Pengertian pengelasan TIGGTAW. Teknik Pembentukan Pelat Jilid 3 Kelas 12 Ambiyar 2008
magnesium kuningan dan lain-lain, baja spesial Stainless steel dan logam-logam anti korosi lainnya.
Pengelasan Tungsten Inert Gas TIG ini tidak menggunakan proses elektroda sekali habis non consumable electrode,
Temperatur yang dihasilkan dari proses pengelasan ini adalah 30.000 0 F atau 16.648 0 C dan fungsi gas pelindung adalah
untuk menghidari terjadinya oksidasi udara luar terhadap cairan logam yang dilas, maka menggunakan gas Argon, helium murni
atau campuran salah satu sifat dari gas ini adalah bukan merupakan bahan bakar, melainkan sebagai gas pelindung.
Pengelasan Tungsten Inert Gas TIG merupakan pengelasan yang sangat tinggi qualitasnya,juga dapat meningkatkan:
1. Kontrol yang sangat baik terhadap kemampuan adanya perubahan arus listrik dalam pengelasan
2. Hasil pengelasan pada sambungan secara visual sangat baik
3. Ujung elektroda terpusat pada bagian yang akan di las.
Pada las TIG, logam pengisi dimasukkan ke dalam daerah arus busur sehingga mencair dan terbawa ke logam induk. Tetapi
untuk mengelas pelat yang sangat tipis kadang-kadang tidak diperlukan logam pengisi. Las TIG dapat dilaksanakan dengan
tangan atau otomatis dengan mengotomatisasikan cara pengumpahan logam pengisi.
Pengunaan las TIG mempunyai dua keuntungan, yaitu pertama kecepatan pengumpanan logam pengisi dapat diatur terlepas
Gambar 7.64. Skema Pengelasan Las TIG
Rohyana,2004
dari besarnya arus listrik sehingga penetrasi ke dalam logam induk dapat diatur semuanya. Cara pengaturan ini
memungkinkan las TIG dapat digunakan dengan memuaskan baik untuk pelat baja tipis maupun pelat yang tebal. Kedua
adalah kualitas yang lebih baik dari darah las. Tetapi sebaliknya bila dibandingkan dengan las MIG, efisiensinya masih lebih
rendah dan biaya operasinya masih lebih tinggi. Karena hal-hal di atas, maka las TIG biasa digunakan untuk mengelas baja-
baja kualitas tinggi seperti baja tahan kara, baja tahan panas dan untuk mengelas logam-logam bukan baja.
Las TIG sangat banyak digunakan untuk mengelas pelat aluminium yang tipis atau bila diperlukan las dengan masukan
panas yang rendah. Las TIG menggunakan elektroda yang tidak terlalu cair, jadi juga berarti bahwa arus listrik yang banyak
digunakan tidak terlalu besar. Pada pengelasan logam dengan kapasitas panas yang berbeda dapat menimbulkan terjadinya
penembusan yang tidak sempurna pada pada logam dengan kapasitas panas yang lebih besar. Perbedaan kapasitas panan
ini dapat karena perbedaan tebal atau karena perbedaan luas. Dalam hal ini logam dengan kapasitas panas yang lebih tinngi
harus diberi pemanasan mula atau mencampurkan gas He pada gas pelindung sehingga busur menjadi lebih terpusat.
Sumber listrik yang digunakan untuk mengelas TIG dapat berupa listrik DC atau listrik AC. Dal hal ini listrik DC rangkaian
listriknya dapat dengan polaritas lurus di mana kutup positif dihubungkan dengan logam induk kutup negatif dengan batang
elektroda atau rangkaian sebaliknya yang disebut polaritas balik. Skema dari kedua rangkaian ini dapat dilihat dalam
gambar.
Dalam polaritas lurus elektron bergerak dari elektroda dan menumbuk logam induk dengan kecepatan yang tinggi
sehingga dapat terjadi penetrasi yang dalam. Karena pada Gambar 7.65. Diagram rangkaian listrik dari mesin las listrik DC
Alip,1989
elektroda tidak terjadi tumbukan maka secara relatif suhu elektroda tidak terlalu tinggi, karena itu dengan polaritas ini
dapat digunakan arus yang besar. Sebaliknya dalam polaritas balik elektroda menjadi panas sekali, sehingga arus listrik yang
dapat dialirkan menjadi rendah. Untuk ukuran elektoda yang sam dalam polaritas balik kira-kira hanya 110 arus polaritas
lurus yang dapat dialirkan. Bila arus terlalu besar maka ujung elektroda akan turut mencair dan merubah komposisi logam
cair yang dihasilkan dengan polaritas balik penetrasi ke dalam logam induk menjadi dangkal dan lebar. Di samping itu terjadi
proses inosasi pada gas argon yang menyelubunginya dan terbentuk ion-ion Ar positif, yang menumbuk logam dasar dan
dapat melepaskan lapisan oksida yang ada dipermukaannya. Karena sifatnya yang dapat membersikan maka peristiwa ini
dinamakan pembersihan. Pengaruh polaritas terhadap proses pengelasan TIG dapat
dilihat dalam gambar berikut:
Bila dipergunakan listrik AC maka proses yang akan terjadi sama dengan menggunakan arus searah dengan polaritas lurus
dan polaritas balik yang digunakan secara bergantian. Karena hal ini maka penggunaan arus bolak balik, hasil pengelasan
akan terletak antara hasil pengelasan dengan arus searah dengan polaritas lurus dan polaritas balik. Pada umumnya
busur yang dihasilkan dengan listrik DC kurang begitu mantap dan untuk memantapkannya perlu ditambahkan listrik AC
dengan frekuensi tinggi. Pemakaian jenis polaritas dalam pengelasan beberapa macam logam ditunjukkan dalam tabel
berikut: Gambar 7.66. Pengaruh polaritas pada pengelasan TIG
HarsonoToshei,1981
Tabel 7.10. Penggunaan Mesin las TIG untuk beberapa logam No
Logam Listrik AC
Frekwensi Tinggi
Listrik DC
Polaritas Lurus
Listrik DC Polaritas
Balik 1
2 3
4 5
6 7
Baja Baja tahan karat
Besi cor Aluminiun dan
paduannya Magnesium dan
paduannya Tembaga dan
paduannya Alumunium bronz
Terbatas Terbatas
Terbatas Sesuai
Sesuai Terbatas
Sesuai Sesuai
Sesuai Sesuai
- -
Sesuai Terbatas
- -
- Dapat untuk
pelat tipis Dapat untuk
pelat tipis
HarsonoToshei,1981 Berdasarkan keterangan diatas, maka biasanya arus searah
dengan polaritas lurus dipakai untuk pengelasan dipakai untuk pengelasan baja, sedangkan untuk aluminium karena
permukaannya selalu dilapisi dengan oksida yang mempunyai titik cair yang tinggi, maka sebaiknya memakai arus bolak balik
biasa yang ditambah dengan arus bolak balik frekuensi tinggi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa las TIG dapat
dilakukan pengelasan dengan tangan dan pengelasan otomatis. Skema dari kedua macam pelaksanaan ini ditunjukkan dalam
gambar dibawah.
Gambar 7.67. Skema Las TIG Kenyon,1979
Gambar 7.68. Contoh Pengerjaan Las TIG
Gambar 7.69. Rangkaian Las TIG Kenyon,1979