64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang beralamat di Jalan Colombo No. 1 Yogyakarta,
tempat tinggal subjek di Gang Guru 10 B, Gang Kuwera 3 A Mrican, dan tempat subjek melakukan aktivitas. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta memiliki fasilitas perpustakaan, gedung dan ruang kelas, sarana olahraga, tempat ibadah, kantin, laboratorium komputer
berbasis LAN, laboratorium internet, laboratorium jurusan, taman belajar, asrama mahasiswa, dan TK Pedagogia. Fakultas Ilmu Pendidikan
merupakan salah satu fakultas di Universitas Negeri Yogyakarta yang menghasilkan lulusan tenaga pendidik yaitu guru, namun dari sekian banyak
mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta terdapat mahasiswa yang memiliki kebutuhan khusus seperti mahasiswa
tunanetra total. Penelitian dilakukan selama delapan bulan, yaitu sejak November 2015 hingga Bulan Juni 2016.
2. Deskripsi Subjek Penelitian
Semua data dalam penelitian ini bersumber dari informan yang berjumlah 3 orang dan key informan yang berjumlah 5 orang. Key informan
yang dipilih merupakan teman dekat subjek dan orang tua subjek.
65 Tabel 5. Profil Mahasiswa Tunanetra Total
No. Keterangan Subjek 1
Subjek 2 Subjek 3
1. Nama
AH BP
GR 2.
Jenis kelamin Laki-laki
Laki-laki Laki-laki
3. Usia
23 23
26 4.
Pendidikan terakhir SLB SMA
SLB 5.
Alamat Depok
Depok Depok
6. Agama
Islam Islam
Islam Seluruh subjek merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta. Subjek pertama berinisial AH mengalami tunanetra total pada usia 11 tahun karena terjatuh saat sedang berlari dan
mata bagian kanan tertusuk besi pedal sepeda hingga pecah sampai lambat laun mata bagian kiri mengalami penurunan penglihatan hingga buta total.
Subjek kedua berinisial BP mengalami tunanetra total pada usia 16 tahun di sebabkan oleh trauma fisik akibat benturan kayu yang terkena pada bagian
kepala belakang, kejadian tersebut terjadi pada saat usia BP masih sekolah dasar usia 9 tahun dan ada faktor genetik dari keluarga ayah BP
kecenderungan ketika sudah tua akan mengalami penurunan penglihatan yang cukup signifikan. Subjek ketiga berinisial GR mengalami tunanetra
total pada usia 17 tahun di sebabkan oleh trauma fisik akibat terkena tendangan bola pada bagian pelipis mata kanan sehingga membuat
penglihatan GR terus menurun hingga buta total.
66 Tabel 6. Profil Key Informan
N o.
Keterangan Key
informan 1
Key informan
2 Key
informan 3
Key informan
4 Key
informan 5
1. Nama
AL AR
AN DWT
MSH 2.
Jenis Kelamin
Laki-laki Laki-laki
Laki-laki Perempuan
Perempuan 3.
Hubungan Teman
dekat Teman
dekat Teman
dekat Orang tua
Orang tua 4.
Usia 22
22 22
45 60
5. Alamat
Gunungkidul Yogyakarta Magelang Bogor
Gunungkidul
Key informan 1 adalah AL yang berusia 22 tahun, AL teman dekat AH satu kelas di Universitas Negeri Yogyakarta. Key informan 2 adalah AR
yang berusia 22 tahun, AR adalah sahabat BP karena tergabung dalam satu group band musik dan teman satu kelas di Universitas Negeri Yogyakarta.
Key informan 3 adalah AN yang berusia 22 tahun, AN merupakan teman dekat GR karena satu pengurus dalam komunitas disabilitas dan teman satu
kelas di Universitas Negeri Yogyakarta. Key informan 4 adalah DWT yang berusia 45 tahun, DWT merupakan ibu dari AH. Subjek menyampaikan
bahwa sering bercerita kepada ibu tentang berbagai hal. Key informan 5 adalah MSH yang berusia 60 tahun, MSH merupakan ibu dari GR.
