Melatih dan Pelaksanaan Pendidikan Kecerdasan Emosional

kue. Patiseri berasal dari Bahasa Perancis yaitu pattiserie yang berarti kue- kue. Oleh karena itu, patiseri dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang seluk-beluk kue baik kue kontinental, oriental maupun Indonesia mulai dari persiapan, pengolahan sampai penyajiannya Sis Cartika, 1998: 2. Saat ini patiseri dipelajari sebagai suatu ilmu dan seni dalam mengolah dan menyajikan berbagai macam kue baik kue-kue tradisional maupun modern. Kue dapat disajikan dalam berbagai kesempatan, selain memberikan rasa kenyang, kue juga berfungsi sebagai dekorasi ataupun hiasan. Mata pelajaran Patiseri merupakan mata pelajaran produktif. Mata pelajaran Patiseri di SMK Negeri 3 Sukoharjo termasuk ke dalam mata pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran ini hanya diberikan pada siswa kelas XI jurusan tata boga. Pelaksanaan mata pelajaran patiseri ini bertujuan untuk memberi bekal bagi siswa kelas XI dalam rangka pelaksanaan program sekolah yaitu praktik industri, dimana siswa yang sebelum melakukan kegiatan praktik industri diharapkan memiliki bekal kemampuan soft skill sehingga kelak dapat menunjang karir siswa. Maka dari itu, kemampuan soft skill siswa perlu lebih banyak lagi diintegrasikan atau disampaikan didalam mata pelajaran ini. Kompetensi yang diharapkan dapat dicapai siswa setelah menempuh mata pelajaran ini pada dasarnya adalah siswa mampu membuat produk-produk makanan kecil yang dibuat untuk penyerta minum teh atau sekedar camilan Siti Hamidah, 1996: 1. Mata pelajaran ini diutamakan untuk produk patiseri kontinental yang meliputi negara- negara Eropa, Amerika, dan Inggris karena produk patiseri memiliki banyak ragamnya dan setiap negara memiliki keunikan masing-masing. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah materi pelajaran patiseri SMK kelas XI yaitu mengenai ”patiseri kontinental”. Standar kompetensinya yaitu ”mengolah kue pastry kontinental”. Salah satu materi tersebut adalah ”membuat cake, gateaux, dan torten”. Dasar kompetensi ini adalah: Tabel 1. Dasar Kompetensi Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Mengolah kue pastry kontinental 2.1 Menguraikan pengertian kue kontinental 2.2 membuat bahan pengisi dan bahan penutup kue dari butter cream, royal icing dan coklat 2.3 membuat cake, gateaux, dan torten 2.4 membuat produk kue patiseri dari adonan cair 2.5 membuat produk kue patiseri dari adonan padat 2.6 menggunakan peralatan untuk pengolahan kue kontinental 2.7 menata dan menyajikan aneka kue, pastry kontinental Sumber: SMK Negeri 3 Sukoharjo 2010

4. Model Pembelajaran Team Games Tournament TGT

a. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Etin Solihatin dan Raharjo 2008: 4, cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih, dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok. Posamentier 1999: 12 secara sederhana mengungkapkan cooperative learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan siswa bekerja sama didalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar. Pembelajaran kooperatif didasarkan pada gagasan atau pemikiran bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap aktifitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka sendiri. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang menganut paham konstruktifisme. Anita Lie 2010: 31 menyebutkan ada lima unsur model pembelajaran cooperative learning yang harus diterapkan yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok. Menurut Robert E. Slavin 2008: 33, tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Pembelajaran kooperatif bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang ditujukan untuk meningkatkan pencapaian