selama 4 kali pertemuan. Kompetensi dasar yang diambil adalah menghitung luas permukaan dan menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas. Pada
pembelajaran pertama akan disampaikan tentang konsep luas permukaan kubus dan balok, pembelajaran kedua tentang permasalahan sehari-hari terkait luas permukaan
kubus dan balok, pembelajaran ketiga tentang konsep volume kubus dan balok, dan pembelajaran keempat tentang masalah dalam kehidupan sehari-hari terkait volume
kubus dan balok.
3.4.3 Angket Penggolongan Gaya Belajar
Instrumen penggolongan gaya belajar dalam penelitian ini berupa angket. Lembar angket ini bertujuan untuk memperoleh data gaya belajar siswa. Instrumen
ini berdasarkan buku Quantum Learning karangan Deporter Hernacki. Angket penggolongan gaya belajar akan diberikan pada siswa di awal pembelajaran.
Menurut Gilakjani 2012: 109, ketika seorang guru tahu gaya belajar siswa lebih awal, mereka dapat membimbing siswa dalam mengambil tanggungjawab saat
pembelajaran. Sehingga diharapkan guru dapat memberikan perlakuan yang sesuai dengan gaya belajar siswa saat pembelajaran, yang nantinya dapat membuat siswa
memahami pembelajaran dan kemudian mereka mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Angket ini terdiri dari 30 butir soal. Sebelum digunakan, angket penggolongan gaya belajar ini divalidasi oleh yang ahli dalam bidang tersebut, yaitu
Ibu Fatma Kusuma Mahanani, S.Psi, M.Psi, Psi. Saran dan komentar dijadikan peneliti untuk memperbaiki instrumen penelitian agar menjadi lebih baik lagi. Hasil
penilaian angket gaya belajar yang telah dibuat peneliti adalah instrument dapat
digunakan tetapi perlu sedikit revisi. Hasil validasi angket gaya belajar dimuat pada lampiran 6.
Instrumen penggolongan gaya belajar ini berupa angket yang dapat dilihat pada Lampiran 4. Tiap butir pertanyaan terdiri dari tiga pilihan jawaban. Ketiga
jawaban tersebut mewakili ciri-ciri dari salah satu gaya belajar. Tugas siswa dalam penggolongan gaya belajar ini adalah memilih salah satu dari tiga pilihan jawaban
yang tersedia pada masing-masing butir pertanyan. Menurut Gilakjani 2012: 109, kriteria penskoran angket gaya belajar dapat dilakukan oleh peneliti sendiri.
Berdasarkan hal tersebut kriterian penskoran angket gaya belajar seperti berikut. 1
Jika skor gaya belajar visual V merupakan skor tertinggi VA dan VK maka siswa tersebut tergolong tipe gaya belajar visual.
2 Jika skor gaya belajar auditorial A merupakan skor tertinggi AV dan AK
maka siswa tersebut tergolong tipe gaya belajar visual. 3
Jika skor gaya belajar visual K merupakan skor tertinggi KA dan KA.
3.4.4 Lembar Tes Kemampuan Komunikasi Matematis