Pola Pemukiman Sistem Kekerabatan

tidak pernah bekerja dan sangat jarang datang memberikan penyuluhan bagi masyarakat. Bahkan banyak masyarakat tidak mengetahui bahwa ada penyuluh di daerah tersebut.

4.1.5 Pola Pemukiman

Masyarakat Sidiangkat mengenal sistem kesatuan hidup yang disebut dengan kuta atau istilah sekarang sering disebut dengan perkampungan, yang merupakan tempat atau lokasi masyarakat mendirikan tempat tinggal menetap yang disebut dengan sapo, kuta atau lokasi perkampungan merupakan tempat masyarakat Pakpak untuk beristirahat disaat mereka telah selesai melaksanakan aktivitas sehari-hari. Sapo merupakan tempat keluarga inti yang terdiri dari ayah,ibu dan anaknya. 4.1.6 Sarana dan Prasarana 4.1.6.1 Sarana Pendidikan Sarana pendidikan merupakan sarana pokok yang harus diperhatikan oleh setiap masyarakat untuk meningkatkan sumber daya manusia yang handal pada masyarakat etnik pakpak karena tingkat pendidikan akan mementukan masa depan. Tabel berikut menggambarkan lembaga pendidikan yang ada di kelurahan Sidiangkat. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Sarana Pendidikan Di Kelurahan Sidiangkat Tahun 2011 Sumber: Data Statistik Kantor Kelurahan Sidiangkat tahun 2011 Sarana pendidikan SD negeri terdapat 2 buah dan 1 Madrasah Ibtida’iah . SD negeri ini terdapat di lingkuan 5 dan SD yang satu lagi terdapat di kuta Batu Kapur. Pada umumnya anak-anak berjalan kaki beramai-ramai untuk bersekolah setiap harinya dan ada satu pesantren untuk tingkatan SD Ibtida’iah, SMP Muhammadiyah dan SMA Aliyah. Ibtida’iah, Muhammadiyah dan Aliyah berada dalam satu pemondokan. Umumnya siswanya berasal dari luar daerah, dan sangat jarang penduduk Sidiangkat bersekolah disana. Mereka lebih memilih bersekolah di kecamatan yang jaraknya lebih jauh, dengan alasan mutu pendidikan disana kurang baik dan tidak bisa untuk umum. Anak-anak yang bersekolah ke kota Sidikalang biasanya menggunakan transportasi umum yang biasa disebut sudako. Kondisi bangunan Sekolah Dasar Inpres sudah sangat memadai dengan gedung sekolah yang permanen dibangun diatas lahan seluas satu hektar dengan sarana perpustakaan dan tenaga Guru-guru yang cukup banyak untuk kelancaran peoses belajar mengajar sedangkan bangunan pesantren sangat tidak sehat dan Lembaga pendidikan Frekuensi Persentase TK PAUD 2 unit 28.571 SDsederajat 3 unit 42.857 SLTAsederajat 1 unit 14.285 SLTA sederajat 1 unit 14.285 Jumlah 7 unit 100 Universitas Sumatera Utara buruk dibuktikan bangunan terbuat dari kayu yang sudah sangat rusak dan atap yang bocor dan siswanya banyak yang sakit kudis gatal-gatal itu sebabnya penduduk asli tidak berkenan menyekolahkan anaknya di pesantren tersebut.

4.1.6.2 Sarana Ibadah

Kelurahan Sidiangkat menyediakan rumah ibadah bagi umatnya. Sarana ibadah umat Islam terdapat 4 buah yaitu 3 mesjid dan 1 musholla. Masing-masing mesjid terdapat di kuta Padang, kuta Delleng Amal, dan mesjid pesantren dan musholla terdapat di daerah Puncak sidiangkat. Sedangkan gereja terdapat 3 yaitu gereja HKBP terdapat di kuta Barisan, GKPP di delleng amal, gereja PENTAKOSTA di Sidiangkat pesantren. Selama observasi Ibu-ibu yang beragama Islam biasanya seminggu sekali mengadakan pengajian atau perwiritan. Pengajian dilakukan di rumah anggota dari ibu-ibu perwiritan dan akan mendapat giliran masing-masing untuk menjadi tuan rumah. Pengajian ibu-ibu dilakukan sore hari di akhir pekan. Ada juga pengajian bapak-bapak yang beragama Islam. Kegiatan ini hampir sama seperti yang dilakukan ibu-ibu, hanya saja pengajian bapak-bapak diadakan pada malam hari. Sedangkan ibu-ibu untuk agama kristen ada yang melakukan perkumpulan setiap hari kamis dan hari minggu. Mereka melakukan kegiatan kerohanian baik di gereja maupun di rumah anggota perkumpulan. Hal tersebut dilakukan secara bergiliran dirumah setiap anggota juga.

