Observasi Partisipatif Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Observasi Partisipatif

Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap tingkah laku dan aktifitas siswa. Menurut Sugiyono 2010: 310, dalam observasi partisipasif peneliti terlibat dengan kegiatan orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai guru yang melakukan pengajaran serta melakukan observasi mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa. Observasi dilakukan dengan cara mengamati, mengadakan pertimbangann kemudian melakukan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat yang selanjutnya akan dianalisis. Metode observasi juga digunakan pengamat untuk mengamati jalannya pembelajaran. Pengamat dalam penelitian adalah guru matematika kelas VIII SMP 1 Jekulo Kudus dan dosen pembimbing. 3.3.2 Wawancara Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa ditinjau dari gaya belajar. Menurut Moleong 2010: 186, teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dalam wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Menurut Sugiyono 2010: 317, metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Susan Stainback sebagaimana dikutip oleh Sugiyono 2013: 318, menyatakan bahwa dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Jadi dengan wawancara peneliti dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam mengintrepretasikan kegiatan pembelajaran dengan gaya belajar mereka masing-masing. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur di mana peneliti dibantu dengan instrumen pedoman wawancara yang dapat dilihat pada lampiran 31. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Hasil wawancara yang didapatkan juga digunakan untuk mengecek kredibilitas data observasi, apakah apa yang dilakukan oleh subjek penelitian yang diperoleh melalui hasil observasi dan tes kemampuan komunikasi matematis cocok dengan jawaban tes subjek penelitian. 3.3.3 Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Tes yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan komunikasi matematis. Tes tersebut diberikan kepada subjek penelitian untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran resource based learning mencapai ketuntasan yang telah ditentukan, selanin itu juga digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa ditinjau dari gaya belajar. Tes ini terdiri atas butir-butir soal uraian pada materi kubus dan balok.

3.3.4 Dokumentasi