, seperti terlihat pada gambar di bawah. Tetapi dewasa ini penggunaan kedua sistem pemanas ini kurang digunakan. Penggunaan solder listrik lebih banyak digunakan, sebab peralatan solder listrik yang digunakan lebih praktis. Gambar 7.20. Solder Pemanas arang Kayu Gambar 7.21. Penyolderan Proses penyolderan Proses penyolderan dan komposisi solder lunak ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7.4 Komposisi Solder Lunak Komposisi solder lunak No Solder Lead Tin Bismuth Antimony Titik lebur 1 2 3 4 Blow Pipe Tinman’s Plumber’s Pewterer’s 34,5 48 66 25 65 50 34 25 - 50 0,5 2 183 C 205 C 250 C 96 C Lyman,1968 Proses penyolderan ini dilakukan dengan beberapa langkah pengerjaan sebagai berikut : 1. Persiapkan peralatan solder serta membersihkan bahan yang akan disolder. Batang solder selanjutnya dipanaskan pada tungku pemanas atau dengan listrik. 2. Daerah bahan yang akan disolder dibersihkan dengan mengoleskan fluks. 3. Setelah kepala solder panas, letakanlah di atas bahan yang akan disolder, agar panas merata seluruhnya. 4. Oleskanlah fluks dan bahan tambah pada daerah yang akan disambung dengan menggunakan kepala solder yang panas. Sampai merata pada seluruh daerah bahan yang disambung. 5. Hasil penyolderan yang baik dapat dilihat pada gambar di sebelah. Terlihat bahan tambah masuk kecelah – celah sambungan.

7.4.2. Solder kerasbrazing

Solder keras dibagi dalam dua kelompok yakni : Brazing dan silver. Pembagian kelompok ini berdasarkan komposisi penyolderan, titik cair dan fluks yang digunakan. Gambar 7.22. Proses Penyolder Purwantono,1991 Brazing mempunyai komposisi kandungan tembaga dan seng. Fluks yang digunakan dalam proses penyolderan adalah boraks dengan menggunakan pemanas antara bbo 880 - 890 C. Silver mempunyai komposisi kandungan perak. Tembaga dan seng. Fluks yang dipakai dalam proses penyolderan silvering ini ada dua yakni tenacity dan easy flo. Temperatur yang digunakan untuk penyolderan berkisar 750 C. Penggunaan Proses penyambungan dengan solder keras ini mempunyai konstruksi sambungan yang kuat dan rapat serta tahan terhadap panas. Penggunaan konstruksi sambungan ini umumnya untuk menyambung pipa-pipa bahan bakar dan konstruksi sambungan lainnya. Kelebihan solder keras ini sangat baik digunakan untuk penyambungan dua buah bahan yang berlainan jenis. Panas pembakaran Panas pembakaran untuk proses penyolderan ini sekitar di bawah 900 C. dan alat pemanas yang digunakan adalah brander pemanas dengan menggunakan gas pembakar. Komposisi solder keras Komposisi solder keras dapat dilihat pada tabel berikut : Gambar 7.23. Brazing