4.1.6.3 Sarana Kesehatan

Sarana Kesehatan yang ada di desa kelurahan sidiangkat terdapat 1 buah puskesmas dan terdapat dua Bidan yang dibiayai oleh pemerintah kabupaten Sidikalang dan satu Bidan tinggal di puskesmas tersebut, sedangkan satu lagi Universitas Sumatera Utara tinggal di tempat yang tidak jauh dari puskesmas dia tinggal bersama keluarganya.kedua bidan tersebut bukan dari etnis Pakpak tetapi suku Jawa dan menikah dengan lelaki dari etnis Pakpak setempat.

4.1.6.4 Sarana Transportasi

Sarana transportasi untuk ke daerah ini umumnya masyarakat menggunakan angkutan umum yang sering disebut masyarakat setempat adalah sudako dan becak. Banyak juga masyarakat yang memiliki transportasi pribadi seperti sepeda motor. Selama observasi penumpang di sudako umumnya adalah para perempuan sedangkan laki-laki lebih banyak menggunakan sepeda motor. 4.1.7 Latar Belakang Sosial Budaya 4.1.7.1 Bahasa Bahasa yang digunakan masyarakat desa ini dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa Pakpak hanya sebagian kecil yang memakai bahasa Batak Toba. Bahasa Pakpak digunakan oleh setiap masyarakat dalam pergaulan sehari-hari untuk berkomunikasi, anak-anak juga sudah diajarkan oleh orang tuanya untuk mengunakan bahasa Pakpak dengan baik dan benar dalam pergaulan mereka dilingkungan keluarga maupun dilingkungan bermain mereka. Lain halnya dengan bahasa Indonesia hanya digunakan oleh anak-anak usia sekolah di tempat menimba ilmu saja, Dalam bahasa pengantardalam antor kelurahan Sidiangkat diwajibkan untuk memakai bahasa Indonesia meski demikian banyak juga para pegawai yang memakai bahasa Pakpak atau Bahasa Toba dalam percakapan dinas. Perbedaan bahasa yang digunakan untuk laki-laki dan perempuan tidak Universitas Sumatera Utara ada. Hanya apabila etnis pakpak jika ingin berbicara dengan suadara atau sanak famili disarankan memakai sebutan yang ada di dalam bahasa Pakpak ada misal: paman puhun, nampuhun istri paman,turang, nantonga dan lain-lain. Hal ini biasa disebut dengan “tutur”. Meski berbahasa Indonesia tetapi penggunakan tutur tetap memakai bahasa Pakpak.

4.1.7.2 Seni

Untuk upacara kematian maupun perkawinan masyarakat Pakpak dikelurahan ini sering memakai alat musik tradisional yaitu Genderang tetapi pengrajin asli genderang di Sidiangkat ini sudah tidak ada lagi, dikarenakan para pengrajin dahulu tidak mewariskan kepada anak- anaknya. Genderang yang dipakai adalah genderang yang di sewa atau dipinjam dari luar kelurahan sidiangkat. Selain genderang masyarakat juga sering menggunakan keyboard sebagai pengiring dalam acara adat. Dalam kesenian perempuan umumnya sebagai penari dan penyanyi, sedangkan yang memainkan alat musik adalah laki-laki. Sangat sulit ditemukan perempuan yang ahli dalam memainkan musik. Bentuk asli rumah adat Pakpak tidak ada lagi di jumpai di kelurahan ini karena seiring berkembangnya kemajuan teknologi masyarakat sudah membuat rumah dengan arsitektur rumah modern 4.1.6.3 Religi Walaupun di kelurahan Sidiangkat sudah menganut agama modern seperti agama Kristen dan Islam, namun masyarakat desa masih mempunyai keyakinan terhadap kekuatan gaib yang dapat menyuburkan padi yang beserta kekuatan yang Universitas Sumatera Utara lain. Masyarakat juga percaya akan adanya jimat dalam bahasa setempat disebut Tabas-tabas yaitu adanya suatu kekuatan supranatural atau gaib yang dapat melindungi orang dari hal-hal yang dapat membahayakan jiwa atau menghalangi orang lain yang ingin berbuat jahat sama orang tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa orang di desa ini yang masih memegang jimat untuk melindungi diri dan juga untuk mengobati orang lain yang terkena Guna-guna. Laki-laki dan perempuan ada yang menggunakan jimat tersebut. Umumnya orang yang bertindak sebagai dukun adalah laki-laki, meski ada perempuan tetapi sangat sedikit.

