Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran antara lain kemampuan guru dalam menggunakan metode. Metode merupakan bagian dari strategi pembelajaran yang dipengaruhi oleh tujuan yang hendak dicapai, kemampuan pendidik, kebutuhan peserta didik, isi atau materi pendidikan Sumitro dkk, 2006: 77. Semakin baik dan semakin tepat guna suatu metode yang merupakan bagian dari suatu strategi, maka akan semakin efektif pula pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sehingga hasil belajar siswa lebih baik. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa, efektivitas adalah usaha atau tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat dan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Efektivitas dalam penelitian ini diwujudkan dalam bentuk skor yang diperoleh dari tes prestasi belajar mata pelajaran patiseri dan skor kemampuan soft skill dalam mata pelajaran patiseri. Efektivitas dari penggunaan model pembelajaran TGT dalam mengintegrasikan aspek soft skill pada mata pelajaran patiseri dapat dilihat dari tingkat prestasi belajar dan tingkat pencapaian kemampuan soft skill siswa. Apabila tingkat prestasi belajar dan kemampuan soft skill siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT lebih tinggi dari yang tidak menggunakan TGT, maka dikatakan efektif.

2. Kecerdasan Emosional Soft Skill

Soft skill adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan EQ Emotional Intelligence Quotient atau Emotional Intelligence seseorang, kumpulan karakter kepribadian, rahmat sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain. Soft melengkapi keterampilan keras atau hard bagian dari IQ seseorang, yang merupakan persyaratan pekerjaan serta banyak kegiatan lainnya http:en.wikipedia.orgwikiSoft_skills. Kecerdasan emosional merupakan gabungan dari 2 kata yaitu emosi dan kecerdasan yang keduanya memiliki makna masing-masing.

a. Pengertian Emosi

Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-“ untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi Daniel Goleman, 2004: 7. Emosi merupakan suatu perasaan dari pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Menurut Robert K. Cooper dan Anyman Sawaf 2001: xii-xiii, kata emotion bisa didefinisikan dengan gerakan movement, baik secara metaforis maupun literal; kata emotion adalah kata yang menunjukkan gerak perasaan. Maka dari itu, kecerdasan emosionallah yang lebih memotivasi seseorang untuk mencari potensinya sendiri; untuk mencapai tujuan unik seseorang yang mengaktifkan nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi yang paling dalam dari apa yang kita pikirkan what we think about. Menurut Sugihartono, dkk 2007: 20-21, emosi memberi warna pada perilaku manusia sehari-hari. Melalui emosi manusia bisa merasakan senang, sedih, cemburu, cinta, aman, takut, semangat dan sebagainya. Emosi berperan dalam mempercepat maupun memperlambat proses pembelajaran. Emosi juga membantu proses pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan. Berbagai penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara emosi dan struktur otak manusia. Kemudian menurut Dorothy 2007: 31-32, faktor-faktor pertumbuhan emosi antara lain: 1 fisik, dimulai sejak bayi usia empat bulan melihat sebuah mainan dan melambai-lambaikan kedua tangannya ke arah mainan tersebut; 2 mental, dimulai sejak usia delapan belas bulan, anak tersebut memiliki perbendaharaan kira-kira sepuluh kata dan mengucapkan kata-kata yang paling sering didengarnya; 3 emosional, ketika anak berusia lima tahun dan dia memandang ibunya sebagai pusat dunianya. Daniel Goleman 2004: 411-412 memiliki daftar emosi yang relatif lengkap dan representatif. Daftar emosi tersebut adalah: