Pembelajaran Patiseri Deskripsi Teoritis
learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama
dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok. Posamentier 1999: 12 secara sederhana mengungkapkan
cooperative learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan
beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas. Model pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan siswa bekerja sama didalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain
dalam belajar. Pembelajaran kooperatif didasarkan pada gagasan atau pemikiran bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan
bertanggung jawab terhadap aktifitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka sendiri. Pembelajaran kooperatif merupakan salah
satu model pembelajaran yang menganut paham konstruktifisme. Anita Lie 2010: 31 menyebutkan ada lima unsur model pembelajaran
cooperative learning yang harus diterapkan yaitu saling
ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.
Menurut Robert E. Slavin 2008: 33, tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para
siswa pengetahuan, konsep, kemampuan dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan
memberikan kontribusi. Pembelajaran kooperatif bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang ditujukan untuk meningkatkan pencapaian
prestasi siswa, ini juga merupakan cara untuk menciptakan keceriaan, lingkungan yang pro-sosial dalam kelas, yang merupakan salah satu
manfaat penting untuk memperluas perkembangan interpersonal dan keefektifan. Kemudian menurut Muhammad Nur 2005: 1, model
pembelajaran kooperatif dapat memotivasi seluruh siswa, memanfaatkan seluruh energi siswa, saling mengambil tanggung
jawab. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan
masalah yang kompleks. Menurut Anita Lie 2010: 41, ciri yang paling menonjol dalam
cooperative learning adalah kelompok heterogenitas bisa dibentuk
dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang sosio- ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis. Kelompok
pembelajaran cooperative learning biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan
sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang. Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe yang dapat
diterapkan dalam berbagai pembelajaran. Robert E. Slavin 2008: 11 menyebutkan lima model pembelajaran tim siswa yang telah
dikembangkan dan diteliti secara luas, terdapat tiga model pembelajaran kooperatif umum yang cocok untuk hampir seluruh mata
pelajaran dan tingkat kelas yaitu Students Team Achievement Division STAD, Team Games Tournament
TGT dan Jigsaw. Dua yang lain
merupakan kurikulum komprehensif yang dirancang untuk digunakan pada mata pelajaran tertentu pada tingkat kelas tertentu yaitu
Cooperative Reading Composition CIRC untuk pengajaran membaca
dan menulis di kelas II-VIII dan Team Accelerated Instruction TAI untuk matematika pada kelas III-VI. Model-model ini seluruhnya
menerapkan penghargaan tim, tanggung jawab individual dan kesempatan yang sama untuk berhasil, namun dilakukan dengan cara-
cara yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa Cooperative Learning atau bisa
disebut dengan pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan minat belajar,
perhatian, kemampuan interpersonal dan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran ini dapat mendorong siswa untuk saling membantu antar
teman kelompok dan menciptakan suasana belajar yang kondusif, aktif dan penuh kegembiraan dalam memecahkan suatu masalah. Salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan pendidikan soft skill serta dapat diaplikasikan kedalam berbagai mata
pelajaran dan berbagai tingkatan kelas adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT.