Keluarga Bapak M. Sinamo dan Ibu U. Angkat.

diladang. Sepulang dari ladang anak laki-lakinya pasti menonton atau langsung bermain kembali bersama teman-temannya. Datang kerumah hanya tiba waktu untuk makan saja. Menurut bapak A. Limbong anak perempuan jauh lebih penurut dan tidak membantah seperti anak laki-laki.

4.2.3 Keluarga Bapak M. Sinamo dan Ibu U. Angkat.

Bapak M. Sinamo laki-laki yang berusia 45 tahun dan sehari-hari bekerja sebagai pegawai negeri. Informan sehari-hari bekerja mengajar murid- murid di SD salah satu sekolah di Sidikalang. Kampung asli informan adalah di daerah Pakpak Bharat. Informan tinggal di tempat ini sejak ditugaskan bekerja di kelurahan ini dan menikah dengan ibu U.br angkat yang merupakan penduduk asli di Kelurahan Sidiangkat ini. Ibu U perempuan yang berusia 40 tahun dan memiliki 3 orang anak hasil dari perkawinannya dengan bapak M Sinamo. Informan adalah perempuan yang sehari-hari bekerja diladang, diladang informan menanam kopi dan sayuran, cabai, guna menambah perekonomian keluarga karena gaji dari bapak M sinamo yang bekerja sebagai guru tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan anak. Apalagi menurut pengakuan ibu U gaji suami informan sudah sebagian ke bank guna membayar hutang-hutang yang diakibatkan oleh suami informan yaitu untuk membayar hutang judi suaminya. Keluarga ini memiliki 3 orang anak, 2 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan. Anak tertua dari pasangan ini sudah tidak bersekolah lagi setelah tamat SMK. Sekarang anak laki-laki sulung ini bekerja di salah satu bengkel yang tidak jauh dari rumah mereka. Selain sewaktu itu keadaan ekonomi orang tua yang Universitas Sumatera Utara sangat buruk anak sulung tersebut juga sudah malas sekolah dan memutuskan untuk bekerja saja. Anak ini sampai sekarang belum berkeluarga. Penghasilannya hanya cukup untuk biaya rokok dan bergaul pada teman-temannya. Sedangkan makan masih tetap ditanggung oleh keluarga. Anak kedua dari pasangan ini adalah perempuan berusia 25 tahun bernama Rasidah , informan dulu ingin bersekolah tetapi keadaan ibu U pada saat itu sedang tidak baik, ibu U dulu sering sakit-sakitan kata dokter ibu U dulu mengidap penyakit TBC. Dulu sebelumnya penyakit dari ibu informan dianggap terkena guna-guna. Banyak biaya keluar untuk pergi ke orang pintar yang satu dan yang lainnya. Anak perempuan mereka inilah yang mengurusi ibu mereka selama sakit dan mengubur dalam-dalam impiannya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Selain mengurus ibu anak perempuan ini juga keladang membantu perekonomian keluarga karena gaji ayah mereka tidak cukup dan selalu untuk membayar hutang-hutang saja. Kedua saudara laki-lakinya tidak telaten mengurus rumah tangga dan ibunya. Apalagi sewaktu itu rasidah memiliki adik laki-laki yang masih bersekolah di bangku SMP sehingga membuat rasidah tidak tega untuk meninggalkan rumah. Sekarang ibu U sudah sembuh seperti semula tetapi Rasidah tetap tidak melanjutkan sekolah karena sekarang merasa sudah tua dan minder nanti seandainya kuliah. Diusia 25 tahun terlihat rasidah sangat tua dari usianya seperti wanita 30 tahun lebih. Kerasnya kehidupan dan menjadi tulang punggung keluarga mengakibatkan tekanan pada rasidah. Universitas Sumatera Utara Anak ketiga adalah Anto laki-laki berusia 18 tahun baru saja tamat SMA. Anto belum melanjutkan pendidikan. Sewaktu SNPTN Anto kalah dan memutuskan untuk menganggur setahun dulu. Sehari-hari Anton ikut rasidah keladang itupun kalau Anton mau apabila dipaksa keladang setiap hari anton sering marah-marah dan mengamuk dan malam harinya tidak akan tidur dirumah dan menginap dirumah temannya. Dan membuat beban bagi keluarga karena harus mencarinya. Menurut Rasidah yang sebagai tulang punggung keluarga akan memperjuangkan agar Anton tetap Sekolah supaya ada yang kuliah dan bisa menjadi pegawai dan bisa nantinya membanggakan keluarga, bisa menjadi kepala keluarga yang baik dan mengangkat martabat keluarga .

4.2.4 Ibu A Padang