Letak Lokasi Dan Keadaan Alam Keadaan Penduduk

Belanda di daerah ini adalah adanya rumah-rumah Belanda yang lengkap dengan cerobong asap dan daerah ini disebut Basecamp. Sekarang rumah di Basecamp sudah di tempati oleh penduduk meski banyak perubahan bentuk rumah, tetapi corak khas rumah belanda masih tetap ada.

4.1.2 Letak Lokasi Dan Keadaan Alam

Kelurahan Sidiangkat terletak di kecamatan sidikalang kabupaten dairi, dengan luas wilayah 2000 HA. Tipe wilayah dikecamatan Sidiangkat adalah dataran tinggi dimana kelurahan Sidiangkat beriklim tropis, ketinggian 1300 sd 1400 M dengan suhu 15 sd 18̊ C Luas dan batas wilayah Kelurahan Sidiangkat: Sebelah Utara berbatasan dengan Pakpak Bharat Sebelah Selatan berbatasan dengan Batang Beruh Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Karing Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Panji Dabutar Kelurahan Sidiangkat terdiri dari areal pemukiman, ladang, persawahan, hutan, jalan dan lain-lain. Jika dibanding kelurahan lain yangberada di kecamatan Sidikalang, kelurahan Sidiangkat merupakan yang paling luas. Jarak antara kelurahan dan kecamatan berkisar 5 menit dengan lama tempuh sekitar 10 menit dengan jalan yang sudah diaspal dimana di sepanjang kiri dan kanan perjalanan terdapat rumah penduduk dan ladang. Kelurahan Sidiangkat merupakan jalan lintas provinsi ke Nanggroe Aceh Darussalam dan lintas kabupaten ke Pakpak Bharat. Di Kelurahan ini terdapat 2 galian untuk mengairi sawah dan 1 sungai besar yang membelah kelurahan ini yaitu sungai lae Simbellin. Setiap hari Universitas Sumatera Utara daerah ini dilalui angkutan umum dan bagi yang memiliki kendaraan roda dua dapat memakainya menuju kecamatan pusat kota. Jarak dari kelurahan keibukota provinsi sekitar 138 km, dengan jarak ini masyarakat yang ingin ke ibukota harus menggunakan transportasi umum seperti : DATRA Dairi Transport, SAMPRI Samosir Pribumi, BTN Bintang Tani Jaya, dan PAS Pas Transport. Waktu yang diperlukan ke Medan dari kelurahan Sidiangkat sekitar 4-5 jam.

