Melihat diri secara realistis

477 Peneliti : Apakah setelah kondisi saat ini membuat anak anda menjadi sulit untuk jujur dalam berkomunikasi? DWT : Kalau kejujuran dia dari kecil sampai gede gini jujur, jadi kejujuran itu gak ada pengaruhnya dengan yang tunanetra ini dia kalau kejujuran dari hati bukan dari pengaruh penglihatan tapi dari hati kita kalau mata kita gak bisa melihat gitu aja tapi kalau soal kejujuran itu dari hati kita. 3. Dapat menerima kehadiran orang lain Peneliti : Bagaimana sikap anak anda dalam bergaul? DWT : Dia gak pernah pilih-pilih temen kalau orang kayak gitu pilih-pilih temen gak ada temen, dia bergaul dengan siapa aja dengan orang tua anak kecil semuanya, semua orang dia gak pernah membeda-bedakan. Peneliti : Apakah pada awal mengalami kondisi sekarang anak anda membatasi diri untuk bergaul dengan orang lain? 15 DWT : Enggak, dia sama, dia malah kepengen temennya jadi kalau temennya banyak bisa melupakan gak pengem pulang kalau di asrama kalau punya temen banyak dia gak pilih-pilih, dia gak membatasi diri dalam bergaul dia waktu awal-awal dulu. Peneliti : Apakah sekarang anak anda membatasi diri bergaul dengan orang lain? DWT : Sama sekarang juga enggak pernah membatasi diri soal bergaul soal apa aja enggak pernah. Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu dengan kondisi anak anda sekarang dalam bergaul? DWT : Ya kalau saya gak apa-apa yang penting dia gak menyalahi aturan gak berbuat yang neko-neko ya selama ini memang gak pernah berbuat macem-macem sewajarnya dia sebagai mahasiswa ya kuliah ikut kulikuler ikut ngeband paling makan bareng-bareng jajan gak ada hal yang aneh-aneh, saya itu mendukung sepenuhnya karena saya itu tau sifatnya dia gak pernah berbuat yang macem-macem. 20