4.1.7 Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan pada masyarakat Pakpak berdasarkan adanya pertalian darah yang ditarik menurut garis keturunan ayah Geonologis Patrilineal dan pertalian perkawinan pihak pemberi gadis Peranak dan pihak penerima gadis Berru. Jadi setiap Laki-laki dan perempuan pakpak akan menarik garis keturunan melalui garis ayah dengan memakai marga ayah. Maka anak perempuan harus kawin dengan marga lain, karena dalam masyarakat Pakpak tidak diperbolehkan untuk kawin dengan satu marga. Sistem kekerabatan terkecil pada masyarakat pakpak disebut “Sapo” yang merupakan satu keluarga inti Nuclear Family terdiri dari Bapa ayah, Inang ibu, dan Dukak anak-anak yang belum menikah baik anak laki-laki dan anak perempuan, sedangkan kelompok kekerabatan yang lebih luas Keluarga luas Extended Family dari Sapo adalah Sada Bapa, yaitu kelompok yang terdiri dari Universitas Sumatera Utara ayah, ibu dan anak-anak laki-laki yang telah menikah dan tinggal satu rumah dengan kedua orang tuanya. Kelompok yang lebih luas dari sada bapa adalah Sada Empung Satu Kakek Nenek kelompok kekerabatan yang terdiri dari keluarga-keluarga beberapa anak laki-laki yang satu sama lain paralel cousin. Anggota-anggota sapo yang sama sehingga dalam kegiatan upacara adat kematian maupun perkawinan anggota dari Sada Empung ini saling membantu, sedangkan dari luar sada empung tidak memiliki rasa saling tolong menolong satu sama lain. Keluarga batih atau keluarga inti merupakan kesatuan adat dan kesatuan ekonomi, dalam masyarakat pakpak kaum laki-laki lebih diutamakan pendidikannya dan dituntut untuk lebih bertanggung jawab dalam usaha perekonomian, hubungan pemerintahan dan kemasyarakatan. Sedangkan kaum perempuan disamping bertugas untuk mengurus rumah tangga dan juga membantu suami dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. Pada masyarakat pakpak kedudukan kaum laki-laki sangat penting dalam sistem kekerabatan penempatan laki-laki pada tempat yang penting, karena anak laki-laki sebagai penerus keturunan dan pewaris harta. Pada masyarakat Pakpak yang menjadi struktur kekerabatan dalam masyarakat ada pihak yang di sebut dengan “Sulang Silima” Lima kekerabatan yang saling membantu . Sulang Silima adalah lima kekerabatan fungsional adat masyarakat pakpak yang termasuk didalamnya adalah a. Peranak Daholi yaitu :Kelompok keluarga dari istri dan saudara- saudaranya kelompok pemberi anak gadis. b. Sibeltek Situaen yaitu :Saudara semarga anak pertama. c. Sibeltek penengah yaitu : Saudara satu marga anak penengah. Universitas Sumatera Utara d. Sibeltek siampunen yaitu : Saudara satu marga yang paling bungsu. e. Berru yaitu : Pihak atau golongan penerima anak gadis. Kelima pihak ini disebut dengan Lima kelompok kekerabatan yang saling membantu. Demikian juga dalam pelaksanaan upacara adat kelima unsur ini harus hadir dan berperan sesuai kedudukan masing-masing. Tanpa kehadiran salah satu dari kelompok ini mengakibatkan suatu pesta upacara adat perkawinan maupun upacara kematian kerja njahat tidak dapat dilaksanakan secara sempurna. Dalam setiap upacara peran perempuan sangatlah penting meski peran perempuan hanya di belakang atau di bagian dapur. Setiap kegiatan upacara baik upacara perkawinan atau kematian perempuan harus duduk dibagian belakang dari para kula-kulanya dan laki-laki harus duduk dibagian depan.

4.1.8 Organisasi Sosial