4.1.3 Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di kelurahan merupakan gambaran dari berbagai lapisan masyarakat Pakpak di kabupaten Dairi. Penduduk Sidiangkat terdiri dari 8 lingkungan. Lingkungan I terdiri dari 151 kk, lingkungan kedua II terdiri dari 80 kk, lingkungan ke III terdiri dari 132 kk, lingkungan IV terdiri dari 277 kk, lingkungan ke V terdiri dari 130 kk, lingkungan ke VI terdiri dari 80 kk, lingkungan VII terdiri dari – kk, dan lingkungan VIII terdiri dari – kk. Jumlah penduduk keseluruhan 4339 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 1891 jiwa dan perempuan 2448 jiwa. Suku mayoritas di daerah ini adalah suku pakpak, dan suku lainnya adalah batak toba, karo, nias, minang, jawa. Warga negara indonesia laki-laki 2233 jiwa dan perempuan 2103 jiwa dan warga negara asing laki-laki 2 jiwa dan perempuan 1 orang. Tabel 4.1 Pendidikan Penduduk Kelurahan Sidiangkat Pendidikan merupakan unsur yang penting dalam kehidupan setiap orang. Pendidikan yang diperoleh seseorang khususnya pendidikan formal sangat besar pengarunhya terhadap cara berfikir seseorang dalam menjalankan aktifitas hidupnya sehari-hari. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih Universitas Sumatera Utara tinggi pada umumnya memilki pola berpikir yang lebih maju dibandingkan dengan orang yang memiliki pendidikan yang lebih rendah Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase Tidak pernah sekolah 3 0.475 Tamat SD 123 19.492 Tamat SLTP 135 21.395 Tamat SLTA 168 26.624 Tamat DIPLOMA 186 29.477 Tamat S1 13 2.060 Tamat S2 3 0.475 Tamat S3 - - Jumlah 631 100 Sumber: Data Statistik Kantor Kelurahan Sidiangkat Tahun 2011 Dari tabel 4.1 diatas tingkat pendidikan di kelurahan Sidiangkat umumnya tamatan diploma sebanyak 29.4 dan SMA sebanyak 26,6. Dari pemaparan sangat banyak masyarakat yang hanya berpindidikan sampai SMP dengan persentase 21,5 dan SD sebanyak 19,4 saja, bahkan ada beberapa yang tidak pernah mengecap pendidikan sebanyak 0,4 . Dari tabel diatas terlihat pendidikan di kelurahan sidiangkat masih rendah. Tidak ada data dari kelurahan yang menggambarkan tingkat pendidikan perempuan dan laki-laki. Selama penelitian dan hasil wawancara, dalam setiap keluarga lebih diutamakan adalah anak laki-laki dengan alasan karena anak laki- lakilah sebagai penerus keluarga. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Agama Penduduk di Kelurahan Sidiangkat Tahun 2011 Agama yang dianut masyarakat umumnya adalah agama modren. Seperti agama islam, khatolik, protestan dan budha. Berikut ini adalah persentase agama yang dianut masyarakat di kelurahan Sidiangkat: No Agama Frekuensi Persentase 1 Islam 1500 49.358 2 Protestan 1305 42.941 3 Katholik 231 7.601 4 Budha 3 0.098 Jumlah 3039 100 Sumber: Data statistik kantor kelurahan sidiangkat tahun 2011 Dari tabel 4.2 diatas terlihat bahwa masyarakat etnis Pakpak kelurahan Sidiangkat umumnya menganut agama Islam terlihat dengan persentase 49.3 , agama protestan sebanyak 42,9 , agama katholik sebanyak 7,6 dan agama minoritas adalah agama budha dengan persentase 0,09 . Selama observasi dan wawancara rumah ibadah agama islam terdapat 3 mesjid dan 1 musholla. Gereja terdapat 3 buah yaitu gereja PENTAKOSTA, gereja HKBP dan gereja GKPP. 4.1.4 Mata Pencaharian Penduduk Dikelurahan Sidiangkat Hasil pertanian merupakan sumber penghidupan pokok bagi penduduk Sidiangkat. Hampir setiap masyarakat terlibat mengelola lahan pertanian seperti berladang, berkebun, menggarap sawah. Hasil pertanian dominan dari penduduk kelurahan Sidiangkat adalah kopi ateng, sayur-sayuran dan jeruk. Hampir setiap keluarga memiliki kebun kopi meski bukan pekerjaan pokok bertani. Pegawai negeri juga ikut bertani guna menambah pemasukan bagi keluarga. Hasil Universitas Sumatera Utara pertanian seperti sayur-sayuran, jagung dan lainnya dibawa ke pasar bila hari pekan ari onan untuk dijual, sedangkan kopi dan jeruk langsung dibeli oleh para agen pengumpul dan akan di jemput oleh agen besar. Harga-harga hasil pertanian juga tergantung pada pasar dan agen pengumpul. Jika hasil pertanian melimpah dan banyak dapat dipastikan harga akan sangat rendah dan sebaliknya. Masyarakat tergantung pada harga yang ditetapkan oleh para tengkulak. Seperti yang diungkapkan informan berikut ini: “mella ombas kopi marang suan-suan diri hargana pasti mlukah, mella cituk lumayan maharga. I pe oda jelas. Karina i tergantung kan tokke nai ngo oe” A br Padang,41 tahun,perempuan Artinya: kalau kopi panen atau tanaman lainnya sedang panen raya pasti murah, kalau hasil pertanian sedikit lumayan mahal. Itu juga belum tentu. Semua itu tergantung harga dari toke. Dari hasil observasi Cara bercocok tanaman masyarakat masih bersifat manual dan tidak ada teknik khusus dalam penggarapan lahan pertanian dan perawatan pertanian. Hanya berdasarkan pengalaman semata, sehingga tingkat ekonomi penduduk Sidiangkat masih sangat rendah. Selama di observasi dilapangan terlihat yang bekerja di ladang dominan adalah para perempuan khususnya ibu-ibu. Ibu-ibu berkumpul dan bergotong royong untuk menyelesaikan satu pekerjaan di kebun temannya atau miliknya sendiri. Apabila satu lahan telah selesai maka berlanjut ke ladang teman berikutnya sampai pada gilirannya, biasanya masyarakat setempat menyebut kegiatan ini adalah “urup-urupen” yang artinya “saling membantu” Masyarakat mengaku ada tenaga penyuluh yang diberikan pemerintah tapi Universitas Sumatera Utara tidak pernah bekerja dan sangat jarang datang memberikan penyuluhan bagi masyarakat. Bahkan banyak masyarakat tidak mengetahui bahwa ada penyuluh di daerah tersebut.

4.1.5 Pola Pemukiman