G. Melihat diri secara realistis

1. Memiliki kesesuaian antara kenyataan dan harapan Peneliti : Apa cita-cita anak anda anda sebelum dan setelah kondisi sekarang? DWT : Sebelum mengalami ini waktu ditanya kamu pengen jadi apa ya aku ingin sukses pokoknya kerja kalau gak jadi guru ya dosen jadi dia cita-citanya dulu dengan sekarang sama. 478 Peneliti : Bagaimana usaha anak anda dalam mewujudkan cita- citanya? DWT : Ya dia itu belajar sepenuhnya berusaha itu intinya, soalnya susah-susah gampang orang kayak dia itu harus berusaha semaksimal mungkin, salah satu usahanya dia kuliah ya sambil kerja kalau bisa sambil cari beasiswa S- 2. 2. Dapat mengakui kondisi diri Peneliti : Apakah pada awal mengalami kondisi tunanetra total anak anda dapat menerima kondisi fisiknya? 25 DWT : Ya kalau dulu itu masih kecil 4 tahun jadi gak ngerti waktu kecil dia ditanya apa-apa belum ngerti. Peneliti : Apakah sekarang anak anda dapat menerima kondisi fisiknya? DWT : Kalau sekarang udah menerima udah lama udah menerima lambat-laun udah gak melihatkan menerima apa adanya sekarang. Peneliti : Bagaimana peran keluarga sehingga anak anda dapat menerima kondisi fisiknya? DWT : Ya peran saya sebagai orang tua mendukung yang kegiatan positif-positif kadang malah AH yang ngasi semangat ke ibu, kadang aku masih gak menerima kalau saya. 30 3. Memiliki keinginan menjadi diri sendiri Peneliti : Pernahkah anak anda menyesali dengan kondisi dirinya? DWT : Kalau AH gak pernah menyesal apa yang terjadi udah mau disesali gimana lagi memang udah keadaannya jadi udah menerima apa adanya saat ini gak pernah menyesal, kalau awal dulu gak menyesal soalnya dia dioperasi itu karena jatuh gak bisa melihat ya udah tadinya di rumah sakit nangis-nangis terus tapi yang satunya melihat jadi dia menerima apa adanya dia masih kecil masih bisa melihat yang satunya, dia waktu awal total di Temanggung itu gak menyesal dia. 4. Tidak menginginkan kehidupan orang lain Peneliti : Pernahkan anak anda bercerita kepada ibu tentang kehidupan orang lain? DWT : Ya cerita kehidupan orang lain ceritanya ada bapak- bapak atau dosen yang udah jadi pejabat tapi dia tunanetra bisa sukses jadi menunjukkan ini ini ini ada cerita dia ngambil yang positifnya. 479 Peneliti : Pernahkan anak anda membayangkan menjadi orang lain? 35 DWT : Enggaklah membayangkan jadi apa seinget saya gak pernah ya pokoknya gini aku pengen sukses seperti bapak itu, enggak kalau membayangkan menjadi orang lain jadi dia enggak ya jadi dirinya sendiri. 480 Lampiran 12. Reduksi Wawancara Key Informan MSH REDUKSI WAWANCARA ORANG TUA Nama key informan : MSH Wawancara ke : Pertama dengan key informan Tanggal wawancara : Selasa, 24 Mei 2016 Tempat : Gunungkidul Waktu : 16.30-17.30, 19.30-20.30 A. Positif terhadap diri sendiri 1. Memiliki sikap optimis terhadap diri sendiri Peneliti : Menurut ibu apakah anak anda memiliki sikap optimis? MSH : Iya semangat sekolahnya waktu masih kecil itu belum sekolah kalau sekolah ya semangat terus di disemangati tetangga-tetangga itu jadi kuliahnya semangat. Peneliti : Bagaimana sikap anak anda pada awal mengetahui akan mengalami kondisi tunanetra total? MSH : Ya awal-awalnya itu habis tidak bisa sekolah terus ini di kamar cuma mendengarkan radio hanya dirumah tidak pernah pergi kalau malam itu gitaran di rumah Mas Bilal itu tetangga. Peneliti : Bagaimana sikap anak anda saat ini dengan kondisi sekarang? 5 MSH : Kalau sekarang ini tidak di kamar terus sudah kuliah ini kalau dirumah itu ya main ke tempat tetangga atau ke tempat simbahnya, kalau di tempat omnya sama adik perempuannya itu ya main-main terus arisan terus di kecamatan itu di kabupaten. Peneliti : Bagaimana anak anda menyikapi suatu persoalan yang membuat down atau tidak bersemangat? MSH : Kalau GR itu orangnya pendiam kalau tidak ditanya tidak pernah ngomong, tidak pernah cerita di SMA ya tidak pernah cerita di sekolah ya tidak cerita apa-apa kalau ada yang penting itu ya pastinya cerita tapi ya cuma sebentar. Peneliti : Bagaimana sekarang usaha anak anda untuk terus menjalani kehidupan? MSH : Gak seperti dulu kalau sekarang itu sudah seperti orang-orang pada umumnya ya dia usahanya kuliah belajar yang tekun pokoknya semangatnya besar. 10 Peneliti : Bagaimana anak anda menjalani kehidupan sehari- hari dengan kondisi sekarang? MSH : Kalau sekarang itu ya seringnya di kost kalau dirumah itu jarang ya mohon maaf bagaimana sehari-harinya 481 GR kalau di kampus atau kost tapi kalau di rumah sudah bisa mandiri sekarang itu mau kemana itu apa penelitian apa di Pertuni itu ya biasanya adik perempuannya itu yang nganter. Peneliti : Bagaimana cara anak anda untuk menumbuhkan sikap optimis dalam diri dengan kondisi sekarang? MSH : Ya kalau bisa optimis itu GR itu ya orang tua sama kakak-kakaknya adiknya mendukung ya guru-guru SLB terus tetangga terutama Mas Bilal terus pakdhe Barto itu yang kalau sekolah itu Pakdhe Barto yang mengarahkan nyemangati sekolah itu aja terus bisa optimis. 2. Percaya terhadap diri sendiri Peneliti : Bagaimana sikap percaya diri anak anda sebelum mengalami kondisi tunanetra total? 15 MSH : Ya anak yang percaya diri pas kelas SD sampai SMP itu. Peneliti : Bagaimana sikap percaya diri anak anda pada awal mengalami kondisi tunanetra total? MSH : Ya awal tunanetra itu agak ngedrop pokoknya tidak mau keluar dari rumah tapi kalau pergi kemana ya saya ajak atau ke arisan keluarga saya ajak atau kemana-mana saya ajak GR itu pertemuan trah itu saya ajak kemana-mana saya bawa saya ajak. Peneliti : Bagaiaman rasa percaya diri anak anda sekarang? MSH : Ya pokoknya setelah masuk kuliah itu sudah percaya diri. 20 Peneliti : Apakah ada hal yang menambah rasa percaya diri anak anda dengan kondisi sekarang? MSH : Ya mungkin dari pikirannya sendiri terus didukung sama orang tua ya sama keluarga, mbak-mbaknya itu dukung, ya GR sendiri pikirannya yasudah aku bok kalau bisa tidak usah merepotkan kayak gitu harusnya. Peneliti : Apakah anak anda sering meminta bantuan orang lain dalam kehidupan sehari-hari? MSH : Tidak pernah gimana kayak gitu, di rumah kalau mau makan ya cuma kadang masuk sendiri di anu ya nanti ya saya atau adiknya ngikuti terus ngambilkan, aslinya ya mau ambil sendiri ya mandiri Peneliti : Bagaimana cara anak anda untuk membangun rasa percaya diri dengan kondisi sekarang? 25 MSH : Ya itu tadi kalau dari pikirannya GR sendiri sama didukung mbak-mbaknya tadi sama orang tua dan keluarga. 482 3. Memiliki keyakinan positif dengan kondisi saat ini Peneliti : Bagaimana pergaulan anak anda dengan orang-orang disekitar? MSH : Kalau sama pemuda-pemuda itu pergaulannya itu jauh karena GR itu ya tidak pasti ada dirumah, kalau dulu ya masih kecil ya teman-temannya itu ya dateng kesini masih sekolah pada belajar disini pada main- main disini kadang-kadang ya tidur sini. Peneliti : Bagaimana dengan keyakinan anak anda sekarang untuk menjalani kehidupan sehari-hari? MSH : Ya kalau sekarang itu kelihatannya mantep yakin soalnya sekarang sudah biasa pergi kemana-mana itu ya yakin, kalau tidak yakin kan tidak bisa pergi kemana-mana. 30 Peneliti : Bagaimana dengan cita-cita atau harapan anak anda kedepan setelah mengalami kondisi ini? MSH : Ya kalau cerita cita-citanya itu ya yang penting itu cuma bisa bekerja bisa cari uang kalau punya keluarga biar bisa memberi makan keluarga cuma gitu.

B. Mengakui dan menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri