Model Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Team Games Tournament TGT

merupakan kurikulum komprehensif yang dirancang untuk digunakan pada mata pelajaran tertentu pada tingkat kelas tertentu yaitu Cooperative Reading Composition CIRC untuk pengajaran membaca dan menulis di kelas II-VIII dan Team Accelerated Instruction TAI untuk matematika pada kelas III-VI. Model-model ini seluruhnya menerapkan penghargaan tim, tanggung jawab individual dan kesempatan yang sama untuk berhasil, namun dilakukan dengan cara- cara yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa Cooperative Learning atau bisa disebut dengan pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan minat belajar, perhatian, kemampuan interpersonal dan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran ini dapat mendorong siswa untuk saling membantu antar teman kelompok dan menciptakan suasana belajar yang kondusif, aktif dan penuh kegembiraan dalam memecahkan suatu masalah. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan pendidikan soft skill serta dapat diaplikasikan kedalam berbagai mata pelajaran dan berbagai tingkatan kelas adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT.

b. Model Pembelajaran kooperatif Team Games Tournament TGT

Robert E. Slavin 2008: 13 mengungkapkan bahwa model pembelajaran Team Games Tournament TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mula-mula dikembangkan oleh David De Vries dan Keets Edwards. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran pertama dari John Hopkins. Model pembelajaran ini menggunakan pelajaran yang disampaikan guru dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD, akan tetapi menggantikan kuis dengan turnamen mingguan, dimana siswa memainkan games akademik dengan anggota tim yang lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Robert E. Slavin 2008: 166 menyebutkan ada beberapa komponen dalam melakukan pembelajaran model TGT ini, komponen tersebut meliputi: 1 Penyajian kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau ceramah maupun dengan diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat games . Skor games akan menentukan skor kelompok. 2 Kelompok team Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games. 3 Games Games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk tournament mingguan. 4 Tournament Biasanya tournament dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Tournament pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja tournament. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya. 5 Team recognize penghargaan kelompok Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Tim mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team ” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT ini memiliki komponen pembelajaran yang hampir sama dengan tipe STAD, akan tetapi model TGT menggunakan games tournament yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik. Model TGT ini lebih menyenangkan siswa jika dibanding dengan model pembelajaran lainnya yang bisa diaplikasikan kedalam berbagai mata pelajaran dan berbagai tingkatan kelas. Penggunaan model ini diharapkan membuat siswa lebih termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar dan melatih kemampuan interpersonal siswa. Maka dari itu, tujuan pembelajaran ini akan lebih tercapai apabila menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament TGT.

5. Prestasi Belajar

Istilah hasil belajar berasal dari Bahasa Belanda ”Prestatie”, dalam Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Bloom yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto 2006: 205, prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Adanya latar belakang siswa sangat dipengaruhi oleh hasil belajarnya yang berupa pengetahuan awal prasyarat untuk belajar. Penentuan hasil belajar dapat diukur dengan penilaian. Penilaian disini adalah suatu proses memberikan atau menentukan nilai pada objek tertentu