Hak dan Kewajiban Perempuan Yang Sudah Menikah

perempuan pakpak di Sidiangkat mempunyai peran ganda dalam keluarga selain terlibat bekerja pada sektor domestic juga bekerja pada sector public Pada keluarga informan penulis juga melihat dengan jelas hak anak perempuan dalam pengambilan keputusan, baik keputusan untuk melanjutkan pendidikan maupun untuk memperoleh harta orangtua. Seluruhnya diatur oleh kaum laki-laki.seorang anak tidak memiliki hak dalam warisan semua telah diatur oleh ayah dan saudara laki-lakinya. Orang tua menganggap kelak anak laki- lakinya akan menjadi penerus marga dan kepala keluarga. Seperti yang diungkapkan informan berikut ini; M. Bancin, 45 tahun, laki-laki “pos ngo ate nan turangna kiatur kalak en berru. Dos ngi bage aq ma”Arti: saya percaya sepenuhnya kalau saudara laki-laki ini mengatur berru anak perempuan. Itu sama saja seperti dari saya.

4.4 Hak dan Kewajiban Perempuan Yang Sudah Menikah

Menurut adat pakpak hak perempuan dalam keluarga meliputi hak untuk mengeluarkan pendapat baik sebagai anak maupun sebagai istri kurang diperhatikan karena anak perempuan hanya dianggap sebagai penopang dalam mencari nafkah bagi keluarga, demikian juga dalam memperoleh harta warisan dari orang tuanya, perempuan pakpak hanya sedikit mendapatkan harta dari ibunya yaitu berupa pemberian rasa belas kasihan seorang ibu yang disebut dalam istilah pakpak pengeseang yang dapat berupa barang-barang rumah tangga serta dapat juga lahan pertanian sebagai sumber mata pencaharian bagi perempuan tersebut jumlahnya hanya sedikit saja. Seperti yang diungkapkan informan selaku tokoh adat dibawah ini; M. Matanari, 65 tahun, laki-laki “Mella berru lot ngo bana idokken mo i pengaseang. I pe ikkon harta pencariin, mella pusaka tong ngo i bana anak daholi” arti: kalau anak Universitas Sumatera Utara perempuan adanya untuknya, disebutlah itu pengaseang tanda kasih sayang. Itupun harus dari harta yang dicarikan orang tua, kalau harta pusaka tetap harus pada anak laki-laki. Dari hasil observasi diketahui hak perempuan sebagai istri dalam keluarga etnik pakpak yang paling nyata dapat dilihat pada saat perkawinan anak perempuanya. Hanya si Ibu yang diberi penghargaan khusus dengan menerima Oles Inang Ni Berru dan Hak Geddo-geddo dari keluarga suami anak perempuan. Perempuan Pakpak yang sudah menikah memiliki kewajiban. Kewajiban perempuan pakpak dalam lingkungan keluarga perempuan sebagai berru juga mempunyai kewajiban sebagai juru damai atau mediator dalam penyelesaian masalah maupun sengketa yang terjadi di antara saudara laki-laki mereka kula- kula. Hal ini merupakan salah satu fungsi sosial yang dilakukan para perempuan yang sudah menikah. Seperti yang diungkapkan informan berikut ini: M.Angkat,55 tahun, Perempuan “kula-kula en sipata geut dak merubati alani harta marang marsibelgahan pusuhna, enggo tugas nami i pademuken kalak i. Enggo kewajiben berru ngo i “ Arti: kula-kula ini kadang berselisih karna harta atau emosi hati, sudah tugas kami saudarannya perempuan menyatukan mereka. Setelah anak perempuan menikah atau ikut suami bukan berarti tanggung jawabnya sudah selesai dalam mengurus orangtuanya maupun saudara laki- lakinya. Pada umumnya walaupun sudah menikah biasanya setelah orangtua perempuan sakit yang orang yang pertama diinginkan orang tua mengurus dan merawat dirinya adalah anak perempuan dengan alasan yang lebih sabar dan mengerti untuk mengurus orang tua adalah anak perempuan, anak perempuan Universitas Sumatera Utara lebih dapat diandalkan dibanding anak laki-laki dan biasanya saudara laki-lakinya beralasan sibuk atau tidak ada waktu untuk mengurus orang tua mereka yang sedang sakit. Padahal aturan adatnya adalah anak laki-lakilah yang seharusnya bertanggung jawab dalam perawatan orang tua, itu merupakan salah satu alasan harta warisan lebih banyak diberikan kepada anak laki-laki termasuk rumah orang tua. Seperti yang diungkapkan informan berikut: M. Angkat,55 tahun,perempuan “Inang tading rebbak aq ngo ia, oda demmu ia dekket permaenna. Posen nina ukurna mella rebbak aq” Arti: ibu tinggal bersamaku, dia tidak menyatu dengan menantunya.hatinya lebih tenang bila saya yang mengurusnya. Hal yang sama juga diungkapkan informan berikut ini: M. Matanari, 65 tahun, laki-laki Mella adat anak ngo kiurus inangna segen, khusus anak siampudan, alana bana ngo harta dom dekket sapo inangna. arti: kalau adat pakpak anak laki-lakilah yang mengurus orang tuanya, khususnya anak laki-laki paling bungsu, karena harta paling banyak untuknya dan rumah orang tua juga sudah miliknya. Jawaban lain diungkapkan oleh informan berikut ini; A. Padang, 41 tahun, perempuan belli pe adatna isapo peranak tapi kateku naing i sapo berruku ngo aku arti: meskipun seharusnya dirawat oleh anak laki-laki tapi saya ingin dirawat anak perempuan Demikian juga dalam upacara adat perempuan sebagai berru sangat berperan untuk menyumbangkan tenaga maupun uang kepada orang tua maupun sudara laki-laki, apabila kewajiban perempuan sebagai berru tidak dijalankan dengan baik maka suatu acara atau perhelatan tidak dapat dilaksanakan secara Universitas Sumatera Utara sempurna. Pada kenyataannya tugas berru sangat besar supaya suatu acara atau pesta dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut merupakan salah satu fungsi ekonomi dari anak perempuan. .

4.4 Kewajiban Perempuan Dalam Rumah Tangga suami