Berikut deskripsi profil subjek berdasarkan hasil wawancara dan pengamanatan yang dilakukan oleh peneliti.
a. Subjek AH AH adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta yang sedang mengerjakan tugas akhir skripsi. Saat ini AH tinggal di kost daerah Caturtunggal. AH merupakan anak pertama
dari dua bersaudara. Ayah AH meninggal saat AH berusia 9 tahun, dan ibu AH memilih untuk tidak menikah kembali membesarkan kedua anak.
67 Sejak sekolah dasar AH telah disekolahkan di asrama sehingga membuat
AH terlatih untuk mandiri. AH orang yang taat dalam agama, AH sering sholat berjamaah di masjid dan aktif dalam mengikuti pengajian. AH
merupakan salah satu pendiri sekaligus personil dalam group band di kampus dan sering mendapatkan panggilan untuk mengisi kegiatan
kampus seperti OSPEK. Selain itu AH juga aktif dalam pengurus komunitas disabilitas di kampus dan mengikuti organisasi tunanetra
Daerah Sleman. AH merupakan orang yang mudah bergaul sehingga membuat AH memiliki banyak teman di kampus maupun luar kampus.
Dalam bergaul AH lebih sering banyak berbicara dan aktif. Keseharian AH sering mendengarkan ceramah, buku-buku motivasi, kisah orang
sukses yang memiliki kedisabilitasan melalui laptop, setiap hari AH memiliki agenda mendengarkan hal tersebut untuk selalu memotivasi
diri. AH juga mengaku orang yang perasa sekali, sehingga apa bila ada orang yang meremehkan kemampuan akan marah dengan wujud
menjadikan marah tersebut untuk membuktikan bahwa dia bisa melakukan hal yang diremehkan orang lain.
AH mengalami kecelakaan pada saat usia 4 tahun. Mata bagian kanan AH tertusuk besi pedal sepeda hingga pecah sehingga mata bagian
kanan harus diangkat. AH ketakutan apa bila tidak dapat melihat kembali. AH selalu menangis apabila teringat akan menjadi buta total.
AH takut jika gelap bagaimana melakukan aktivitas sehari-hari. AH juga sering diejek oleh teman-teman sehingga membuat tidak percaya diri. 3
68 tahun kemudian setelah mata bagian kanan AH dioperasi mata bagian
kiri AH muncul bintik hitam dan penglihatan AH semakin menurun. Mata bagian kiri AH tidak dilakukan penanganan medis karena pada
waktu itu dokter menyarankan untuk mengoperasi tetapi dengan biaya 200 juta membuat keluarga AH tidak mengambil tindakan operasi. Akhir
lambat laun terus mengalami penurunan penglihatan hingga buta total. AH mengalami tunanetra total sejak usia 11 tahun. Waktu awal
mengalami tunanetra total AH tidak menerima kondisi diri, merasa berbeda dengan teman-teman, tidak percaya diri, merasa tidak berharga
sampai AH pernah mengisolirkan diri dirumah di dalam kamar karena merasa disepelekan dan tidak dianggap oleh lingkungan. AH
memerlukan waktu 1 tahun untuk dapat menerima keadaan tunanetra total. Selama proses menerima keadaan diri hingga sekarang orang tua
AH selalu memberikan dukungan dengan memfasilitasi segala yang dibutuhkan AH dan selalu memotivasi, selain itu AH juga sering
mendengarkan buku-buku motivasi, ceramah, dan kisah orang sukses yang memiliki keterbatasan untuk dapat membantu AH menerima
keadaan diri. b. Subjek BP
BP adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta tingkat akhir. Saat ini BP tinggal di kost daerah
Caturtunggal. BP merupakan anak pertama dari dua persaudara. Kedua orang tua BP berpisah dan sudah menikah sendiri saat BP memasuki
69 bangku kuliah. Walaupun sudah berpisah tetepi kedua orang tua BP
masih memberikan dukungan sampai sekarang, hal tersebut terlihat dari ayah BP yang masih membiayai kuliah BP dan ibu BP yang terus
memberikan semangat dan motivasi kepada BP. BP memiliki minat dalam bidang seni seperti penulisan puisi, baca puisi dan bermain
keyboard. Minat penulisan puisi dan baca puisi BP disalurkan dalam kegiatan perlombaan di UNY dan pernah mendapatkan juara 2 tingkat
fakultas dalam penulisan puisi serta juara 1 tingkat UNY dalam baca puisi tahun 2014 dan tahun 2016 pada bidang yang sama untuk mewakili
