Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis kenaikan prestasi belajar pada kelompok eksperimen dan kontrol, terlihat bahwa uji t-test antara selisih pre-test dan post-test prestasi belajar memiliki nilai t-test 4.561 dan P 0.000 0.005. Nilai t-test P, maka kedua rerata berbeda signifikan. Jadi hipotesis menyatakan bahwa ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara pembelajaran patiseri yang menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament dengan pembelajaran patiseri dengan menggunakan metode ceramah pada siswa Tata Boga di SMK Negeri 3 Sukoharjo, diterima.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Team Games Tournament Banyak model pembelajaran yang menarik dan tidak sedikit pula yang tidak menarik. Salah satu model pembelajaran yang menarik perhatian siswa untuk aktif dalam proses belajar serta dapat mengintegrasikan kemampuan soft skill terutama interpersonal intelligence adalah model pembelajaran Team Games Tournament. Pembelajaran dengan model Team Games Tournament menjadikan siswa memahami garis-garis besar materi yang akan diajarkan. Penerapan model ini, dapat mengurangi kesulitan siswa dalam belajar dan membantu mengidentifikasi substansi materi sehingga materi pembelajaran lebih mudah diingat oleh siswa. Semakin aktifnya siswa pada alur pembelajaran Team Games Tournament ini maka semakin meningkat pula prestasi dan kemampuan soft skill terutama aspek interpersonal intelligence. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament ini akan mengharuskan siswa untuk bekerja sama dalam berkompetisi dengan siswa lain. Siswa akan aktif dalam belajar karena secara berkala mereka diberikan perlombaan dengan siswa yang lain, jadi secara tidak langsung siswa juga akan terlatih berinteraksi dengan siswa lain. Ketika perlombaan antar siswa dalam bentuk games berlangsung, siswa akan saling bersaing untuk memenangkan kelompoknya dengan cara menjawab soal-soal yang diberikan guru. Oleh karena itu, saat pelajaran berlangsung siswa harus aktif mengikuti proses pembelajaran. Model pembelajaran Team Games Tournament adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang meliputi komponen penyajian kelas, kelompok team, games, tournament, dan team recognized. Pada pelaksanaan penelitian ini didalam komponen pembelajaran diberi perlakuan diskusi dan presentasi. Hal ini dikarenakan pada proses diskusi dan presentasi banyak melatih kemampuan interpersonal intelligence siswa. Pada penelitian ini kelompok yang menyandang gelar ”good team” adalah kelompok 3 dengan skor 35, kelompok yang mendapatkan gelar ”great team” adalah kelompok 8 dengan skor 40 dan kelompok yang mendapatkan gelar ”super team” adalah kelompok 5 dengan skor 53. 2. Peningkatan Kemampuan Soft Skill Siswa Proses pembelajaran dengan model Team Games Tournament memiliki perbedaan yang mendasar dengan metode ceramah. Model pembelajaran Team Games Tournament merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu mengintegrasikan kemampuan soft skill terutama kemampuan interpersonal intelligence. Hal ini terbukti adanya perbedaan yang signifikan pada kemampuan soft skill siswa dalam mengikuti kedua metode tersebut, melalui hasil uji beda dengan t-test 4.561 dan P 0.000 0.005. Pada kelas kontrol rerata skor kuesioner adalah 58.97, sedangkan pada kelas eksperimen rerata skor kuesionernya adalah 65.21. Data hasil observasi juga menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen memiliki kemampuan soft skill lebih tinggi jika dibanding dengan kelas kontrol. Berdasarkan pengamatan pada kelas kontrol prosentase siswa yang memiliki kemampuan soft skill sebanyak 51.14, sedangkan pada kelas eksperimen prosentase siswa yang memiliki kemampuan soft skill sebanyak 74.63. Pada kelas kontrol prosentase siswa yang memiliki kemampuan pada aspek social sensitifity adalah 52.80, aspek social insight sebanyak 48.05 dan aspek social communication sebanyak 52.56. Pada kelas eksperimen prosentase siswa yang memiliki kemampuan pada aspek social sensitifity adalah 73.17, aspek social insight sebanyak 70.26 dan aspek social communication sebanyak 80.46. Model pembelajaran konvensional ternyata kurang mampu meningkatkan kemampuan soft skill siswa terutama kemampuan interpersonal intelligence secara maksimal. Hal ini dikarenakan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran satu arah cenderung individualis dan pemalu. Sedangkan apabila menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament siswa diharuskan untuk bekerja secara berkelompok dan berinteraksi dengan orang lain sehingga lebih banyak melatih kemampuan soft skill siswa terutama aspek interpersonal intelligence siswa. Hal ini mengakibatkan pengintegrasian soft skill terutama aspek interpersonal intelligence dapat berjalan lebih efektif. 3. Peningkatan Prestasi Belajar Data prestasi belajar pre-test kelompok eksperimen pada siswa Tata Boga SMK Negeri 3 Sukoharjo memiliki rerata 6.79 dan nilai post- test nya memiliki rerata 7.70. Pada kelompok kontrol, data prestasi belajar pre-test pada siswa Tata Boga SMK Negeri 3 Sukoharjo memiliki rerata 6.59 dan nilai post-testnya memiliki rerata 6.71. Kelas eksperimen mengalami kenaikan prestasi belajar dengan rerata 0.91 sedangkan rerata kenaikan prestasi belajar kelas kontrol sebesar 0.12. Uji t antara kenaikan prestasi belajar kelas ekperimen dan kontrol menghasilkan t-test 4.561 dan P 0.000 0.005. Nilai t-test P yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok tersebut. Peningkatan prestasi belajar pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan model pembelajaran Team Games Tournament lebih efektif daripada kelompok yang diberi perlakuan metode konvensional ceramah. Model pembelajaran konvensional ternyata kurang dapat meningkatkan prestasi belajar secara signifikan, hal ini disebabkan adanya