34 d. Berdasarkan ketidakmampuan dalam melihat
1 Ketidakmampuan melihat taraf ringan. 2 Ketidakmampuan penglihatan taraf sedang.
3 Ketidakmampuan penglihatan pada taraf parah. Berdasarakan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
klasifikasi tunanetra berdasarkan fungsi penglihatan, tingkat ketajaman penglihatan, saat terjadinya kebutaan, tingkat kelemahan visual dan
ketidakmampuan dalam melihat.
4. Karakteristik Tunanetra
Kekurangan dalam penglihatan atau bahkan kehilangan sama sekali penglihatan akan mempunyai akibat. Akibat tersebut berupa
masalah yang secara sadar maupun tidak sadar dilakukan. Masalah tersebut berupa kegiatan yang dilakukan tunanetra. Itulah karakteristik
atau ciri khas tunanetra. Karakter dan karakteristik mempunyai perbedaan arti. Karakter adalah sifat seseorang, sedangkan karakteristik
adalah kegiatan yang dilakukan oleh semua orang atau tunanetra. Berikut adalah karakteristik tunanetra kategori total dan kurang penglihatan
menurut Anastasia Widdjanjantin, 1996: 11: a. Karakteristik tunanetra total:
1 Rasa curiga pada orang lain. 2 Perasaan mudah tersinggung.
3 Ketergantungan yang berlebihan. 4 Blindism.
35 5 Rasa rendah diri.
6 Tangan ke depan dan badan agak membungkuk. 7 Suka melamun.
8 Fantasi yang kuat untuk mengingat suatu objek. 9 Kritis.
10 Pemberani. 11 Perhatian terpusat terkonsentrasi.
b. Karakteristik tunanetra penglihatan kurang: 1 Selalu mencoba mengadakan fixation atau melihat suatu benda
dengan memfokuskan pada titik-titik benda. 2 Menanggapi rangsang cahaya yang datang padanya, terutama
pada benda yang kena sinar. 3 Bergerak dengan penuh percaya diri baik di rumah maupun di
sekolah. 4 Merespon warna.
5 Dapat menghindari rintangan-rintangan yang berbentuk besar dengan sisa penglihatan.
6 Memiringkan kepala bila akan memulai dan melakukan sesuatu pekerjaan.
7 Mampu mengikuti gerak benda sisa penglihatan. 8 Tertarik pada benda yang bergerak.
9 Mencari benda jatuh selalu menggunakan penglihatannya. 10 Menjadi penuntun bagi temannya yang buta.
36 11 Jika berjalan sering membentur atau menginjak-ijak benda tanpa
disengaja. 12 Berjalan dengan menyeretkan atau menggeserkan kaki atau
salah langkah. 13 Kesulitan dalam menunjuk benda atau mencari benda kecuali
warnanya kontras. 14 Kesulitan melakukan gerakan-gerakan yang halus dan lembut.
15 Selalu melihat benda dengan global atau menyeluruh. 16 Koordinasi atau kerja sama antara mata dan anggota badan yang
lemah. Menurut Sari Rudiyati 2002: 34 karakteristik penyandang
tunanetra adalah: a. Cenderung mengembangkan rasa curiga terhadap orang lain.
b. Perasaan mudah tersinggung. c. Mengembangkan verbalisme.
d. Mengembangkan perasaan rendah diri. e.
Mengembangkan adatan “blindismmannerism” f. Suka berfantasi.
g. Berpikir kritis. h. Pemberani.
Penjelasan mengenai karakteristik tunanetra tersebut menjelaskan bahwa ada perbedaan antara karakteristik tunanetra yang buta total dan
37 kehilangan penglihatan sebagaian. Perbedaan tersebut dikarenakan
berbedanya klasifikasi tunanetra yang terjadi pada seseorang.
C. Masa Dewasa Dini 1. Pengertian Masa Dewasa Dini