UNY pada tingkat Provinsi DIY, untuk minat dalam bermain keyboard disalurkan pada group band yang didirikan bersama AH di kampus. BP
juga mengikuti seleksi POPARNAS Pekan Olahraga Paralympic Nasional cabang olahraga ping pong. Selain itu BP menjadi pengurus
dalam organisasi tunanetra Daerah Sleman. BP merupakan orang yang supel dan sangat welcome dengan orang baru sehingga BP memiliki
banyak teman di kampus maupun diluar kampus. Keseharian BP di kost adalah berlatih keyboard dan mendengarkan TV, BP melakukan latihan
rutin ping pong untuk dapat lolos dalam seleksi POPARNAS Pekan Olahraga Paralympic Nasional, aktif dalam organisasi tunanetra Daerah
Sleman, serta sedang mempersiapkan untuk mewakili UNY pada tingkat Provinsi DIY dalam lomba baca puisi. Namun dibalik kegiatan yang
banyak BP adalah orang yang mudah tertidur.
70 Trauma fisik yang dialami BP sewaktu kecil hingga
mengakibatkan menjadi buta total tidak menghambat dalam berprestasi. Kejadian trauma fisik tersebut terjadi ketika BP berkelahi saat kelas 3 SD
usia 9 tahun dengan teman sekelas dan terpukul kayu pijakan bangku meja sekolah pada bagian syaraf opsivital kepala belakang hingga
membuat pingsan. Kejadian yang dialami BP tidak diceritakan kepada orang tua karena menurut BP tidak ada masalah setelah kejadian tersebut,
tapi setelah kurang lebih 2 bulan BP merasa ada masalah pada penglihatan dan kurang lebih 4 bulan setelah kejadian terjadi orang tua
BP mengetahui BP membaca dengan jarak tidak wajar sehingga membawa BP ke dokter untuk diperiksa dan hasil analisis dokter
mengatakan BP mengalami masalah pada bagian retina dan sudah diprediksi akan mengalami buta total pada usia 20 tahun. Namun,
kenyataan BP mengalami buta total pada usia 16 tahun, 4 tahun lebih cepat dari prediksi dokter dan hal itu yang menyebabkan BP merasa
kecewa karena terjadi buta total pada saat SMA dimana masa itu adalah remaja mencari jati diri.
Keadaan buta total yang dialami BP pada usia 16 tahun membuat BP merasa kurang menerima tapi BP sudah mengetahui akan
menjadi tunanetra total sehingga BP merasa lebih siap dibandingkan teman-teman tunanetra yang belum mengetahui akan menjadi tunanetra
total. Awal mengalami tunanetra total BP lebih diam dan merasa kecewa karena proses menjadi buta total terlalu cepat diluar prediksi dokter, dan
71 BP memerlukan waktu untuk dapat menerima hal tersebut dengan cara
belajar kepada temam-teman tunanetra total yang dulu dapat melihat secara normal. Dukungan orang tua dan keyakinan yang dimiliki BP
bahwa Allah SWT tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan menjadi modal utama BP untuk dapat bangkit kembali dari kondisi awal
tunanetra buta toal. c. Subjek GR
GR adalah mahasiswa bidikmisi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogykarta tingkat akhir yang sedang mengerjakan
tugas akhir skripsi. GR tinggal satu kost bersama BP di daerah Caturtunggal. GR adalah anak keempat dari lima bersaudara. GR adalah
orang yang pendiam sejak kecil, jarang bercerita jika tidak ada orang lain yang bertanya. GR sering masuk ranking 3 besar selama di SD dan saat
SMP beberapa kali menjadi wakil untuk mengikuti seleksi olimpiade matematika. GR juga pernah juara 1 olimpiade matematika tingkat
nasional saat di SLB tingkat SMA untuk peserta berkebutuhan khusus. GR adalah orang yang tidak suka menonjolkan diri, meskipun dia tahu
dan bisa. Ayah GR telah meninggal pada Bulan Mei lalu. GR juga aktif dalam beberapa organisasi di kampus seperti organisasi jurnalistik,
organisasi keagamaan, dan organisasi tunanetra Daerah Sleman. GR memiliki minat dan kelebihan dibidang IT dibandingkan dengan teman-
teman tunanetra yang lain. Tahun ini GR juga mengikuti seleksi POPARNAS Pekan Olahraga Paralympic Nasional cabang olahraga
72 goal ball. Keseharian GR di kost mendengarkan pengajian, mengotak-
atik laptop, dan mengerjakan skripsi. GR orang yang pendiam dalam bergaul dan lebih banyak mendengarkan.
Sebelum mengalami tunanetra total GR memiliki hobi bermain sepak bola, namun semenjak GR mengalami tunanetra total hobi tersebut
sudah tidak lagi dilakukan. Penyebab tunanetra total GR terjadi saat kelas 1 SMA GR sedang mengikuti liga sepak bola antar kelas disekolah dan
masuk final. Dalam pertandingan final GR terkena tendangan bola yang keras dari lawan yang posisi berada di samping kanan GR sehingga
tendangan tersebut mengenai pelipis mata bagian kanan hingga membuat GR pusing. Kejadian tersebut tidak diceritakan kepada orang tua GR
karena merasa tidak ada masalah setelah kejadian tersebut. GR baru merasakan ada penurunan penglihatan pada mata bagian kanan seperti
kabur pandangan setelah 6 bulan kejadian. Kemudian GR memeriksakan ke Puskesmas dan oleh dokter di diagnosis mengalami gangguan refragsi
sehingga harus dirujuk ke rumah sakit di Wonosari dan hasil pemeriksaan dokter di diagnosis mengalami ablasi retina sehingga harus dirujuk lagi
ke rumah sakit di Yogyakarta. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, GR mengalami ablasi
retina lepas retina dari dinding bola mata dan harus segera di operasi jika tidak akan menjadi buta. Sedangkan mata bagian kiri baru
mengalami sobek sehingga mencoba mempertahankan mata bagian kiri terlebih dahulu dengan di laser. Kemudian untuk mata bagian kanan di
73 lakukan operasi. Selama pasca operasi GR harus melakukan rawat jalan
2 minggu sekali dan setelah 2 bulan pasca operasi saat melakukan rawat jalan dokter menyampaikan permintaan maaf jika opersai yang dilakukan
gagal karena tumbuh jaringan baru yang menarik retina sehingga lepas kembali hal itu sesebabkan GR sedang dalam masa pertumbuhan. Jalan
terakhir adalah dilakukan operasi kembali, namun karena biaya operasi yang mahal membuat GR tidak di operasi kembali hingga mata bagain
kanan terus mengalami penurunan dan mata bagian kiri juga mengalami hal yang sama hingga GR menjadi tunanetra total pada usia 17 tahun.
GR menyampaikan bahwa dia tidak mengetahui bila akan menjadi tunanetra total. Keadaan GR pada awal mengamali tunanetra
total memiliki prasangka dikasihani orang lain sehingga membuat minder, merasa tidak dianggap, menarik diri dari lingkungan,
menyalahkan diri sendiri dan orang yang menendang bola, mudah teringgung, tidak mengakui kalau tunanetra total, marah kepada Tuhan,
sempat berpikir bunuh diri. GR juga menyampaikan selama 1 tahun berada di rumah tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Bahkan hingga
sekarang GR masih terus belajar, selama 9 tahun GR terus berproses dengan banyak pengalaman yang di dapat membuat GR membangun
pikiran positif dan dukungan dari orang tua menjadikan GR dapat menerima keadaan diri sekarang.
74
3. Penerimaan Diri Mahasiswa Tunanetra total